Mengingat pembicaraannya dengan Yeji tempo hari, Jeno baru sadar kalau dia belum sempat bertukar pesan kembali dengan ayahnya. Maka dari itu, kali ini dia memutuskan untuk mengirimi ayahnya pesan lebih dulu.
Karena selama ini selalu ayahnya yang lebih dulu bertanya kabar Jeno. Jeno hanya ingin berterima kasih, meskipun dia tau sedikit sulit mengatakan itu sebagai laki-laki pada seorang ayah.
Rasanya sedikit gengsi, dan jadi canggung.
Hampir dua puluh menit hanya memandangi ruang obrolan bersama ayahnya, Jeno akhirnya memberanikan diri mengetik pesan.
Memang perlu mengumpulkan niat dulu. Padahal hanya ingin bertanya kabar.
Papa
Papa?
Jeno terkesiap saat papanya membaca pesan itu dalam hitungan detik. Sungguh tidak terduga bahwa responnya akan secepat ini.
Seperti papanya sedang menunggu pesan dari dia. Padahal, bisa saja papanya itu tidak sengaja membuka ruang obrolan kan?
Kenapa nak?
Ada yang kamu butuhkan?
Ngga pa,
Aku cuma mau nanya kabar papa
Sebenernya,
Papa lagi stress banget sekarang
Tapi pesan dari kamu ngasih papa energi
Papa lagi sibuk apa emg?
Biasalah, ngurusin perusahaan
Kamu masih betah di sana?
Ga mau pulang aja?
Papa kesepian ya gaada aku?
Ngga juga sih,
O aja ya pa
Btw, congrats
Makasih ya anak papa
Maaf karena papa ga ngasih tau kamu langsung
Jeno tersenyum tanpa ayahnya ketahui. Jeno merasa bahagia hanya dengan bertukar pesan seperti ini.
Papa
Iya nak?
Sehat sehat terus pa
Jangan sakit
Laki laki berusia empat puluhan itu tersenyum senang. Tidak menyangka membaca pesan anaknya akan memberi dia semangat seperti ini.
Jeno juga sehat sehat ya di sana
Nanti papa jenguk kalau Jeno mau
Jangan lupa kabarin papa kalau kamu mau ambil kelulusan
Iya
Jeno sayang papa
Ayahnya tidak membalas, melainkan mengirimkan sebuah foto. Jeno yakin itu bukan foto yang baru diambil karena papanya bilang sedang sibuk. Dan tidak mungkin papa yang sedang sibuk mempunyai waktu untuk berfoto di halaman rumah.
Terlebih, foto itu menunjukkan foto ayahnya bersama seorang perempuan. Jeno ingin tertawa melihat betapa kekanakannya orang tua di dalam foto tersebut yang bergaya membentuk pose hati. Tapi Jeno merasa lega melihat senyum lebar milik ayahnya.
