CYS || 34

330 50 14
                                    

Terlihat gadis berkerudung panjang lari tergesa-gesa ke arah gerbang yang sebentar lagi akan ditutup. Dia jadi ingat dihari pertama sekolah dan ketos itu. Ah sudahlah kenapa dia jadi mengingat masalalu. Seindah apapun yang namanya masalalu ia akan hanya menjadi kenangan.

Perjuangannya untuk lari tidak sia-sia. Meski napasnya sudah terengah-engah.

"Serly?" tanya Ilham yang melihat Serly sedang mengatur napasnya.

Serly kah itu? gadis berkerudung panjang. Ilham seperti tidak percaya jika itu Serly. Untuk memastikan dia mendekati orang itu.

"Lo Serly kan?" tanya Ilham saat berada di dekat Serly.

"Siapa lagi Ham," jawab Serly.

Ilham tampak terkejut dengan perubahan Serly. Juga merasa kagum pada wanita itu.

"Lo hijrah," kata Ilham. Dibalas anggukan oleh Serly.

Setelah percakapan itu Serly lalu pamit untuk ke kelasnya.

"Kemaren ditikung sekarang sok-sok hijrah,"

"Pasti gak bisa muveon makanya sok-sok berubah,"

"Kalau pacar lebih pilih sahabat yah sabar aja gak usah sok jadi orang,"

"Sok alim,"

Banyak cibiran yang Serly terima saat berjalan ke kelasnya. Namun tekadnya untuk berubah sudah bulat. Biarlah orang lain menilai dia buruk. Asalkan Serly tidak seburuk apa yang mereka kira.

Sesampai di kelas, semua mata tertuju pada Serly. Dia tak memperdulikan itu, ia lalu berjalan menuju bangkunya.

"Serly?" tanya Anggi.

Serly mengangguk pada Anggi, semua yang ada di kelas menatap Serly dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalian kenapa?" tanya Serly menatap bingung teman-temannya. Apa ada yang salah dengan diri Serly. Dia hanya ingin berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

"Gak kita heran aja atas perubahan lo," jawab salah satu temannya.

Serly lantas menyunggingkan senyum. Dia mulai menjelaskan kepada teman-temannya bahwa dia ingin hijrah. Berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sudah begitu banyak dosa yang Serly perbuat. Tidak pernah dia menuruti perkataan Uminya. Dulu, saat Umi memerintahkan dia untuk menutup aurat, begitu banyak alasan-alasan. Dan sekarang waktunya telah tiba, merubah semuanya sebelum benar-benar terlambat.

Serly menjelaskan disertai air mata karena mengingat dosa-dosanya selama ini. Sedangkan teman-teman nya yang sedari tadi menyimak, cukup kagum dengan Serly. Di kelas ini, semua temannya dapat menerima perubahan Serly.

Bersyukur. Serly tentu bersyukur disatu sisi cacian dia terima namun disisi lain dia mendapat dukungan.

***

Serly berjalan menuju perpustakaan, dikarenakan guru yang mengajar di kelasnya berhalangan hadir hari ini. Di rak buku, Serly memilih buku apa yang ingin dia baca. Saat tangannya ingin mengambil buku itu, disaat yang bersamaan seseorang juga menginginkan buku itu.

Cinta yang Salah [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang