•12• Perasaan Yang Salah

2 0 0
                                    

-Langsung ke cerita aja...

•••••

1 detik.

2 detik.

3 detik.

4 detik.

Entah kenapa, Ceisya tak merasakan sakit atau nyeri di bagian tubuh belakangnya. Malahan, ia merasakan kenyamanan yang sebelumnya belum pernah ia rasakan. Ia cukup bingung dengan apa yang terjadi karena tiba-tiba saja ia tidak mendengar kegaduhan di kelasnya. Hening.

Sampai pada akhirnya, terdengar suara seseorang.
"Bangun, jangan malah tidur."

Seketika, saat itu juga Ceisya yang terpejam pun langsung membuka matanya. Ia sangat terkejut karena bola matanya bertemu dengan bola mata seseorang. Mereka saling bertatapan, hingga persekian detik setelahnya mereka berdua sama-sama tersadar.

"Astaghfirullah.." ucap Ceisya dan Marsel bersamaan.

Ceisya langsung menegapkan kembali badannya dan masih dengan nervous, Ceisya berterima kasih.

"Umm.. Eee... Ma-makasih ya Sel..."

"Sama-sama." Balas Marsel.

"Anuu... Emm.. gue pa-pamit dulu. Udah ditunggu di ruang guru sama Bu Mellyn."

Ceisya pun bergegas keluar kelas. Namun baru saja melewati pintu dan berbelok ke samping kelas, ia langsung menyenderkan dirinya ke tembok kelas sambil menetralkan jantungnya.

"Ya Allah... Jantung gue copot kayaknya." Ucap Ceisya sambil mengelus dadanya. Kemudian ia pun bergegas pergi ke taman. Yapss! ia tidak dipaggil siapa-siapa. Ia hanya ingin memulihkan dirinya saja.

-----

"Heh! Bengong mulu lu, dek. Ngapain?" Tanya Marcel yang membawa dua gelas susu hangat dan meletakkan satu gelas di depan Ceisya yang melamun.

"Apaan sih, kak. Ga ada yang ngelamun padal."

"Halah ngeles aja, kamu. Noh, minum. Biar ga setres. Masih bocil aja so' so' an setres. Biar apa kek gitu?"

"Biar kaya gede! Lagian, ga ada yang setres juga. Ga ada yang bocil jugaaaaa. Aku udahh 15 ya bentar lagii..." Bawel Ceisya yang tidak terima.

"Helehh... Kan masih bentar lagii, Ahaha..." Ejek Marcel Januar.

"Apaan sih, Kak Jepe."

"Hah?"

"Apa?"

"Apa itu Jepe?"

Ceisya menghela nafas.
"Ya nama baru buat kakak yang nyebelin bangett."

"Bisa-bisanya yaa.. Nama darimana coba itu."

"Ya nama dari singkatan nama panjang kakak lah."

"Bener juga, ya." Berakhirlah perdebatan adik-kakak itu.

Mereka berdua kemudian meminum susu hangatnya dengan menikmati setiap tegukannya. Berusaha menetralkan kembali pikiran masing-masing yang terbebani dengan masalahnya masing-masing. Sampai Ceisya memulai perbincangan kembali.

"Kak Jep."

"Apa?" Balas Jepe sambil menatap lekat adeknya.

"Pernahh--" Gantung Ceisya yang gugup sekaligus bingung mulai darimana.

Dengan spontan dan sangat polos Jepe menjawab.
"Engga."

Jawaban tersebut membuat Ceisya reflek menatap kakaknya sebal.

"Hihhh Kak Jepe, mah. Belum juga selesai itu Ceisya ngomongnya."

"Makanya jangan nge gantung. Dasar bocah emang ya."

"Ini kenapa jadi debat gini, ya. Kan mau cerita ini, Ceisya nyaa..."

"Iya, iya. Lanjut." Jepe dengan masih cengar-cengir.

"Kak jepe pernah ngerasain jantung degup kenceng ga kak? Pas deket sama seseorang gitu? Atau kalau ga-- pas kak jepe ga sengaja sentuhan sama dia?" Berhasil! Yaps!! Ceisya menghela napas lega karena bisa bertanya tanpa ada cacat sedikitpun dikalimatnya.

Jepe menaikkan alisnya mencoba mengingat kepingan-kepingan perjalanan hidupnya. Namun, tak berapa lama ia tersadar. Kenapa adeknya itu bertanya seperti itu?

"Heh cell... lu kan masih kecill. Kenapa nanya kayak gitu coba?"

Shitt!! Oh Noo!!
Ceisya juga tersadar. Kenapa dia bertanya seperti itu? Pasti ini gara-gara kejadian tadi pagi. Oh Tuhan!! Jangan sampai kak Jepe tau, pikir Ceisya.

"Engga papa sih, emmm--- Ceisya mau ke kamar dulu kak. Mau ngerjain PR. Papayyy kak Jepe." Segera Ceisya melenggang pergi meninggalkan sang kakak yang masih merasa aneh dengan adeknya itu.

"Tu bocah kenapa dahh?? Jatuh cinta?"

Jepe pun melanjutkan aktivitas nya lagi. Menyeruput susu hangatnya ditemani dengan iPad yang menampilkan game cacing.

Drreett.. Drett..!!!
(Dering mati)
Drett.. Dreett...!!!

"

Ck! Apaan dahh... ganggu orang main game aja! Siapa sihh?!!" Gerutu Jepe.

"Siapa nih? Kontak namanya 'sel' dikasih emot senyum pulak. Ni cewe apa cowo si sel sel ini??"

Karena penasaran, jepe pun mengangkat nya.

'Sel :) : 'assalamu'alaikum, halo cei.. '
'Sel :) : 'maaff buat yang tadi ya, aku nangkep kamu tanpa permisi.. semoga kamu engga kepikiran terus sama kejadian tadi. Aku tadi jujur beneran ga sengaja, soalnya emang niat bantuin kamu yang mau jatuh aja. Ga ada niat lain juga. Beneran... semoga kamu percaya.

(jepe hanya terdiam dan mencoba mencerna)
'Sel :) : 'Cei?
Ceisya : 'maaf.. emang tadi kenapa ya?
'Sel :) : ....
(SHIT!) ~batin marsel di seberang sana.

--BERSAMBUNG--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Rasa PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang