Pertempuran itu selesai kurang dari lima menit. Buster menerobos satu demi satu prajurit yang sebelumnya berlari dan menyilangkan pedang ke arahnya.
Suara retak terdengar saat kedua tangan Buster mencekram dua leher prajurit yang terakhir.
Selir Juleaha merasa kalut saat melihat kedua prajuritnya itu mulai mengering seperti kayu reot. Itu benar-benar terlihat mengerikan.
Napas prajurit yang baru saja tertangkap Buster itu sudah tidak terasa lagi, mata keduanya melotot seperti mau copot. Energi kehidupannya telah terkuras habis oleh Buster.
Buster dengan ringan membanting mayat itu. Dan berniat untuk menghampiri selir Juleaha dan juga Reus, untuk mengakhiri hidup keduanya.
Namun, di lain tempat, Mavis yang kini tengah menunggu kabar dari Buster sambil melihat ke arah luar jendela, dikejutkan dengan sebuah notifikasi muncul di ruang hampa di hadapannya sebanyak lima kali.
[Sistem : Lvl. Buster meningkat 1 -> 2]
[Sistem : Lvl. Buster meningkat 2 -> 3]
[Sistem : Lvl. Buster meningkat 3 -> 4]
[Sistem : Lvl. Buster meningkat 4 -> 5]
[Sistem : Lvl. Pengguna sistem Asta meningkat 1 -> 2]
Mavis terkejut dengan notifikasi yang mendadak ini. Mengapa bisa tiba-tiba Buster naik level? Dan dia juga? Apa yang telah terajdi!
"Buster, apa yang sedang kamu lakukan sekarang?" Mavis tidak bisa untuk tidak lekas menghubungi Buster.
"Tuanku, seperti yang kamu minta, aku sedang melenyapkan mereka yang berniat menyerang ratu."
Buster mengirimkan pesan dengan telepatinya.
"Celaka!" umpat Mavis.
"Mengapa kamu tidak memberi tahuku dulu!"
"Maaf, Tuanku." Buster berubah murung. Dia merasa telah berbuat kesalahan hingga membuat tuannya itu marah.
"Siapa yang kamu bunuh?"
"Hanya manusia hina, Tuanku."
"Bukan, maksudku seperti apa mereka?"
"Prajurit berzirah putih yang membawa senjata pedang di pinggangnya."
"Berapa banyak?"
"Aku berhasil membinasakan dua belas orang, Tuanku!" Buster tiba-tiba menjadi bersemangat. Dia mencoba memamerkan kekuatannya kepada Mavis.
Mavis jatuh dalam pemikirannya, sebenarnya ini memang kesalahannya karena tidak memberi instruksi yang lebih detail kepada Buster. Jika saja dia memberitahu untuk tidak membunuh, itu akan lain lagi.
"Yasudah, lagipula ini bukan salahmu sepenuhnya. Bagaimana dengan selir Juleaha? Apa kamu menemukannya?" tanya Mavis.
"Tuanku, aku mendapatkannya. Dia sedang berada di hadapanku saat ini, bersama dengan seorang pria berpakaian hitam."
"Sampaikan pesanku padanya, katakan untuk tidak mencoba menyentuh sehelai rambutpun milik ratu, atau aku akan mendatanginya dan mencabut nyawanya.
"Baik, Tuan."
"Setelah itu, kamu dapat kembali," kata Mavis.
Sambungan telepati itu terputus dan Buster langsungvmenyampaikan pesan kepada selir Juleaha dan juga Reus. Kemudian gas hitam muncul disekujur tubuh Buster, menelannya dan sepersekian detik kemudian tubuhnya tercerai lalu menghilang.
Selir Juleaha masih menatap kosong ruang hampa di depannya, sambil memegangi dadanya yang terasa sesak.
Jantungnya serasa mau copot, dia sangat terintimidasi dengan aura misterius milik Buster. Itu seperti aura kematian, dia baru saja berada diambang kematian! Dia tahu itu tadi itu sangat berbahaya, jika Buster mau mereka pasti sudah lama mati!
Reus yang masih mencoba menjernihkan pikirannya berbalik melihat kondisi selir Juleaha. Dia membantu selir itu untuk menopangnya agar tidak jatuh karena kaki yang gemetar.
"Nyonya...." Reus tidak bisa berkata apa-apa.
"Reus, aku tidak menyangka wanita itu mempunyai seseorang yang melindunginya dari bayang-bayang."
"Sialan!"
Dia menggertakan giginya dan kedua tangannya mengepal. Sorot matanya masih terkunci ke arah ranjang di mana sang ratu tengah tertidur nyenyak. Dia marah semarah-marahanya.
Selir Juleaha sangatlah iri!
"Mengapa dia sangat begitu beruntung memiliki segalanya, bahkan meski sudah tidak beguna dan tertidur, masih ada orang yang melindunginya?" selir Juleaha membatin.
"Sampaikan perintahku kepada Darius. Setelah dia membawa bocah itu, datanglah ke ruang rahasia. Aku ingin membunuh anak itu dengan tanganku sendiri."
"Lilian, lihat bagaimana aku akan mereggut sesuatu yang sangat berhaga milikmu."
"Argh..." Kemudian dia berjalan dengan geram meninggalkan ruangan sang ratu.
Beberapa jam telah berlalu dan kini sudah beranjak malam.
"Akhirnya aku menguasai keterampilan memperkuat tubuh!" kata Mavis.
Berada di balkon kamarnya, Mavis berlatih menggunakan keterampilan lainnya dari sistem dengan penuh keringat. Itu adalah keterampilan meningkatkan tubuh yang mana dapat membuat tubuhnya terasa ringan tapi sekuat baja.
"Kerja bagus Mavis, kamu memang hebat!" Dia membatin dalam-dalam dan tersenyum. Hal memalukan apa ini, dia memuji diri sendiri.
"Aku pikir ini sangat cocok jika seorang wanita yang mempelajarinya. Mereka tidak akan kesulitan lagi dalam menurunkan berat badan," kata Mavis.
Mavis menggerakan tubuhnya dan meloncat lalu berjalan ke sana kemari. Namun, sesering apa dia melakukannya dia tidak merasa kelelahan.
Lihat tubuhnya, bahkan setelah menguasai keterampilan meningkatkan tubuh, tubuh Mavis yang semula buncit akibat tidak pernah olahraga--ini warisan pangeran bodoh sebelumnya, kini berubah menjadi datar. Lemak-lemak itu seakan mengering dan hilang, yang ada sekarang perut itu mulai membentuk garis-garis lekuk yang bagus. Dadanya pun semakin tampak bidang, Mavis saja sampai terkejut saat meraba badannya sendiri.
"Ini benar-benar hebat!"
Mavis buru-buru berlari ke arah cermin di dalam kamarnya. Dia melepas bajunya itu dan mempelihatkan tubuhnya.
"Sebenarnya, ada yang seperti ini?" kata Mavis.
Dia semakin bersorak dalam hati. Sepertinya dia sudah gila.
"Ah... sudah, cukup sampai di sini, kau pasti sudah gila Mavis."
Mavis menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya. Kemudian dia memakai kembali bajunya dan duduk di tepi ranjang. Sambil memandang ke arah jendela, dia memikirkan sesuatu tentang dunia ini.
Dia tiba-tiba terpikir tentang alasan mengapa dia bisa datang ke dunia ini? Katalis apa yang menghubungkan dirinya dengan dunia ini? Mengapa harus dia? Dan lagi tentang notifikasi yang muncul setibanya dia datang ke dunia ini.
Notifikasi tentang dirinya yang mendapatkan gelar pengguna sistem--dia yang pertama. Ini membuktikan bahwa bukan hanya dirinya yang datang ke dunia ini.
Di mana yang lainnya?
Dan juga, hal yang harus diungkap Mavis adalah siapa yang menciptakan sistem.
Mavis memikirkannya hingga tak sadar matanya mulai memberat. Pikirannya menjadi buyar dan dia perlahan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M THE NECROMANCER KING
Fantasía(Kontrak Noveltoon) Part 1 - 148 : Bisa dibaca di aplikasi Noveltoon. Di tempat tinggal sebelumnya, Mavis hanyalah seorang remaja yang tidak memiliki keahlian apapun yang menonjol. Dia terlahir sebagai yatim piatu, di dalam keluarga yang serba kekur...