Chapter 9

2.1K 302 78
                                    

Setelah pelajaran ketujuh selesai, aku segera menuju ruang detensi. Mungkin lebih tepatnya adalah ruangan neraka karena di tempat itulah berbagai macam siksaan akan didapat oleh siapa saja siswa yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Oh baiklah, aku terlihat sangat melankolis.

"Janne! Tunggu aku!" Ucap seseorang berteriak sambil berlari ke arah ku.

"L-louis?"

Sungguh aku sangat tidak mengerti dengan Louis. Louis mampu membuatku terbang sampai ke langit ke tujuh, namun dia juga berhasil membuatku jatuh saat itu juga.

"Apa kau serius akan menjalankan hukuman dari Mr.John?" Tanya Louis sambil menyeimbangkan langkah kakinya. Baru pertama kali ini aku bisa berada di dekatnya. Tidak ada lagi jarak yang memisahkan antara diriku dan Louis. Well, aku tidak perlu senang akan hal itu. Karena Louis sudah memiliki seseorang yang lebih dariku.

"Tentu. Apa kau gila? Jika kau tidak melakukan hukuman dari Mr.John itu namanya kau ingin mencari mati di hadapan Mr.John" Ucapku sambil menatap heran ke arah Louis.

"Sejujurnya aku bosan menjalani hukuman dari Mr.John"

Louis bosan menjalani hukuman dari Mr.John? Lalu mengapa saat itu Louis datang terlambat bersamaan dengan Clay?

"Kau bosan? Lalu mengapa kau tidak membiarkan ku dihukum oleh Mr.John pada saat pelajarannya?"

"Ah,ya. Kita sudah sampai di ruang detensi. Ladies first. Silahkan masuk duluan, Janne"

Ah, sialan Louis.

"Ehem. Mr.Tomlinson dan Ms.Parker. Ku kira kalian tidak akan datang kali ini. Dan kau, Mr.Tomlinson apa kau tidak bosan menjalani hukuman dariku?" Ucap Mr.John dengan raut wajahnya yang tegas.

"Entahlah. Aku tidak ada kegiatan setelah pulang sekolah. Jadi kupikir mungkin menemani Janne lebih baik"

Menemaniku? Sungguh itu lelucon yang paling lucu. Ini hari Senin. Dan setauku hari ini Louis memiliki jadwal latihan futsal bersama keempat temannya.

"Louis? Bukannya kau memiliki jadwal latihan futsal bersama keempat teman mu itu?"

"Ah, ya. Aku malas latihan futsal. Dan--tunggu. Dari mana kau tau bahwa hari ini aku memiliki jadwal latihan futsal?"

Baiklah. Secara tidak langsung pertanyaan yang ku lontarkan barusan seperti aku adalah seorang penguntit yang selalu memperhatikan hari-hari Louis. Memang begitu adanya.

"K-kurasa banyak anak-anak yang mengetahui hal itu"

"Sudah selesai mengobrolnya?" Suara dari Mr.John mampu membuatku dan Louis terlonjak kaget. Aku lupa bahwa saat ini di depan ku ada seekor monster yang siap melahap kedua mangsanya di depan kapan pun monster itu mau.

"M-maafkan kami Mr.John" Ucap Louis meminta maaf.

"Baiklah kalah begitu. Kalian berdua bersihkan tiga mobil sekolah yang berada di parkiran belakang. Dan kalian harus bisa membersihkan tiga mobil itu sebelum jam 5 sore"

Apa dia gila? Membersihkan tiga mobil sekolah yang sangat kotor sebelum pukul 5 sore? Bahkan saat ini waktu sudah menunjukan pukul 4 sore.

"Baiklah Mr.John. Ayo Janne!" Ucap Louis sambil menarik tangan ku untuk keluar dari ruang detensi.

Aku tidak mengerti apa yang salah dengan otak dan hati Louis. Apakah dia tidak menyadari bahwa seharian ini perlakuannya terhadapku itu aneh? Maksudku Louis terlihat berbeda saat Louis sudah berpacaran dengan Clay. Louis lebih terlihat peduli terhadapku.

"Janne? Kau terlihat seperti memikirkan sesuatu dan tampak sedih. Apa kau sedih karena mendapat hukuman dari Mr.John? Sejujurnya, aku hanya ingin membantu mu. Dan aku tidak suka saat wajah cantik mu itu terlihat sedih"

Apa? Louis memujiku atau ingin mengejekku?

"Kau mengejekku? Lagipula, apa peduli mu? Jangan bertindak seperti kau peduli padaku tetapi jauh di lubuk hatimu kau sendiri tidak ingin peduli terhadapku. Dan--oh ya. Kau sudah mempunyai seorang Clay Atkins" Ucapku sambil menstabilkan suara ku agar tidak bergetar seperti orang ingin menangis dan menekan ucapan ku pada kata "Clay Atkins"

"Ah, itu bukan apa-apa. Ayolah Janne! Waktu kita sedikit! Kau tidak ingin mendapat hukuman tambahan dari Mr.John kan?"

Aku sangat tidak mengerti dengan perlakuan Louis terhadapku. Louis mampu membuatku senang dan sedih disatu waktu. Karena merasa lelah dengan pikiran tentang Louis, aku segera mengambil wadah untuk diisi sabun beserta spons nya.

Kulihat Louis sudah mulai membersihkan mobil sekolah yang berukuran sedang sendirian. Aku mulai berjalan ke arah mobil di depanku dan mulai membersihkannya. Sejujurnya, aku tidak bisa fokus membersihkan mobil sekolah ini. Bagaimana tidak? Keringat yang keluar dari sekitar wajah Louis, serta sedikit air yang tumpah ke baju seragam putih milik Louis mampu membuatku menahan nafasku sejenak. Bisakah Louis mengelap keringat yang berada di wajahnya itu sebentar? Sungguh aku sangat merasa tidak fokus.

"Ambil foto. Itu bisa lebih lama" Ucap Louis yang masih sibuk dengan mengelap mobil dibagian kaca belakang.

"Uh, t-tidak. Kau terlihat lelah. Sebaiknya kau beristirahat sebentar" Jawabku sambil menutupi rasa gerogi ku terhadap Louis.

Aku melihat sejenak ke arah jam biru yang melingkar dipergelangan tangan kiri ku. Waktu sudah menunjukkan pukul lima kurang seperempat. Itu artinya tersisa 15 menit lagi waktu untuk membersihkan mobil sekolah ini. Dengan sisa tenaga yang kupunya, aku mengelap bagian luar mobil sekolah.

"Ayo pulang!" Ucap Louis yang tiba-tiba datang entah darimana asalnya dan menarik tangan kanan ku yang masih basah karena air.

"Kau gila? Hukuman membersihkan mobil sekolah belum selesai"

"Terserah. Aku sudah lelah dan ingin pulang sekarang"

Louis gila atau bagaimana? Aku tidak memperdulikan perkataan Louis dan tetap melanjutkan hukuman ku sendirian.

20 menit kemudian aku berhasil membersihkan dua mobil sekolah dengan sangat terburu-buru. Aku tidak peduli jika hasilnya mengecewakan dan masih kotor. Yang penting aku cepat pulang. Sebelum pulang, aku mengembalikan wadah yang berisi air ke tempatnya semula. Suasana di sekolah sudah sangat sepi. Dan setelah selesai dengan mobil, aku mengambil tas ransel ku yang berwarna pink neon dan menaruhnya di punggung ku.

Aku berjalan sampai ke arah parkiran depan.

Dan ternyata, Louis ada di depan gerbang sekolah lengkap dengan motornya yang menatap ku dengan tersenyum simpul. Persetan dengan Louis. Dia membiarkan ku mengerjakan hukuman sendirian.

**

yhow update yhow

TODAAAAYYY OTRAAAATTT YASH UDAH SELESE DI SYDNEY:") sialanbgt gaada 18,no control,fools gold, dll:")

vote&comment?thank u:D

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang