Aku menjagamu, tanpa menjagamu,
Menyayangimu dari jauh.
**Dear diary,
Hal yang selama ini ku takutkan pun terjadi. Tadi malam aku datang ke pesta ulang tahun Louis. Aku memang sudah merasakan sesuatu yang janggal. Namun aku menepis pikiran tersebut. Yang ku inginkan adalah membuat Louis tau keberadaanku.
Tapi memang kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Malam itu, Louis menyatakan perasaannya pada Clay. Masih ingat Clay kan? Seorang temanku yang datang terlambat bersama Louis pada jam pelajaran Mr.John.Louis menyatakan perasaannya didepan seluruh murid yang datang ke pestanya. Awalnya aku memang tidak ingin melihat kerumunan itu. Namun rasa penasaranku lebih besar. Jadi aku melihat ke arah kerumunan tersebut.
Nafasku tercekat begitu melihat pemandangan yang sungguh tidak enak. Louis bertekuk lutut didepan Clay dengan menggenggam kedua tangan Clay dan mengucapkan sebuah kalimat.
Oh, betapa indahnya hidup Clay. Dia sangatlah beruntung. Bahkan kabar yang kudengar Clay menyukai Louis pada saat masuk kelas 12. Sedangkan aku yang menunggu lebih dari 3 tahun pun tidak mampu bersama Louis.
Um, sudah dulu ya. Waktu sudah menunjukkan pukul 6.30. Saatnya berangkat ke sekolah. Saatnya melihat Louis dari kejauhan bersama gadis pujaan hatinya tersebut. Selamat bagiku karena berhasil melihat Louis bahagia. Jika Louis bahagia dengan orang lain, maka aku juga harus turut senang atas apa yang dilakukan oleh Louis..
**Entah mengapa lama kelamaan aku sangat malas untuk ke sekolah. Mungkin karena faktor--um. Dia, well, Louis.
Dan ternyata pagi ku kali ini disambut dengan sangat-sangat amat baik. Saat aku ingin mengambil buku di loker, saat itu juga Louis dan Clay berjalan didepanku sambil bergandengan tangan. Sungguh panas rasanya melihat Louis berjalan bersama Clay dengan bahagianya. Tapi aku bisa apa jika memang itu sudah terjadi?
Memang aku hanya bisa menyesali atas semua tindakan ku ini.
Sedangkan aku hanya bisa memandanginya dari jauh.
Aku hanya bisa menyayanginya dari jauh.
Dan aku hanya bisa menjaganya dari jauh.
Tentu semua itu tidak kutunjukkan. Lagipula buat apa? Louis sudah bahagia bersama Clay. Clay mampu membuat Louis nyaman. Clay mampu menjaga Louis. Begitupun sebaliknya. Bagaimana denganku? Oh tentu tidak usah ditanyakan lagi.
"Hey? Kau melamun di pagi hari yang cerah ini" Ucap seseorang menepuk pundakku.
"E-eh? Evy? Ada apa?" Tanyaku sedikit terkejut akibat Evy. Kurasa pagi yang cerah itu hanya ditujukan oleh orang-orang yang bahagia dan tidak dengan ku.
"Tidak. Tidak apa-apa. Akhir-akhir ini aku sering melihat mu melamun dan terkadang terlihat resah. Apa kau mempunyai masalah? Kau bisa menceritakan itu padaku sepulang sekolah nanti" Tanya Evy dengan antusias.
"Um, tidak ada"
"Bohong. Kau sangat tidak pandai dalam urusan berbohong" ucap Evy.
Well, itu benar. Bahkan selama bertahun tahun lamanya aku berbohong pada diriku sendiri dan pada perasaanku sendiri.
"Uh, aku ada urusan. Bye, Evy!" Ucapku lalu melambaikan tangan pada Evy. Dan Evy hanya memutar kedua bola matanya.
Sejauh ini, aku hanya bisa merasakan keterpurukkan ku. Tidak ada yang pernah mengerti perasaanku. Dan aku pun sudah menanggung resiko itu sendiri. Berani bertindak, maka berani menanggung akibatnya.
Dari semua ini aku tau. Dan aku bisa belajar.
Bahwa segala sesuatu tidak baik jika dipendam terus menerus. Dan jika kau mampu menahan perasaan sendiri itu sangat hebat. Terlihat kuat padahal aslinya tidak. Louis mampu membuatku menunggu bertahun-tahun lamanya yang artinya secara tidak sengaja Louis menyuruhku untuk menyerah.
Ketahuilah, jujur itu lebih baik daripada memendam perasaan bertahun-tahun lamanya dan menanggung resiko atas perbuatan itu sendiri.
Jika kau tidak pernah mencoba, maka kau sendiri tidak akan pernah tau hasilnya. Jika kau akan diam tanpa melakukan apa yang harusnya dilakukan, maka bersiaplah sesuatu yang kau inginkan akan terlepas begitu saja dengan seiring berjalannya waktu.
Maka, jujurlah pada perasaan mu sendiri. Jangan membohonginya. Lebih baik mencobanya daripada tidak sama sekali
Dan aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan mengambil keputusan seperti ini lagi. Memendamnya bertahun-tahun tanpa diketahui dan menyembunyikannya.
I promise. I will never do this stupid things again
**
"Janne! Ayo masuk kelas! Kuharap kau tidak ingin mendapatkan hukuman dari Mr.John" Teriak seseorang yang sudah ku yakini itu adalah Evy.
"Baiklah, Evy. Aku akan segera menyusul mu" Ucapku lalu berjalan perlahan menuju kelas Mr.John. Entah mengapa aku sangat tidak bersemangat hari ini. Jam yang melingkar di tangan ku pun sudah menunjukkan pukul 07.05. Sialan. Aku terlambat lima menit.
Tokk tok tokk
Ketukan pintu sebanyak tiga kali membuat seisi kelas menatap ku termasuk Louis, Clay, Evy, dan tidak lupa Mr.John.
"Terlambat lima menit di pelajaran pertama ku Ms.Parker?" Tanya Mr.John dengan lantang. Sungguh aku sangat merasa malu saat ini.
"M-maafkan aku Mr.John. Aku sedang mengurus--well, urusan wanita setiap bulan" Jawabku dengan berbohong. Entah mengapa alasan itulah yang terlintas di otakku saat ini. Aku jadi teringat saat Louis dan Clay terlambat dan menjalani hukuman bersama. Mungkin kah aku akan merasakan apa yang dirasakan Clay saat itu?
"Baiklah kalau begitu kau akan menerima hukuman ku saat pulang se--"
"Tunggu Mr.John!" Ucap seseorang dengan keras yang berhasil membuat ucapan Mr.John terpotong.
"Ada apa Mr.Tomlinson?"
Astaga. Aku tidak mengerti dengan Louis. Mengapa dia memotong ucapan Mr.John di saat aku ingin dihukum?
"Apa kau akan menerapkan hukuman yang sama saat aku dan Clay terlambat? Janne hanya terlambat lima menit. Itu berbeda denganku yang terlambat 30 menit" Ucap Louis dengan nada protesnya.
Apa peduli nya dia terhadap ku? Toh, itu juga urusan ku bila aku dihukum atau tidak.
"Kau menantang ku Mr.Tomlinson. Baiklah, kalau begitu kau dan Ms.Parker akan menjalani hukuman bersama setelah pulang sekolah" Ucap Mr.John secara santai. Ucapan yang terlontar dari Mr.John mampu membuat seisi kelas menjadi ribut. Dan aku melihat Clay menatap ku dengan tajam.
Oh sial. Ini buruk. Persetan dengan Louis. Tidak seharusnya Louis melakukan hal ini padaku.
***
HAAI HAHAHA ok gajadi epilog HAHAHAHA. kyknya kalo udh epilog terlalu singkat karena gue lg mood nulis jadi yaudah here u go chapter 8 heheh.I laf u mwah.
vote&comment? Thank u:)xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Short Story[COMPLETED] "Bukan tak percaya diri. Karena aku tau diri" Hanya kisah keseharian gadis bernama Janne Parker yang mengagumi temannya sendiri, Louis Tomlinson. Dan yang bisa ia lakukan hanyalah menulis itu pada buku diary nya atau hanya memendam p...