Delapan

970 136 6
                                    

Vivi duduk disofa ruang tamu rumah Chika. Gadis itu tengah menunggu, Chika yang sedang bersiap. Matanya menatap seisi rumah yang terlihat rapi, bisa Vivi lihat. Didepannya ada sebuah foto figura berukuran besar, ada Chika, Aya dan Christy dalam foto itu dan disekeliling figura itu ada beberapa foto Chika dan Christy waktu masih kecil, foto Chika dan beberapa mendali atas prestasinya begitu juga ada foto Christy disana dan beberapa sertifikat milik Chika dan Christy dipajang dengan rapi.

Vivi kagum dengan keluarga ini, keluarga yang berprestasi. Ntah itu Aya sang Mami, Chika atau bahkan Christy. Mereka semua memiliki prestasi dibidangnya masing masing.

Vivi menoleh arah anak tangga, dimana ada Chika yang berjalan dengan menggunakan pakaian santainya. Vivi tersenyum tipis, Chika terlihat cantik saat ini. Chika tersenyum pada Vivi, senyum yang membuat Vivi selalu jatuh dalam pesona seorang Yessica Tamara, dulu hingga sekarang.

"Yuk, Kak."

Vivi bangkit, kemudian mengangguk. "Jadi kita mau kemana dulu?"

"Kalo ke toko buku dulu boleh nggak?" Tanya Chika seperti anak kecil, itu membuat Vivi gemas sendiri.

"Kenapa nggak? Ayo, habis itu makan ya. Lo pasti belum makan." Ucap Vivi, kakinya melangkah mengikuti Chika keluar rumah, tak lupa Chika menutup pintunya.

"Oke."

"Btw, Mami Aya kemana?" Tanya Vivi ketika mereka berdua sudah berada didalam mobil.

"Lagi nggak ada dirumah, ada urusan diluar."

Vivi mengangguk anggukan kepalanya, mobilnya melaju meninggalkan perkarangan rumah Chika. Kini ia akan memutar kenangannya kembali bersama Yessica Tamara, walaupun tidak sama persis tapi setidaknya kenangan itu kembali ia rasakan.

***

Mereka menghabiskan waktu bersama, membeli buku, makan, menonton, jalan jalan keliling jakarta di siang hari dan kini mereka tengah duduk disalah satu taman di tengah kota. Tangan mereka memegang masing masing satu cone es krim, saling melempar tawa saat mendengar candaan masing masing. Bahkan Chika, saat ini merasakan kebahagiaan lain. Ia benar benar lupa dengan masalahnya.

Vivi menatap Chika yang sedang tertawa, ia tersenyum tipis. Tawa gadis itu kembali terlihat kembali olehnya, tawa yang sudah lama tak ia lihat. Vivi tersenyum ketika melihat es krim rasa coklat milik Chika tertinggal disudut bibir gadis itu. Tangannya terulur tanpa permisi untuk membersihkannya, Chika yang tadi sedang tertawa langsung diam saat merasakan sentuhan disudut bibirnya. Ia langsung menatap Vivi, Vivi balas menatap Chika.

"Bahagia terus ya, lo adalah alasan gue buat bahagia selama ini." Vivi berbicara dalam hatinya.

"Kalo makan es krim tuh yang bener, sampai berantakan gitu. Kayak anak kecil ya."

"Makasih, Kak."

Canggung, setelahnya canggung. Chika langsung terdiam, sisa es kriknya pun tak ia habiskan. Vivi yang menyadari akan perubahan Chika pun langsung mencari topik pembicaraan.

"Umm... Chika,"

Chika menoleh. "Kenapa, Kak?"

"Besok berangkat sekolah bareng gue ya? Nggak ada yang nganterin kan?"

"Nggak ada sih, tapi kan rumah Kak Vivi jauh dari rumah gue. Capek doang nanti." Ucap Chika berusaha menolak secara halus.

"Nggak apa-apa, daripada lo besok harus naik taksi online buat ke sekolah, mending bareng gue." Vivi menatap Chika dengan penuh harap. "Gimana?"

"Yaudah deh, tapi sama Christy juga ya."

Vivi mengangguk menanggapinya. "Oke, sekarang pulang ya. Udah sore, Christy pasti udah nunggu dirumah. "

Chika mengangguk, mereka berdua memutuskan untuk pulang. Vivi mengantar pulang Chika, diperjalanan pulang mereka hanya saling diam. Mungkin kelelahan karena seharian sudah pergi berkeliling kota jakarta.

"Gue seneng liat lo bisa ketawa lagi kayak tadi, walaupun cara ini nggak bakal bisa bikin lo lupa sama masalah lo tapi seenggaknya lo bisa ketawa dihari ini, Chika."

***

Vivi, Chika dan Christy sudah sampai diparkiran sekolah. Mereka baru saja sampai disekolah, mereka tidak telat namun sekolah sudah terlihat begitu ramai.

"Tumben banget udah rame." Gumam Vivi pelan, tak dapat Chika dan Christy dengar.

"Kak aku duluan ya, mau ngerjain pr yang belum selesai." Pamit Christy, sebelum mendapat jawaban apapun dari Chika dan Vivi gadis itu sudah pergi begitu saja.

"Dih, kebiasaan banget." Chika menghembuskan nafasnya pelan kemudian menatap Vivi. "Ayo, Kak."

Vivi mengangguk, mereka berjalan menyusuri koridor sekolah. Hingga mereka berpisah di pertigaan koridor untuk menuju kelas masing masing. "Duluan, Kak." Pamitnya, langsung berbelok dan masuk kedalam kelas.

"Semoga lo bahagia hari ini, Chika."

Nih Vikuy nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nih Vikuy nih...

Ohiya, cerita ini hanya ditulis dengan mendengarkan dua lagu.

Luka Yang Kurindu - Mahen
Terakhir - Sufian Suhaimi

maap kalo ada typo.

See you~

I Release You Sincerely [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang