"L-louis? Dan kau? Evy?"
Ini semua sangatlah jauh dari perkiraan ku. Aku tidak mampu menahan tangis yang sudah berada di pelupuk mata kanan dan kiriku. Bahkan aku bisa merasakan rasa panas di mataku. Aku sangat kecewa pada Louis dan Evy.
Ku hampiri Louis yang sedang menggandeng tangan Evy dengan indah.
"A-aku tidak tau bagaimana cara otakmu berfikir, Louis fuckin Tomlinson" ucapku dengan nada bergetar.
"Aku? Cara berfikirku baik. Tidak ada yang salah. Dan, oh ya. Aku melihat teman dekatmu alias perempuan yang berada di samping kanan ku belum mempunyai pasangan. Jadi lebih baik aku yang menjadi pasangan Evy diprom night ini"
Nafasku tercekat saat Louis mengatakan kalimat yang dilontarkannya secara spontan dan sangat menusuk di dadaku.
"Well, ku harap kau segera cepat sembuh. Kuharap kau bisa sembuh dari penyakit tenggorokan mu dan kegilaan mu itu. Aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu selama ini" ucapku sambil menatap tajam Louis serta air mata yang sudah membasahi kedua pipiku.
Kulihat Evy masih tercengang melihat percakapan antaraku dengan Louis. Apakah Evy tidak mengetahui bahwa pasanganku diprom adalah Louis?
"Evy. Can we talk for a second, please?"
Evy masih menatapku, kemudian menatap Louis dengan sengit. Dan tidak lama, Evy mengangguk dan berjalan mendekat ke arah ku. Sedangkan Louis pergi menjauh. Oh bagus. Louis sadar diri rupanya.
"Apakah kau tidak tau bahwa pasanganku di prom adalah Louis fuckin Tomlinson?" Ucapku secara spontan.
"Bukannya aku tidak tahu. Tapi kau sendiri yang tidak memberi tahuku siapa pasangan mu. Selama ini aku menanyakan siapakah pasanganmu diprom night dan kau hanya menyembunyikan itu semua. Aku teman terdekat mu. Aku peduli dengan mu. Dan sekarang semua sudah jelas. Seseorang yang kau kagumi selama ini adalah Louis" ucap Evy secara panjang lebar.
Apa yang dikatakan Evy itu semua benar. Selama ini Evy selalu bertanya siapa orang yang akan menjadi pasangan ku. Dan aku hanya menjawab dengan tidak pasti. Tempo hari, Louis mengajakku. Ku kira Louis sangat serius dengan perkataannya. Namun inilah yang ku dapat.
Louis berbohong padaku tidak bisa hadir karena sakit, dan kenyataannya itu semua hanyalah kebohongan semata. Louis mengajak Evy sedangkan Evy menyetujui hal tersebut tanpa sepengetahuan ku.
Jelas ini semua bukan seratus persen salah Louis. Namun ini adalah kesalahan terbesarku. Memendam itu semua pada diriku sendiri. Bahkan disaat temanku sendiri menanyakan hal itu, aku memendam nya. Sehingga disaat orang yang ku kagumi bersama sahabatku sendiri, dia baru mengetahui hal itu.
"M-maafkan aku Evy. Aku tau ini semua adalah kesalahan ku. Selama ini kau selalu membantuku. Bahkan saat ditelfon aku memberi taumu bahwa pasangan ku tidak bisa datang, kau selalu ada untuk membantuku dengan membawakan Niall kepada ku. Aku sungguh minta maaf atas semuanya"
"Kau tidak perlu meminta maaf. Ini semua bukan salahmu sepenuhnya. Tidak seharusnya aku menerima ajakan Louis karena pada dasarnya aku sudah mempunyai pasangan. Aku berbohong pada Louis bahwa aku belum mempunyai pasangan agar Louis mengajakku.
Dan dengan Louis mengajakku, aku berfikir untuk menerima nya dan membatalkan dengan pasangan pertamaku di prom. Dan aku tau ini sangat salah. Maafkan aku Janne. A-aku mencintai Louis." ucap Evy dengan setetes air mata yang mengalir.
Semua yang ku katakan di awal itu memang benar. Bagaimana pun caranya, ini semua hanyalah membuatku kecewa. Louis mampu membuatku terbang dan melayang. Tapi disaat itu juga Louis mampu menjatuhkan ku dengan perlakuannya. Mungkin memang benar bahwa kita tidak seharusnya termakan oleh omongan orang itu sendiri. Karena pada dasarnya omongan tersebut tidak bisa menjamin kebahagiaan mu sendiri.
Mungkin memang inilah takdirnya aku dan Louis tidak bisa bersatu. Aku bisa dengan mudah merelakan kebahagiaan Evy hanya untuk Louis. Itu sangat mudah. Sangat-sangat mudah. Memang pada dasarnya merelakan itu mudah, tetapi akankah luka yang dibuatnya bisa tertutupi suatu saat nanti?
Bertahun-tahun lamanya aku memendam ini semua dan inilah akhirnya. Beribu-ribu luka yang menancap di dadaku tidak bisa menghilang begitu saja. Beribu-ribu omongan manisnya tidak bisa hilang dengan mudahnya. Perlakuan manisnya selama ini tidak bisa hilang dengan cepat dan masih tersimpan jelas di memori otakku.
Dan inilah waktunya bagiku untuk melupakan sesosok Louis Tomlinson yang selalu menghiasi hari-hari kecilku menjadi begitu indah.
Inilah waktunya bagiku untuk berhenti memandanginya dari jauh.
Inilah waktunya bagiku untuk bersikap normal saat Louis berada didekat ku dan mengontrol detak jantungku secara normal.
Inilah waktunya bagiku untuk berhenti tersenyum saat memandanginya dari jauh.
Inilah waktunya bagiku untuk berhenti berharap.
Inilah waktunya bagiku untuk berhenti mencintainya secara diam-diam.
Inilah waktunya bagiku untuk mengikhlaskan Louis dengan Evy.
Dan yang terpenting dari semua itu, aku harus bisa melupakannya dari kehidupan ku.
Tapi dari semua itu tidak bisa dipungkiri bahwa aku masih mencintainya.
Sometimes I just miss the memories that we've ever made in this whole life. But im not miss the person who made me cry for a long time ago. And now, its time to forget the day that I fell in love with you for the first time. I just want to forget the past and forget the memories. I've stuck on you and wait so long. And now, its time for me to move on.
-Adore You by legaltommo-**
hai..vote&comment?thank you:D

KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
Short Story[COMPLETED] "Bukan tak percaya diri. Karena aku tau diri" Hanya kisah keseharian gadis bernama Janne Parker yang mengagumi temannya sendiri, Louis Tomlinson. Dan yang bisa ia lakukan hanyalah menulis itu pada buku diary nya atau hanya memendam p...