Sejak mereka membaca buku romantis itu, Ray selalu mengirimkan tatapan aneh ke arahnya.
Mungkin dia memperhatikan kesamaan antara Norman yang bertingkah seperti boneka yang sedang jatuh cinta dan tindakan yang dilakukan protagonis saat jauh cinta dalam buku.
Itu masuk akal.
Norman yang tidak pernah menutupi rasa sukannya dengan sepenuh hati, dan Ray yang terbukti sangat perseptif membuat Ray tahu tentang perasaan Norman, walaupun dengan petunjuk yang sedikit setiap harinya.
Atau, mungkin, Norman hanya terlalu berpikir jauh.
Ray bisa saja bertanya-tanya apakah Norman akan sedih jika dia menghancurkan semua buku jelek di perpustakaan. Dari cara mata bocah itu yang cenderung tertuju pada pisau dapur, Norman tidak akan terkejut melihat bahwa buku pangeran cheesy secara misterius telah tercabik-cabik.
Yah, sulit untuk mengetahui jalan pikiran Ray.
============
Beberapa hari berlalu, dan sepertinya tidak ada yang berubah.
Mereka masih berbagi buku, bermain permainan papan, dan mengobrol satu sama lain. Norman terus tersenyum ketika mata mereka bertemu, berpura-pura tidak menyadari perasaan dirinya sesekali diawasi oleh Ray.
Tentunya, jika Ray mengetahui tentang orang yang disukai Norman, dia akan menyebutkannya.
Benar kan...?
=================
Ray dipanggil untuk membantu Mama saat mereka membaca temuan Newton. Emma berkata itu hal mendesak.
Ray mengangguk, menatap Emma dan bukunya yang penuh warna sebelum menutup pintu perpustakaan.
Begitu teman mereka tidak terlihat, Emma mampir ke sisi Norman, melemparkan buku tipisnya tepat di atas halaman yang menjelaskan Hukum Ketiga Newton. "Mama memberiku ini! Aku belum membacanya, tapi halaman-halamannya terlihat cantik!" Sampulnya memang terlihat menarik. "Ingin membacakan untukku? Suaramu sangat bagus!"
Emma adalah pembaca yang cepat dan mahir, tetapi dia selalu suka mendengar Mama, Comida, Ray, Vitor atau Norman membacakan untuknya. Hal itu menyanjung Norman sebenarnya.
"Tentu," Norman tersenyum, meraih buku itu.
Buku itu bersisi dokumenter bergambar tentang makhluk laut.
Norman pernah mendengar tentang laut satu atau dua kali saat membaca buku sejarah, tetapi ketika dia bertanya pada mama apa 'laut' itu, dia tidak menganggap penjelasan mama begitu menarik. Dia selalu membaca begitu banyak istilah baru yang keren setiap hari bersama Ray sehingga laut tidak cukup menarik untuknya.
Namun sekarang, dia tidak bisa menahan diri untuk menemukan buku itu luar biasa. Setiap gambar membuatnya heran. Pemandangan aneh yang buku itu tunjukkan dan samudra birunya jauh lebih memesona daripada apa pun yang bisa dibayangkannya. Laut penuh dengan makhluk berwarna-warni dan tanaman eksotis yang tidak pernah disebutkan Mama dan buku sejarahnya.
Bagi Norman yang ingin berkeliling dunia, menjelajahi laut melalui halaman-halaman itu adalah keajaiban. Rasanya seperti menemukan planet lain!
Dia mendengar Emma terkikik dari balik bahunya ketika dia membalik halaman buku yang menunjukkan sekelompok makhluk lucu; ubur-ubur, kata buku itu.
"Aku ingin melihat laut !!" Emma berteriak, tersenyum cerah pada ubur-ubur yang dilihatnya sebelum berkata tegas, "Kita harus pergi ke pantai saat kita sudah diadopsi!"
Pergi ke pantai...?
Norman merasa dirinya tersenyum dengan hanya memikirkan kemungkinan membiarkan kakinya yang telanjang tertutup pasir, menikmati lautan yang sebenarnya, dan merasakan angin asin yang menarik yang terus disebutkan buku itu.
Dia sudah bisa membayangkannya. Emma akan mencoba berteman dengan paus, dan hampir tenggelam mencoba, sementara Ray akan tetap di pasir, membuat Emma gila dengan penolakannya untuk berenang. Norman akan tinggal di perairan dangkal, menyemangati Emma dan mengawasi jika ombaknya terlalu ganas. Setelah beberapa jam, mereka akan kembali dari air yang dingin, dan Ray akan berada di sana untuk membungkus keduanya dengan handuk, tanpa ampun mengeringkan rambut mereka dan memastikan tidak ada yang masuk angin.
"Kedengarannya ide yang bagus," kata Norman pada gadis ceria itu, mata birunya berbinar.
"Kita harus menunjukkannya pada Ray!" Emma berkata, sangat ingin berbagi kegembiraannya. "Aku pikir dia akan menyukai hiu!"
Norman bersenandung setuju. Dia tidak yakin pakah gambar-gambar cantik itu akan membuat Ray terkesan, tapi dia senang untuk berharap bahwa Ray akan menyukainya. "Bintang laut juga mempesona, kuharap Ray akan suka."
=================
Ray tidak terkesan dengan ilustrasi laut.
Tatapan matanya kosong ketika Emma menunjukkan padanya hiu, hampir seolah-olah laut biru dengan paksa mengirimnya ke dalam keadaan apatis. Dia nyaris tidak mendengarkan apapun yang dikatakan mereka, termasuk upaya Emma untuk mensimulasikan gerakan gelombang laut.
"Kedengarannya bodoh," Ray berkata setelah Emma selesai berbicara. "Aku tidak ikut."
Bocah berambut hitam itu kemudian menutup bukunya dengan lebih kuat dari biasanya dan pergi, meninggalkan Emma yang tersinggung dan Norman yang sedih melihatnya dari belakang.
Ray tidak terkesan oleh dunia luar bukanlah hal baru, dan sementara Norman diam-diam ingin melihat mata bocah lelaki itu berbinar-binar, dia terlalu sadar bahwa Ray tidak akan pernah melakukannya.
Karena jika impian Norman adalah menjelajahi dunia, maka...
Satu-satunya keinginan Ray adalah menjauh dari hal itu sejauh mungkin.
TBC or not ?
Oh iya, jika saya membuat NorRay versi Hogwarts adakah yang mau baca ?
Terus kalau mau, pengen tanya lebih cocok ray atau norman yang slytherin ?
Soalnya kalau cari di internet beda2, sebagian norman slytherin-ray rawenclam, sebagian sebaliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile (While You Can)
FanficBagaimana jika Norman jatuh cinta dengan Ray dan bukan Emma ? Apakah masa depan akan berbeda ? Berseting sebelum season 1.