"Melupakan adalah seni menyakitkan yang harus kujalani" -Marsel.
-----------------
- Langsung ke cerita aja.. :)
~~ Typo banyak kayaknya, dimohon maklum karena yang mengetik hanya manusia biasa... Yang tak sempurna dan kadang salah... sksksk jadi nyanyi kan... Ya udah HAPPY READING KAKAK-KAKAK🍁----
Ceisya membawa nampan berisi 2 Rawon dan 2 air mineral. Ceisya berjalan menuju Ruang Tamu, tempat Marsel duduk bersama kerabat laki-laki seumuran Marsel dan Ceisya.
"Marsel. Ke rooftop yuk makan nya" ajak Ceisya.
"Oke. Btw, itu nampan biar aku aja yg bawa, pasti berat" Marsel menawarkan diri.
"Gak. Ga usah, lagian juga ga berat kok. Udah tenang aja" Ceisya sambil tersenyum.
Marsel hanya mengangguk mendengar jawaban dari Ceisya. Jika sudah berdebat, ia tidak bisa lagi menang dari Ceisya. Maka dari itu, Marsel selalu yang mengalah.
-- Sampailah Di rooftop✨
"Nah dah sampai" Ceisya dengan gembira.
"Sejuk ya... " Marsel dengan wajah yang ceria.
Ceisya hanya menatap Marsel dan mengangguk.
"Luas ya rooftop nya..." Marsel sambil melihat sekeliling.
"Iya memang luas. Udah luas, indah, sejuk lagi... Nyaman banget gitu di sini.." Ceisya sambil memejamkan matanya sebentar sambil menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkan perlahan.
"Bener. Gimana ya kalau nanti rumah kita di bangun rooftop kayak gini? Pasti seru.." Marsel spontan.
"Iya" jawab Ceisya reflek juga. Dan tak berapa lama Ceisya mencerna kalimat Marsel. Terdengar aneh, namun Ceisya belum menemukan titik aneh nya.
"Bentar-bentar. Kok kek ada yang janggal ya, kalimat kamu" Ceisya sambil terus berpikir.
[Masya Allah, Si Ceisya bisa Loading juga otaknya ಥ‿ಥ] -Author.
Marsel hanya cengengesan. Ia gemes sekali dengan Ceisya.
"Duh gemes banget sii.... Jadi pen lamar deh" Marsel cengar cengir.
"Heh! Masih bocil juga dah lamar-lamar aja.." bukan Ceisya yang mengucapkan itu. Mereka berdua terkejut, dan membalikkan badan Supaya tahu siapa pemilik suara itu.
'Kayak familiar ni suara' -batin Ceisya.
Setelah tahu pemilik suara itu, Marsel sangat terkejut dan tak berapa lama dia cengar-cengir. Ceisya?? Jangan ditanya, dia pasti tidak terkejut karena suara tersebut pemiliknya benar sesuai dugaan dia.
"Dasar bocil, udah ngomongin lamar aja. Lah gue?! Apa kabar yang ga punya cewek" Marcel JP dengan memperlihatkan muka sok melas.
YAPS!! JP (atau Marcel JP) lah pemilik suara itu. Tak heran lagi jika Ceisya sungguh-sungguh mengenal suara itu.
"Ish.. Alay banget sih bang. Lagian juga kalau sampai ketahuan Mama..... Kakak bisa diinterogasi dann kakak bakal masuk sel Gu..." Belum sempat Ceisya meneruskan kalimatnya, JP sudah main potong saja.
"Eh Astaghfirullah, jangan sampai gue masuk sel tahanan. Ya lagian mana mungkin gue masuk penjara. Orang gue aja ga nglakuin tindakan krimin..." JP .
"Ishhh... Makanya kalau orang ngomong jangan dipotong. Orang Ceisya aja tadi ga bilang kakak masuk penjara ya. Ceisya tuh cuman bilang kakak masuk sel GUDANG rumah G.U.D.A.N.G " Ceisya kesal sambil menekan kata Gudang dan mengejanya.
"Oalah Gudang di rumah to. Kirain apa... Lagian kamu sih ngomongnya sel-sel gitu, kan ya ngeri. Perasaan lu juga motong omongan gue mulu deh. Kenapa jadi cuman gue yang salah" JP tak terima.
"Engga... Engga... Ceisya ga motong ya. Ceisya tuh ga kayak kakak yang tukang Potong" Ceisya sambil menjulurkan lidah.
[Etdahhh... Kenape jadi berantem sihh Astaghfirullah....] -Author.
Marsel yang melihat pertengkaran adik-kakak itu hanya bisa melihat tanpa bisa melakukan apapun. Dia sekarang sedang berada di 'ZONA BINGUNG'. Bukan bingung karena tidak bisa melerai pertengkaran itu, melainkan bingung bagaimana ia bisa makan. Karena sebenarnya sejak tadi dia sudah lapar, namun demi Ceisya ia tahan.
[EAKSSSS.... MARSEL MARSEL... KASIHAN SEKALI KAMU NAK.. ʘ‿ʘ] -AUTHOR
(INGET AUTHOR MASIH MUDAAA YAAA ಥ‿ಥ KATA 'NAK' hanya sebagai pemanis saja, manis kek kalian yang baca (◠‿◕))
Tiba-tiba saja Ceisya dan JP yang sedari tadi berdebat seperti saat debat PILPRES itu mendengar suara aneh.
~~~~~KRUYUKKK.... KRUYUKKK-----
"Bentar deh kak. Kakak dengar ga? Kayaknya barusan ada suara gitu?" Ceisya.
"Eh iya ya... Suara nya tuh kayak suara perut?" JP.
"Iya bener. Suara perut lapar kan?" Ceisya.
[Ya jelas suara perut laparr... Emang ada perut kenyang suaranya kruyukk...kruyukkk... Kasihan Ceisya, mana masih muda lagi.. hiks ಥ‿ಥ ] -AUTHOR
Ceisya dan JP mencari suara perut siapa itu. Mereka berdua lupa, kalau di rooftop itu ada tiga orang, bukan dua orang.
"Kayak nya di rooftop cuman ada kita deh dek. Tapi kok suara nya.. keknya bukan dari perut kita deh" JP
"Ben..." Belum sempat meneruskan kalimatnya, Ceisya dan JP sadar kalau tidak hanya mereka berdua yang ada di rooftop itu.
"Oo iya.. Kan ada MARSELLLL.. JUGAAA..." Mereka berdua berteriak bersamaan dan saling menatap.
~~~~~~B•E•R•S•A•M•B•U•N•G~~~~~~
📍Segitu dulu ya, maaf baru update... Author lupa kalau punya cerita soalnya ಥ‿ಥ🙏🏻
📍MAAF BANGET CERITANYA GAJE PARAHHH...🐾
📍 Jangan lupa pencet⭐ dan Komen, Makasih 😁-Selalu ada bonus foto Kak Marcel JP (timnas u-16)🌺
-Happy Reading ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Fantasy✨"Santai saja. Jika dia memang yang tertulis di Lauhul Mahfudz mu, yang tertulis di buku diarynya bisa apa? XD " -Ceisya. ... Ini hanya Cerita imajinasi dan haluan dari pengarang, jika penasaran langsung baca saja. Jangan lupa vote ya kakak... Terim...