Epilog

2.1K 279 157
                                    

"Janne Parker!"

Karena merasa terpanggil, aku pun menoleh ke sumber suara.

"Ada apa Louis?" Ucapku dengan nada setenang mungkin. Andai seseorang tahu bahwa perasaanku saat ini sangat tidak beraturan. Dan terasa ingin meloncat dari lantai 30 karena terlalu senang.

"Apakah kau ikut ke prom nanti malam?" Tanya Louis lagi. Sejujurnya aku yang berniat untuk menanyakan hal ini ke Louis. Namun nyatanya Louis lah yang duluan menghampiri dan menanyakan prom night.

"Well, aku tidak tau. Bukannya setiap siswa yang datang di prom itu harus mempunyai pasangannya, 'kan?"

"Ya, kau benar. Dan untuk itu aku ingin mengajakmu. Mau kah kau datang ke acara prom night bersama ku sekaligus menjadi pasanganku di sana?"

Apa ini hanya kebohongan semata? Tapi bukannya Louis mempunya Clay yang notabene nya adalah pacar Louis?

"Tapi bagaimana dengan Clay? Clay itu pacarmu kan?" Ucapku dengan menekan kan intonasi pada kata "pacarmu" tersebut.

"Astaga Janne! Bukankah berita putusnya hubunganku dengan Clay sudah menyebar di sekolah ini?"

Apa itu benar? Mengapa aku tidak tau tentang hal itu?

"Janne? Kau melamun" Ucap Louis membuarkan lamunanku.

"E-eh? Benarkah? Maafkan aku Louis" Jawabku terbata-bata.

"Jadi bagaimana?"

Haruskah aku menerima tawaran Louis? Tapi jika aku menerima tawaran Louis maka akan terjadi kesalah pahaman. Pasti teman-teman yang lain menganggap ku merebut Clay dari Louis. Tapi jika aku menolak maka aku juga akan merasa menyesal pada diriku sendiri. Bukan kah selama ini adalah yang ku inginkan sejak dulu? Berada di dekat Louis bagaikan aku memilikinya. Walaupun aku tau itu tidak akan terjadi jika sekalipun aku dekat dengannya.

"Kurasa kau membutuhkan waktu untuk berfikir. Baiklah, hubungi aku jika kau menerima tawaranku. See ya around, Janne!" Ucap Louis sambil melambaikan tangannya padaku lalu berjalan menjauh.

***

Keputusan ku sudah bulat saat ini. Aku akan menerima tawaran Louis itu sebagai pasangan di prom night kali ini. Pasangan hanya sebatas prom dan tidak lebih. Oh, taukah seseorang berapa menyedihkannya itu? Tetapi aku bahagia akan hal ini. Karena awalnya aku yang ingin mengajak Louis, bukan Louis yang mengajakku ke prom night.

Kriing kriing kriing

Dering telfon di ponselku membuatku terlonjak kaget dan segera melihat nama yang tertera disana.

Louis Tomlinson calling..

Dan tanpa berpikir panjang aku pun langsung mengangkatnya.

"Hey Louis," Ucapku membuka percakapan

"H-hai. Ada sesuatu yang ingin ku sampaikan sekarang." Jawab Louis dengan suara seraknya. Eh? Tapi mengapa suaranya terdengar seperti orang yang sakit?

"Katakan saja, Louis."

"Aku tau kau akan kecewa mendengar hal ini. Maaf aku tidak bisa datang ke acara prom karena aku--aku sakit. Ada sedikit masalah dengan tenggorokanku dan pusing. Maafkan aku Janne. Kau bisa pergi dengan yang lain, 'kan? Sekali lagi, maafkan aku."

Nafasku tercekat saat Louis mengatakan hal itu padaku. Namun aku bisa apa? Jika sakit adalah sebuah musibah maka tidak seorang pun yang bisa merubah hal itu.

"Yeah, tidak apa-apa Louis. Dan--kau benar. Aku bisa pergi dengan teman lelaki ku yang lain."

Maafkan aku, Louis. Aku berbohong akan hal itu. Sejujurnya, aku tidak jadi datang ke prom itu. Lagipula yang aku tunggu-tunggu hanyalah kehadiran Louis. Hanya itu. Dan tidak ada lainnya. Mungkin berdiam diri dikamar akan menjadi pilihan ku malam ini. Toh, juga tidak akan ada yang peduli.

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang