7. Kebahagiaan Norman

1.3K 221 11
                                    


Setelah menghabiskan detik-detik tidak bisa berkata-kata, Ray tersenyum.

Senyuman yang indah dan sangat lembut.

"Kamu bertambah cheesy setiap hari, Norman." Dia memasukkan tangannya ke dalam saku, masih menjaga kontak mata mereka berdua. "Aku tidak tahu apakah aku harus khawatir atau takut"

Norman membalas senyum Ray. Dia menemukan kontras antara suara Ray yang datar dan rona wajah temannya yang lembut itu sangat menggemaskan.

Dia melakukan usaha terbaik untuk fokus pada permainan. Itu adalah suatu pencapaian yang mustahil baginya ketika Ray masih memiliki kepangan yang menggemaskan itu, tetapi dengan bodohnya dia masih mencoba.

Saat rajanya jatuh dimakan Ray, Norman masih merasa menang. Di pikirannya, masih terulang-ulang ulang senyum langka cara mata gelap Ray melembut, penuh rasa sayang untuknya.

Saat ini, kedua hal itu lebih dari cukup untuk Norman.

============


"Suasana hatimu sedang bagus," kata Emma begitu permainan catur mereka berakhir.

Tentu. Dia merasa luar biasa!

Perut Norman rasanya penuh dengan kupu-kupu hingga seperti akan melayang. Meski kedengarannya tidak masuk akal, dia bisa mendengar cintanya pada Ray setiap detak jantungnya.

"Hidup itu menyenangkan," katanya singkat.

Emma berseri-seri. Gadis itu senang mendengarnya, tapi disisi lain dia bingung alasan Norman sebahagia ini. "Benar!"

Mereka berdua kemudian hanya tersenyum seperti idiot satu sama lain dan cekikikan tanpa alasan sama sekali.

"Apakah hanya aku atau apakah sifat ceria Emma menular ke Norman?" Comida berbisik sambil menyapu lantai. Dia ketakutan melihat tingkah aneh Norman.

Gilda hanya mengernyitkan matanya, berusaha untuk tidak dibutakan oleh aura cerah luar biasa yang Norman dan Emma pancarkan.

================


"Hei Ray, apa kau tahu di mana-Oh" Norman melebarkan matanya begitu melihat tempat tidur temannya itu. Dia terkejut.

Ray tertidur sebelum jam tidur.

Temannya itu biasanya orang terakhir yang tertidur, selalu mengawasi adik-adiknya sampai mereka menutup mata. Ray sudah mengambil peran sebagai kakak laki-laki di usia dini. Alaupun Ray tidak bilang, tapi Norman tahu bahwa malam-malam yang larut itu membebani dirinya.

Norman menggelengkan kepalanya. Dia merasa jengkel ketika melihat temannya yang sedang tidur.

Bagaimana Ray bisa terlihat begitu kaku dan tidak nyaman saat beristirahat?

Norman ragu-ragu sejenak sebelum dengan malu-malu mengusap rambut hitam Ray yang halus itu, perlahan menggesernya ke pipi temannya yang hangat dan mencoba meniru gerakan yang dia baca di novel romantis. Dalam novel, sang protagonis menjadi sangat rileks setelah diberi sentuhan lembut. Studi langsung di dunia nyata juga menunjukkan bahwa sentuhan adalah sumber kenyamanan yang luar biasa. Bagaimanapun, ini akan membantu Ray rileks.

Alih-alih rileks, Ray malah menegang dan menggigil.

Norman segera melepaskan tangannya. Dia mengerutkan kening,berpikir sebentar sebelum tersadar. Dia menatap jari putihnya dengan kecewa. Bodoh ! Tangannya saat ini pasti sangat dingin !

Dia senang sentuhannya tidak cukup untuk membangunkan Ray, tetapi Norman masih merasa tidak enak karena mengganggu tidur temannya yang kelelahan itu.

Dia menyerah untuk menyentuh Ray, dan dengan lembut menyelipkan rambut hitam temannya ke belakang telinga seperti yang dilakukan Comida kepada anak-anak yang lebih muda saat mereka tidur. Dia memastikan jari-jarinya yang dingin tidak menyentuh kulit Ray sebelum berbisik di sebelah telinganya "Selamat malam Ray".

Ray tampak rilek saat mendengar suaranya, tetapi bisa jadi itu hanya angan-angan belaka Norman.

Norman menaiki tempat tidurnya sendiri setelahnya, bersiap tidur juga. Semua orang sudah siap untuk mematikan lampu ketika Don yang mengantuk menarik lengan baju Comida, meminta lagu pengantar tidur.

Comida dengan senang hati menurutinya dan menyanyikan lagu yang lembut. Suaranya memang bukan yang terbaik tapi cukup untuk mengisi ruangan yang sunyi dengan perasaan tenang.

Norman membiarkan dirinya tenggelam dalam kenyamanan selimut hangat dan suara kakak perempuannya. Matanya menjadi berat, dan dalam waktu singkat dia tertidur, memimpikan kepangan Rambut Ray yang terbang terbawa angin laut dan mata temannya yang lembut.


TBC or not ??

Silahkan divote jika ingin dilanjut


Smile (While You Can)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang