"keberuntungan ditangguhkan oleh seseorang yang mengaku dirinya bisa memberi kebahagiaan padahal pada dasarnya dia juga sedang mencari arti kebahagiaan untuk dirinya sendiri"
__________________
Berkat kakek tua di gereja, ia bisa tahu keberadaan rumah seseorang yang kakek itu maksud. Awalnya ia tidak percaya tentang masa lalu kalung itu, tapi setelah ia mengecek ulang pada foto-foto masa kecilnya yang lain, wajah anak kecil yang berdiri di antara kerumunan anak kecil lain di sana yang terlalu mirip dengan dirinya.
"Apa benar ini rumah yang dimaksud?" Gumamnya pada diri sendiri setelah melihat dihadapannya sudah terdapat sebuah rumah megah di sebuah pedesaan terpencil dari kota Jungjin.
Hoseok melihat jam tangannya. Pukul 5 sore. Memerlukan waktu kurang lebih 6 jam lamanya perjalanan menuju ke sini. Padahal sebenarnya Hoseok hanya memerlukan waktu setidaknya 3jam.
Tapi ia tak heran, meskipun perjalanan tidak terlalu jauh, tetap saja siklus jalan raya umum tidak bisa diprediksi karena kemacetan ada dimana-mana.
Matanya fokus lagi ke rumah tersebut. Tampilan tak terawat, halaman depannya juga tertutup semak belukar.
Hoseok berjalan mendekat ke arah pintu usang, tapi yang menjadi keanehan adalah gagang pintunya tidak terlapis debu seperti barang-barang yang lain.
"Ehhh apa ada orang lain yang masuk kesini?" setelah berpikir sebentar dan dengan memberanikan diri, akhirnya Hoseok memutuskan masuk ke dalam rumah penuh pertanyaan tersebut.
Dia menelusuri tempat-tempat yang penuh debu, hidungnya merasa sangat tidak nyaman. Tangan kanannya menutup pernafasannya dan tangan kirinya pun tak berhenti mengibaskan debu.
Saat Hoseok berhenti pada sebuah ruangan, ia tidak sengaja menemukan sebuah bingkai foto yang tergeletak di tanah. Setelah dibalik olehnya, ternyata bingkai itu berisi foto keluarga yang terlalu rusak untuk dilihat.
Hoseok meletakkannya dengan benar diatas meja lagi. Ia lalu pergi menelusur lebih dalam.
Hoseok mengarahkan senter ponselnya kesana-kemari. Saat kedua bola matanya menangkap sebuah cermin di tempat ia berdiri. Dia menemukan sebuah keanehan. Di tanah penuh debu itu ada beberapa bekas jejak kaki yang berakhir di depan cermin. Saat Hoseok mendekat dan berusaha menggeser cermin tersebut. Ternyata ada sebauh celah. tangan Hoseok dia letakkan tepat dimana tidak ada bekas debu sama sekali.
Pintu samar seperti dinding tersebut pun terdorong. Ada sebuah gudang. Dan gudang itu sepertinya berpenghuni, karena jika dilihat dari barang-barang disana tertata dengan rapi dan tidak ada debu yang menempel.
Sangat berbeda dengan keadaan ruangan lainnya.
Saat Hoseok mendekat pada sebuah tirai putih, tangannya menarik kain. Hoseok penasaran akan benda yang sedang tertutupi kain tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent: Do You Remember?
General Fiction(On Going) Menceritakan tentang kejahatan yang dilakukan oleh seorang peneliti ilegal. Dalam kasusnya ia melibatkan seorang detektif. Semuanya saling terkait, termasuk kasus terbakarnya rumah sakit yeongseong 17 tahun lalu yang menewaskan banyak war...