Chapter.07

667 140 24
                                    

Yeonjun meregangkan tubuhnya setelah terbangun dari tidur. Semalam tidurnya nyaman sekali, sepertinya akibat dari kelelahan berjalan jalan di bonbin. Sejujurnya, Yeonjun adalah tipikal manusia yang lebih baik menghabiskan waktu di kamar seharian daripada harus berjalan jalan jauh. 

Tapi karena kemarin teman-temannya mengajak dan sayang jika ia tidak ikut dia akhirnya ikut. Dan berujung kelelahan karena jarang sekali dia pergi pergi. 

Saat melihat ke bawah, Yeonjun tidak melihat Hyunjin maupun Jeno. Yeonjun hanya dapat melihat Yeji yang masih tertidur di balik selimut merah muda gadis itu. 

Memeriksa jam di dinding, Yeonjun menghembuskan nafas karena hari sudah siang. Pantas saja Hyunjin dan Jeno tidak ada. Biasanya yang akan menempati asrama di siang hari hanya Yeonjun, sekarang mungkin bertambah karena kehadiran Yeji. 

Setelah mandi untuk menyegarkan diri, Yeonjun duduk di kursi dan mendapati sebuah makanan di atas meja. Ada surat di bawahnya. Tentu saja Yeonjun tergerak untuk membaca surat itu. 

Ini buat kalian sarapan. –Hj 

“Ah, seperti biasanya. Hwang hyunjin emang tidak pernah mengecewakan.” 

Yeonjun bangkit untuk membangunkan Yeji. “Jam berapa ini?” tanya Yeji di tengah kesadarannya. 

“Satu, udah jam satu siang. Makan dulu ji.” Katanya pelan. Yeonjun turun dan kembali ke meja saat dirasa Yeji sudah sadar. 

Karena setelahnya gadis itu bangkit. Merapikan selimutnya dan turun dari atas. 

Saat Yeji masuk kamar mandi, Yeonjun menyiapkan sarapan untuk Yeji. Sebenarnya, di waktu seperti ini bukan lagi sarapan. Mereka sudah masuk ke waktu makan siang. 

“Makan apa? Lo yang beli makannya?” tanya Yeji setelah keluar dari kamar mandi dan duduk di samping Yeonjun. 

“Kayanya sih hyunjin yang beli, ditinggalin spaghetti, tapi udah dingin.” Yeji mengangguk, menerima spaghetti yang digeser Yeonjun ke depannya. 

“Kalo lo masih laper kita nyari makan ke luar. Gue kayanya ga cukup makan ini doang.” 

Yeji tertawa. Tapi mengangguk menyetujui ucapan Yeonjun. “Gue juga ga bisa nih makan ini doang.” 

Mereka menghabiskan makan dalam diam. Yeji tidak biasa makan sambil berbicara dan Yeonjun terlalu malas untuk mencari topik. Jadi hanya keheningan yang ada di sana hingga keduanya selesai makan. 

Yeonjun mengumpulkan bekas makannya menjadi satu sebelum kemudian membuangnya. Pemuda Choi itu kembali duduk di samping Yeji. 

“Lo kemarin sama hyunjin kemana?” tanya Yeonjun. 

“Ke taman, padahal niat gue mau nyari temen cewe. Malah jadi sibuk nikmatin taman. Sejuk banget diem di sana.” 

Yeonjun mengangguk setuju. “Emang. Gue juga suka udaranya. Tapi gue jarang keluar.” 

Yeji tertawa. “Mager amat.” 

“Soalnya enakan di kamar ji, gue bisa seharian tidur di kamar kalo gue mau.” 

“Emang ga pusing apa tidur lama banget?” Yeonjun menggeleng pelan. “Kalo Jeno bisa tidur lama karena sebelumnya ga tidur semaleman. Gue beneran bisa tidur sampe 20 jam.” 

“Udah gila.” Yeji menggeleng tidak percaya. Dan menatap Yeonjun takjub. “Stres lo emangnya? Ibu bilang orang kalo banyak tidur biasanya banyak pikiran.” 

Yeonjun tertawa renyah. Tidak setuju tapi juga tidak menyangkal ucapan Yeji. 

“Beberapa orang emang milih tidur buat lupain masalah. Hyunjin biasanya gitu kalo dia abis ditelfon bokapnya. Tapi gue mah ngga Ji. Emang mager aja, jadi suka tidur.” 

BERMUDA TRIANGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang