Shasa POV
"Bosen juga 2 hari di rumah terus..Nana tumbenan jam segini belum main kesini..telpon aja kali ya.."
tuutt..tuutt..tuutt
"Hallo kak ada apa nih telpon ?"
"Assalamu'alaikum Nana.."
"Hehe iya Waalaikumsalam kak Shasa..ada apa tumben telpon ?"
"Kamu lagi ngapain Na ? tumben jam segini belum main kerumah"
"Ini nih kak tadi di suruh nganterin mama ke pasar..Nanti deh habis beberes aku main kerumah kak Shasa"
"Oh gitu pantesan..iya Na main sini ya..tadi aku juga buat banyak makan loh..puding, Bolu kukus, sama perkedel kesukaan kamu"
"Wahhh oke kak nanti aku kesana.."
"Hahaha yaudah na aku tunggu ya..sekarang aku mau beresin taman dulu deh .. assalamu'alaikum"
"Iya kak Waalaikumsalam "
Tut
Setalah meletakan ponsel di atas nakas. Shasa bergegas ke taman bunga di samping rumahnya. Meskipun rumah sederhana dan halaman yang tak terlalu luas, namun begitu kentara bahwa di rawat dengan telaten dan menarik hingga terlihat sedemikian cantik.
Gadis cantik itu kini duduk di bangku kayu sambil memandang ber bagai macam bunga.
"Ibu hebat banget sih..bisa nyulap tempat yang dulu gersang jadi indah banget gini"
Gumam Shasa sambil bangkit dari duduknya dan mengelilingi berbagai macam tanaman bunga.
Pikirannya kembali melayang jauh ke masa lalu. Masa dimana ia begitu semangat menceritakan tentang Ananta sambil bermain di halaman itu kepada Nana dan Zahira.
"Tidak..jangan..jangan ingat lagi Sha.. sudah cukup. Zahira sudah tenang di Sisi Allah..dia tidak perlu menyaksikan rasa sakit yang lainnya" Kata Shasa pada dirinya sendiri. Bahkan raut wajah nya kini sudah memerah.
Tak terasa sudah hampir 1 jam Shasa menghabiskan waktunya untuk mencabuti rumput yang ikut tumbuh pada pot tanaman bunga ibunya .
"HALLO KAK SHASAAAAAA.." sontak teriakan itu membuat Shasa menoleh ke depan pagar rumahnya.
Shasa hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan ajaib keponakan nya yang sungguh ke kanak-kanakan.
Perlu di ketahui bahwa rumah Shasa ada di kampung, dengan rumah yang tak terlalu besar. Pagar pun hanya pagar kayu setinggi bahu yang dengan mudah bisa di buka, dan dipastikan teriakan Nana bisa di dengar para tetangga Shasa. Betapa tidak tau malunya gadis ini.
"Astagfirullah Nana..jangan teriak-teriak dong..malu loh di denger tetangga. Ngapain masih berdiri di situ. Sini masuk . Kamu belum lupa kan cara buka pagarnya" kata Shasa sambil menghampiri Nana yang tetap berdiri di depan pagar.
Belum sampai tangan nya menggapai pagar untuk membuka nya, Tubuh Shasa seketika membeku di tempat. Tunggu. Nana berdiri di depan pagar, memandang kesebrang jalan , rumah tetangga Nana dengan raut kepo. Sedangkan Shasa memandang kearah itu dengan rasa campur aduk. Apa-apaan ini.
"Eh kak, Itu di rumah kak Najwa tumbenan ada motor clasik. Siapa ya kak ? Keren banget motornya. Mirip motor kak Nanta waktu kita ketemu terakhir kali bukan sih kak.. Pas nengokin Almarhumah kak Zahira di rumah sakit itu" ujar Nisa membuat Shasa mengalihkan tatapan nya kepada Nana.
Shasa masih bergeming, ia tengah bergelut dengan pikirannya sendiri. Tidak...tidak mungkin..pasti apa yang dia pikirkan salah. Ia yakin. Tapi mengapa hatinya terasa sesak.
"Ih Kak Shasa gitu. Di tanya bengong mulu. Kayak dulu pas ketemu kak Ananta pertama kali kan. Jadi hobby berkelanjutan deh,, suka ngelamun gak jelas gitu" gerutu Nana yang masih terhalang pagar dengan Shasa.
"Hah..apasih Nana ngawur kamu. Sini masuk" ujar Shasa akhirnya.
"Lah pagar nya aja masih di tutup..gimana mau masuk kak. Manjat dulu gitu ? Hello ini dress Nana bisa rusak" jawab Nana ngegas sambil memutar bola matanya malas.
"Astagfirullah Na..ya kamu buka kan bisa. Harus gitu kakak yang bukain ? Lagian kamu ngapain pakai baju kurang bahan begitu sih. Nggak dingin apa ya " tanya Shasa .
Memang Nana hanya memaki kerudung saat sekolah saja dan ketika ada acara keluar, itu pun kadang-kadang
"Iya dong harus di bukain..inces mau lewat .. dress Nana emang model nya begini, kalau di tambahin bahan jadi nya bukan dress, tapi kain gorden kak Shasa yang budiman" ujar Nana asal.
"Terserah kamu aja Na..udah yuk masuk, kakak masak banyak tadi" ajak Shasa sambil membuka pintu pagar kayu bercat putih itu.
"Iya iya ..itu kan emang tujuan Nana kesini hehe " jawab Nana sambil nyengir. Oh sungguh saat nyengir pun tak mengurangi kadar kecantikan bocah tengil ini.
Di meja makan.
"Kak ajarin Nana dong biar bisa masak ..bentar lagi kan Nana kos nih" kata Nana sambil mengunyah bolu kukus bikinan Shasa .
Belum mendapatkan respon apapun dari Shasa, membuat Nana mengulang ucapannya.
"Kak Shasa ajarin Nana masak dong !" Ucap Nana dengan suara lebih keras. Membuat Shasa yang larut dengan pikirannya pun sedikit terkejut.
"Iya ntar kakak ajarin ..jangan teriak-teriak Na, ini di rumah bukan di hutan" jawab Shasa sedikit kesal
"Lah tadi Nana ngomong baik-baik nggak di jawab. Kakak bengong mulu. Mikirin apa sih ? Udahlah Indonesia biar Nana yang jaga. Gausah di pikirin " kata Nana masih dengan memakan berbagai hidangan. Comot sana sini hingga mulutnya penuh.
"Iya iya maaf ..kamu jadinya mau kuliah di Surabaya apa di malang Na ?"
"Aku mau ke Jogja aja kak.."
"Loh ..banting setir ya..yaudah di manapun yang penting kamu harus hati-hati, jaga diri baik-baik ya, belajar yang bener, jangan tinggalin sholat" pesan Shasa
"Iya kak..eh kak aku mau putus sama pacar ku kak..bantuin dong bikin alasan kak. Aku gak mau pacaran, mau fokus kuliah aja" ceplos Nana
"Loh kamu punya pacar ? Sejak kapan na ?" Tanya Shasa kaget. Pasalnya selama ini yang ia tau Nana tak pernah pacaran.
"Ih kakak ngeledek ya...aku udah punya 4 mantan tau. Tapi ini aku bingung gimana mau putusin si Andri. Secara dia baik banget kak..gak pernah marah sama Nana. Ganteng, sabar nya plus plus, Pinter juga anaknya. Sering bantuin Nana ngerjain tugas kak. , sebenarnya aku juga nggak ingin putus, nggak rela. Dimana lagi bisa menemukan orang se perfect Andri yang mau menerima ke absurd an Nana. Tapi Nana gak yakin bisa LDR an sama Andri. Dia mau kuliah di UI " ungkap Nana dengan wajah lesu nya.
"Waduh kaya ganti baju ya na..Gonta ganti. Ya kamu bilang baik-baik sama Andri dengan jujur, Insyaallah nanti dia bisa menerima" jawab Shasa
"Iya deh kak..nanti Nana pikirin lagi. Eh btw gimana kakak udah punya pacar belum ?" Tanya Nana sambil raut kepo andalan nya.
"Kakak nggak pacar-pacaran Na..mau fokus kerja " jawab Shasa santai
"Ih jangan bilang kak Shasa masih suka ya sama kak Nanta . Wah padahal kan dulu udah tekad banget tuh lupain kak Nanta gara-gara kak Nanta bilang mau nikahin Vita kan" tebak Nana semangat sambil memicingkan mata
"Apasih Na..udah jangan bahas yang gak penting. Lanjut makan aja" ujar Shasa mengalihkan topik pembicaraan yang begitu sensitif untuknya.
**
Vote coment please
Husna Qhairunissa (Nana)

KAMU SEDANG MEMBACA
KEKASIH IMPIAN
RomantikKetika seorang remaja yang tumbuh dan besar di lingkungan yang tak begitu mengenal agama, namun memiliki mimpi besar yaitu menjadi kekasih halal Lelaki Soleh yang ia harapkan akan menjadi Kekasih dunia dan Akhirat. Bahwasanya jodoh adalah cerminan d...
