Ini adalah terjemahan milik 7flyingpancakes7. Ini linknya https://archiveofourown.org/works/18363830/chapters/43481942
btw saya sudah izin penulisnya ya.
====================
Norman bangun dari tempat tidurnya dengan perasaan senang. Dengan semangat dia menyambut pagi di hari ulang tahunnya yang keenam.
Dia sedang duduk di tanah dan mengikat tali sepatunya ketika dia merasakan sesuatu dengan lembut mengenai kepalanya. Norman berkedip, perlahan mengangkat kepalanya untuk menemukan Ray menatpnya dengan sedikit seringai. Temannya itu membawa setumpuk kertas.
"Selamat ulang tahun," kata Ray.Meskipun itu bukan sapaan yang paling antusias bagi Norman tetapi mata temannnya itu terlihat bersinar seperti biasanya.
'Cantik,'.Pikiran Norman yang mengantuk membuatnya tanpa sadar memandang Ray sedikit terlalu lama sebelum mengambil kertas yang ditawarkan Ray dan melihatnya.
Kertas itu adalah teka-teki silang berisi tulisan tangan, dan penuh dengan petunjuk coretan yang sama rumitnya dengan Ray sendiri. Hadiah yang bagus, yang jelas lebih mengesankan daripada hadiah Ray tahun lalu berupa "You can have my dessert, birthday boy"
"Terima kasih-" Ucapan terima kasihnya diinterupsi oleh sepasang lengan yang melingkari pinggangnya.
"Selamat ulang tahun, Norman!" Emma terkikik di dekat lehernya sebelum melepaskan Norman. "Aku membuatkanmu hadiah! Mau lihat?" Dia berkicau, menampilkan gambar samar dirinya, Norman dan Ray yang berpegangan tangan. Mereka semua dikelilingi oleh penghuni Grace Field House lainnya.
"Emma, gambarnya bagus. Terima kasih."
Dengan sangat hati-hati, Norman meletakkan hadiahnya di meja samping tempat tidurnya, membiarkan aura antusias Emma menyapu dirinya.Setelahnya, Norman berbalik ke arah Ray, menatapnya penuh harap.
"Pelukan ulang tahun?"
Ray bersenandung kecil tapi tidak bergerak untuk bergabung dengan mereka. Emma dan Norman berbagi pandangan. Norman tidak keberatan dengan penolakan Ray, rasa malu pada kasih sayang temannya itu adalah ciri khasnya. Tetapi Emma yang punya rencana lain, menyeretnya mendekat "Beri kami pelukan, dasar kejam!"
Ray bisa saja mengelak. Emma tidak akan bisa menyeret Norman dan menangkapnya pada saat yang sama, tetapi bocah itu menyerah dengan mudah sembari menunjukkan wajah setengah hati dan menyebut mereka bodoh sebelum membalas pelukan mereka. Well, Paling tidak itu lucu.
Tawa kekanak-kanakan memenuhi panti asuhan.
Tawa kecil Mama mengikuti kegembiraan mereka.
"Selamat ulang tahun Norman, kamu tumbuh begitu cepat!" Mama memberi selamat dengan senyum manis. "Berpakaianlah dan rapikan tempat tidurmu, kamu ingin menghabiskan sepanjang hari bermain, bukan?"
Norman mengangguk pada ibunya. Emma berseri-seri, tanpa sadar mengencangkan cengkeramannya pada albino itu. Rambutnya yang liar menggelitik pipinya, begitu pula pinggiran Ray, tapi tidak seperti Emma, Ray tidak bergerak,
Norman menjadi bingung dengan penurunan mood Ray yang tiba-tiba. Rasa kehilangan yang aneh membanjiri dirinya.
Melepaskan diri dari pelukan, Norman menyela, "Mari kita mulai dari teka-teki silang Ray, mereka terlihat menyenangkan."
Mendengarnya, Emma gembira dan mengeluarkan sorakan.Ray mendengus, "Kamu tidak akan mengatakan itu begitu kamu tidak bisa menyelesaikannya."
Norman tertawa, tidak ragu sedetik pun bahwa Ray hanya memilih kata-kata yang paling sulit dan paling aneh saat menyusun teka-teki silang. Anak laki-laki yang berulang tahun itu menjadi bersemangat hanya dengan memikirkannya. Baru-baru ini, dia merasa seolah-olah tidak ada yang bisa menantangnya, tetapi jika itu Ray, dia percaya akan ada teka-teki menyenangkan di depannya. "Aku tidak sabar!"
TBC or not ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile (While You Can)
FanfictionBagaimana jika Norman jatuh cinta dengan Ray dan bukan Emma ? Apakah masa depan akan berbeda ? Berseting sebelum season 1.