11. buah bibir

6 0 0
                                    

Jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi, namun Shasa sudah berada di kantor sejak 2 menit yang lalu.

"Assalamu'alaikum mbak Kiki" ujar nya menyapa bagian kepala OG yang sudah datang pula saat berpapasan dengan nya.

"Waalaikumsalam mbak Shasa , pagi sekali mbak " sahut orang yang di panggil mbak Kiki.

"Iya mbak..soalnya harus ngecek pekerjaan kemarin, saya duluan ya mbak" ujar Shasa sambil tersenyum ramah.

"Baik mbak Shasa silahkan" ujar mbak Kiki tak kalah ramah.

"Assalamu'alaikum "

"Waalaikumsalam"

Kini Shasa harus menaiki lift untuk menuju ruang kerjanya yang berada di lantai 5.
Hanya ada ia dan 1 orang didalam lift itu, yang Shasa ketahui seorang staf IT.

"Bagian apa mbak ?" Tanya lelaki itu

"Keuangan mas.." jawab Shasa sambil tersenyum ramah.

"Oh .. perkenalkan Gibran dari staf IT" ujar lelaki itu sambil mengulurkan tangannya, tak lupa dengan senyuman.

"Saya Shasa mas " jawab Shasa sambil menangkup kan kedua tangannya didepan dada dan merasa tak enak takut-takut lawan bicaranya ini akan tersinggung.

"Oh maaf maaf saya kurang sopan, maaf mbak Shasa, salam kenal" jawab Gibran merasa tak enak dan salah tingkah.

"Iya mas gapapa ..saya juga minta maaf" jawab Shasa tak kalah canggung.

Untunglah suasana absurd itu terselamatkan dengan bunyi lift yang berdenting, saat pintu lift terbuka Shasa pun bergegas keluar menyisakan Gibran yang menuju lantai 6 .

"Saya duluan mas.. assalamu'alaikum" ujar Shasa sebelum pintu kembali tertutup.

"Waalaikumsalam mbak" jawaban itu masih terdengar lalu menghilang di balik pintu.

Shasa pun menuju ke ruangan nya. Setelah meletak kan tas dan mencari hp nya, ia pun memulai menyalakan komputer nya.

"Bismillah ...semoga laporan nya sudah sesuai" ujar nya sambil mengumpulkan berkas yang kemarin ia print.

Beberapa saat terdengar langkah kaki yang kian jelas
"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam Pak" jawab Shasa sambil mendongak ke sumber suara.

"Kamu sudah datang ?" Tanya Aksa sambil kembali mengecek jam tangannya.

Lelaki berjas hitam itu pun kembali menoleh ke arah Shasa.

"Iya pak,, ngecek ulang laporan yang kemarin saya kerjakan" ujar Shasa ramah.

"Oh iya ..saya permisi dulu" ujar Aksa lalu berlalu menuju ke ruang kerjanya, yang memang bersebelahan dengan divisi keuangan.

"Baik pak " jawab Shasa , yang kini kembali berkutat dengan pekerjaan nya.

***
Kini Shasa dan rekan kerjanya sudah berada di kantin kantor, mereka malas jika harus keluar mencari makan siang.

Bukan hanya mereka, justru hampir semua karyawan perusahaan banyak yang makan siang di kantin kantor, karena selain tempatnya yang luas , makanan dan minuman yang dijual pun terbilang cukup lengkap.

"Emang bener ngalah-ngalahin artis tuh . Dimana-mana diomongin" ujar Arumi sambil meluaskan pandangan nya mencari tempat duduk.

"Iya parah... gara-gara video dia nyanyi di cafe kan udah nyebar tuh " sambung Zahra.

"Pesonanya gak ada obat" timbrung Brita.

"Udah biarin aja lah..Kasian loh kalau Pak Aksa sampek pas makan keseleg, atau nggak lidah nya ke gigit, pas minum ke sedak, pas jalan kesandung" ujar Shasa menimpali omongan teman-temannya.

"Hahaha kamu ngelawak Sha ...lucu juga ya  pendiem ngelawak" sambung Arumi yang memang dasarnya cablak, diikuti tawa Zahra dan Brita tentu saja.

"Lah siapa yang ngelawak..kan bener. Diomongin terus loh. Kita aja ikut ngomongin gini" ujar Shasa polos.

"OMG cinta ku yang satu ini bener-bener bikin gemes. Pengen cubit kutil nya" timpal Arumi dengan gemas , lalu merangkul Shasa tak kalah gemas.

"Aduh mbak..untung aja Shasa gak punya kutil" jawab Shasa sambil tertawa , ya tentu saja mereka berempat tertawa bersama.

"Lagian Shasa perhatian bener sampai takut pak Cogan kenapa-kenapa" ujar Brita menggoda.

"Duh bukan gitu kali ah embrio" jawab Shasa
"Dih Embrita bukan embrio, dasar kain kasa" timpal Brita

"Lah kumat nih, baru juga akur" sahut Arumi menengahi.

"Udah-udah.. duduk situ aja yuk..mumpung masih senggang" ajak Zahra menunjuk meja pojokan.

"Yuk yuk..ini siapa yang mau pesen. Bumil nitip dah" ujar Arumi menuju meja itu lebih dulu.

"Shasa aja mbak...kalian pesen apa ? " Tanya Shasa

"Aku kayak biasanya aja Sha ..minumannya tapi jangan kasih es " ujar Arumi

"Aku juga kayak biasanya aja " sambung Zahra

"Brita samain aja kaya biasa ya Kain Kasa" ucap wanita cantik itu sambil tersenyum menampakkan lesung pipinya.

"Oke siap..bentar ya" ujar Shasa lalu menuju mbak kantin.

Tak berapa lama pesanan pun datang.
"Silahkan kak .... Selamat menikmati hidangannya" ujar Shasa menirukan seorang pegawai.

"Thank you " ujar Zahra, lalu tertawa bersama

*****
Vote Coment please

Pak Aksa

Mbak Shasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mbak Shasa

Mbak Shasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEKASIH IMPIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang