"Asli!!... Ini susu misterius banget. Kayak perasaan dia yang misterius, kagak bisa ditebak. Bikin pala puyeng a-je." Marsel dengan tangan yang mengelus jidatnya yang begitu pusing.
----
Namun tak lama, Marsel menghabiskan susu itu, lalu membaringkan tubuhnya dan tenggelam sudah dalam dunia dongeng--- Eh maksudnya dunia mimpi. "Hehehe, Maafkan Author yang kepeleset nulisnya XD"
****
Perlahan sinar matahari menusuk sanubari setiap insan yang hidup di bumi ini. Udara pagi yang sejuk ikut mengisi pagi yang cerah ini. Ditambah kicauan burung dan ayam jago yang berkokok. Membuat suasana pagi yang cerah ini, semakin patut untuk disyukuri.
Berpindah dari suasana pagi, kini di suatu ruangan di dalam rumah, terlihat seorang gadis yang bersusah payah membangunkan kakaknya. Gadis tersebut sudah 30 menit mengetuk pintu kamar kakaknya. Namun kakaknya tak kunjung membuka. Yang berarti kakaknya masih berada dalam alam mimpinya.
TTTOKKK TTOKKKK TOKKK....
"BANGUNNN DONG KAK CELLL!!!!! KAK MUHAMMAD ABI MARCEL JANUARRR PUTRAAAA!!!" Teriak Ceisya dari luar pintu.
Namun, pemilik kamar tersebut tak kunjung bangun. Malahan ia seperti tak mendengar teriakan dari sang adik. Ia tetap tidur dengan tenang, nyaman, damai, sejahtera, dan sentausa."YA ALLAH!!! DARITADI KOK GAK BANGUN-BANGUN SIH BANG MARCEL. ITU ORANG UDAH MATI KALI YA?!!! ASTAGHFIRULLAH CEISYA, NANTI KALAU MAMA DENGAR BISA ANCURR DONG SAIYAA!!" Celoteh Ceisya seorang diri.
Karena kakaknya tak kunjung bangun, Ceisya memutuskan untuk menuju meja makan dengan tujuan melapor pada Ibu Negara serta Bapak Negara.
"Papa, Mama, Kak Marcelnya belum bangun juga nih... Ceisya nyerah banget bangunin Kak Marcel." Kata Ceisya setelah meminum air putih yang entah milik siapa.
Mendengar ucapan sang anak bungsu, Rifqie dan Tyas selaku orang tua Ceisya tertawa.
"Loh?!! Kenapa mama sama papa ketawa? Kan Ceisya lagi sedih ini.." Ujar Ceisya dengan cemberut.
"Ya, abisnya kamu lucu. Masa bangunin kakaknya sendiri sampai nyerah gitu." Jawab sang Papa.
"Mama jadi khawatir pas kakakmu udah nikah nanti, yang jadi istrinya juga nyerah kayak kamu. Gimana ya terusan nasib Marcel??" Kata Mama dengan diikuti tawa.
Semua yang ada di meja tersebut tertawa.
"Sudah-sudah. Ini kok malah mau makan ghibah dulu. Gini aja, biar Papa yang bangunin Kakakmu.""Okee Pa. Good Luck!!" Ceisya dengan menghadiahkan Ibu jarinya.
Setelah mendapat semangat dari sang anak tercinta, Papa Rifqie segera menuju kamar anak sulungnya itu.
Mama Tyas hanya menggelengkan kepala dan tersenyum melihat kekocakan dua orang di depannya itu.
-Papa Rifqie POV✨
Setelah mendapat semangat dari Ceisya, aku langsung berjalan menuju kamar Marcel.
Sampai di depan pintu kamar, aku mengecek sekeliling apa ada yang melihatku atau tidak. Setelah ku rasa semua aman, aku langsung mengeluarkan benda kecil, pipih, bentuknya persegi panjang dan bergigi dari kantong celanaku. Setelah itu, ku tautkan dengan bolongan kecil di pintu yang memiliki gigi sama dengan gigi benda kecil tadi. Tak lama kemudian---
![](https://img.wattpad.com/cover/245189433-288-k648902.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Rasa Pacar
Fantasy✨"Santai saja. Jika dia memang yang tertulis di Lauhul Mahfudz mu, yang tertulis di buku diarynya bisa apa? XD " -Ceisya. ... Ini hanya Cerita imajinasi dan haluan dari pengarang, jika penasaran langsung baca saja. Jangan lupa vote ya kakak... Terim...