4. Captive

1K 180 9
                                    

Kemungkinan besok enggak update, ini harusnya di-update pas sore tadi, tinggal nambahi 600 word lagi, tapi masalahnya sejak siang aku kudu bersih-bersih kamar yang temboknya kena lembab, juga rayap. 

Sebelum boboq, aku mau update. Kalaupun besok update, berarti urusanku sudah selesai.

GOOD NIGHT!

□■□■□■□■□

Perjanjian tertulis yang aneh: dalam waktu dua bulan Hinata tidak akan bertemu dengan anak-anaknya. Tapi jika berkelakuan baik, Naruto bakal mempertimbangkannya. 

Hinata mengernyit heran oleh surat pernyataan tersebut. 2 bulan tidak bertemu dengan si kembar itu sesuatu yang salah. Anak-anak itu tidak akan bertahan dengan berdiam diri pada perintah besar-besaran dari orang tidak dikenal. Tidak ada Ibu, berarti bencana. 

Bolt tipe anak yang tidak mudah ditaklukkan, kurang tahu kalau ternyata anak itu mau berdamai dengan seorang pengasuh dengan keahlian profesional, sedangkan dengan Himawari, dia anak yang patuh, mungkin bisa diandalkan untuk mendamaikan sisi ganas kakaknya yang selalu bersikap impulsif. 

Hinata mendorong kertas pernyataan itu—kertas yang dibalut oleh hukum—kertas aneh yang tidak masuk akal. Jadi Naruto mempidanakan dirinya, menyeret sebuah kasus menggunakan anak-anaknya untuk memeras? "Kau benar-benar gila dengan semua ini. Aku tidak mau sepeser pun uang darimu," kenyataan yang ada, dia menerima uang dari pria itu sejak memutuskan untuk tinggal bersama. 

Sejak saat itu, Hinata sendiri pun tidak yakin apakah dia ketergantungan hingga Naruto menggunakan alasan tersebut agar dirinya sadar. Sekolah, biaya kuliah, kehidupan penuh kemewahan, pria itu cukup dermawan untuk memberikan hadiah kartu kredit pribadi berwarna hitam yang tidak memiliki batas.

Suatu hari, di hari itu....

Kenaikan kelas dua. Naruto dan Hinata sudah menyalurkan keluh kesah mereka di satu tempat yaitu hotel cinta. Awalnya mereka selalu pulang bersama dan membahas kehidupan yang memuakkan itu di sebuah kafe dan dilanjutkan dengan makan malam. Walaupun kesengsaraan lebih didapatkan oleh Hinata, Naruto lebih punya peran paling banyak untuk mencurahkan segala keluhannya soal kehidupan taipan muda. 

"Hari ini aku harus belajar bahasa Jerman, karena orang-orang yang bekerja sama dengan perusahaanku hampir 60% dari sana. Aku bertemu dengan pria bernama Darui keturunan Jepang-Afrika yang memperkenalkan diriku pada rekan-rekan bisnis keluargaku." 

"Dia orang Afrika? Kenapa tidak bertemu dengan orang Jerman langsung?" Naruto terdiam, pikirnya untuk apa Hinata malah bertanya sesuatu yang tidak penting. "Tidak penting juga," kau baru sadar, eh? "Yang penting Darui tahu banyak, 'kan?" Naruto mengangguk. "Tapi, ayolah, kau kan baru naik kelas 2 SMP, masa disuruh mengatur perusahaan!"

"Aku tidak mengatur, cuma aku dikasih tahu saja apa saja yang terjadi, dan aku hanya dipaksa untuk beradaptasi," Hinata memandang Naruto dengan pandangan kurang mengenakan. "Apakah kau kasihan padaku? Atau kau ingin meledek? Beritahu saja, aku tidak akan marah kok."

"Tidak keduanya," Naruto merengut. Hinata bahkan tidak merasa kasihan padanya. "Kenapa kita harus ada di sini? Bagaimana bisa kau mendapatkan kuncinya? Mereka tidak tanya kartu identitas?"

"Aku memberikan uang banyak, jadi mereka tidak akan mengganggu kita."

"Seharusnya kita menyewa hotel yang lebih besar. Berdiskusi di hotel cinta itu sangat negatif." 

"Bagaimana kalau mulai sekarang di rumahku saja?" tawar Naruto. "Kalau di rumah, kita bisa melakukan banyak hal. Kita juga bisa pergi ke perpustakaan untuk membaca buku. Atau, kau ingin melihatku bermain piano? Aku akan mainkan satu lagu romantis untukmu."

Meet Again ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang