CYS || 33

310 48 22
                                    

Seminggu setelah kejadian itu, Serly nyaris hampir tak pernah menampakkan senyum. Bahkan ia sedikit menutup dirinya. Tidak berbicara jika tidak ditanya. Juga tidak makan kalau bukan diperintah. Kejadian tentang sahabat dan pacarnya membuat perubahan pesat dihidupnya. Seminggu ini yang Serly lakukan hanya termenung dirinya masih tidak menyangka tentang penghianatan itu.

Keluarga juga ikut heran dan cemas atas perubahan Serly. Adi yang merupakan Kakak nya tidak tinggal diam. Melihat kesedihan diraut wajah Serly membuat dia mencari tau penyebabnya.

"Kenapa, Dek?" tanya Adi.

Saat ini Adi sedang dikamar Serly. Jarang dirinya itu masuk kekamar adeknya. Namun karena perubahan Serly membuat ia ingin mengetahui kejadian yang telah terjadi.

Serly menggeleng kepala saat mendengar ucapan Adi. Dirinya masih enggan untuk berbagi masalah.

"Jujur sama Kakak," ujar Adi lembut.

Tidak ada sahutan, Serly hanya diam.

Adi tak berhenti untuk terus membuat Serly membuka mulut,  pasalnya dia sudah memberikan Adiknya itu kesempatan untuk sendiri. Dia tidak ingin Serly berlama-lama seperti ini. Seperti tidak mempunyai semangat. Segala bujukan Adi lakukan hingga akhirnya Serly luluh dan memeluk Kakaknya.

Serly memeluk Adi dan menangis. Dia sudah tidak tahan untuk menanggung ini sendiri. Dia butuh seseorang untuk mendengarkan ceritanya. Setidaknya bebannya sedikit berkurang jika menceritakan masalahnya. Tapi pertayaan-pertanyaan masih bersarang dikepala Serly. Apakah Kakaknya tidak akan marah jika ia menceritakan semuanya?

"Kakak harus janji tidak marah," kata Serly.

"InsyaAllah ayo cerita," ujar Adi.

Dengan penuh keberanian Serly menceritakan semuanya pada Adi. Mulai dari hubungannya dengan Fajar, persahabatannya dengan Erin. Dan berakhir dengan penghianatan.

Bukannya marah, Adi malah tersenyum. Adi bersyukur akhirnya Serly menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Ternyata hal itulah yang membuat Adik nya sedih akhir-akhir ini.

"Apapun yang dilakukan dengan jalan yang tidak Allah Ridhoi akan berakhir dengan tidak baik," ujar Adi.

Serly bukannya tidak mengerti di mana arah pembicaraan Kakaknya. Bahkan ia sangat paham.

"Paham, Dek?" tanya Adi.

Apapun yang dimulai dengan jalan yang tidak di ridhoi oleh-Nya, akan berakhir dengan tidak baik. Jalan pacaran bukannya jalan yang tidak di ridhoi oleh-Nya bukan? jika kau tau jika itu salah lantas untuk apa kau melakukan hal yang salah?

Pacaran perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk. Jika kita tau itu buruk kenapa tetap melakukannya? bahkan hal ini sudah dijelaskan didalam Al-Qur'an surah Al-Isra ayat 32.

Serly menunduk mencerna apa kata Kakaknya. Serly sadar selama ini dia salah namun ia tetap melakukannya. Dia menutup mata dan telinga jika seseorang menasehatinya. Sekarang dia menanggung akibatnya.

"Allah tahu apa yang terbaik, mungkin dia membuat orang itu pergi agar menyelamatkanmu dari orang yang salah," kata Adi.

Serly yang awalnya tidak terima, sedikit demi sedikit bisa menerima itu. Benar apa yang dikatakan Adi bisa saja ia dipisahkan dengan Fajar dan Erin agar menyelematkannya dari orang yang salah.

"Dia yang baik menurutmu belum tentu baik menurut-Nya," kata Adi lagi.

Tersenyum. Serly tersenyum pada Adi. Kakaknya itu begitu baik memberikan pencerahan pada dirinya.

"Tidak ada gunanya bersedih seperti ini semua sudah menjadi kehendak-Nya," nasihatnya lagi.

Kesedihan tidak akan merubah apapun. Semua sudah terjadi Serly harus menerima kenyataan itu. Tidak ada gunanya jika berlarut-larut dalam kesedihan karena tidak akan dapat merubah apapun.

Cinta yang Salah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang