Chapter 16 : Mencari Seorang Guru

127 16 0
                                    

Keesokan harinya, Mavis menyantap sarapan pagi setelah Marrie dan Sasha datang membawakan makanan. Dia memakan daging itu dengan lahap dan seperti biasa tak lupa meneguk segelas susu yang rasanya hambar. Dia memakan semua yang disajikan di depan matanya, tanpa terkecuali.

Setelah mengelap mulutnya dia melirik ke arah Marrie dan juga Sasha. Kemudian sejenak dia berpikir, ada kabar baik apa sampai membuat kedua orang ini menatapnya dengan cara yang aneh.

"Apa ada berita baru untuk hari ini?" kata Mavis.

"Aku senang Pangeran baik-baik saja," kata Sasha.

Marrie yang berada disamping Sasha ikut mengangguk.

"Apa aku terlihat seperti orang yang setiap saatnya bisa saja mati?"

"Bukan seperti itu, Pangeran. Hanya saja...."

"Aku mendapat kabar itu pagi ini, dari para penjaga. Dan aku sangat lega setelah mengetahui kamu selamat."

"Semalam, pembunuh yang sebelumnya menyerang sang ratu di kediamannya ditemukan oleh beberapa penjaga di sekitar kamarmu, Pangeran. Dan sempat terjadi pertarungan di luar. Apa kamu tidak melihat atau mendengar apapun tadi malam?" kata Sasha.

Marrie menyikut pinggul Sasha. Dia masih tidak terbiasa dengan cara Sasha saat berbicara informal dengan Mavis yang notabenenya seorang pangeran atau majikannya.

"Em... tidak, sepertinya aku sangat lelah sampai-sampai tidak terbangun saat tidur tadi malam."

"Lalu, apa dia tertangkap?" Mavis memasang wajah lugu, berpura-pura tidak tahu dan seolah penasaran dengan berita itu. Dia mengerti sekarang, itu pasti insiden penyerangan Darius malam tadi. Dan keduanya mencemaskan Mavis.

"Sayangnya para penjaga itu bukan tandingan si pembunuh. Jadi dia berhasil kabur, Pangeran."

"Jadi begitu," kata Mavis.

"Pangeran, mungkinkah para pembunuh itu menargetkanmu juga? Bagaimana jika dia tiba-tiba datang dan menyerangmu lagi?" kata Sasha.

"Baik-baik saja maka. Aku sudah mempunyai seseorang yang kuat untuk melindungiku. Dan jika pembunuh itu datang ke tempatku, dia hanya akan menggali kuburannya sendiri."

"Sungguh? Siapa dia, apa orang itu sedang berada di ruangan ini?" Sasha segera menoleh ke sana sini mencari keberadaan itu yang mungkin saja sedang bersembunyi.

"Maaf, aku tidak bisa memberitahu tentang itu kepada kalian. Dan aku harap kalian bisa merahasiakannya meski itu dihadapan sang raja sekalipun."

"Kami mengerti," jawab Marrie.

"Oh ya, ada satu berita lagi, Pangeran!" Tiba-tiba Sasha menjadi antusias. Dia tersenyum dan matanya mulai berbinar.

"Apa itu?"

"Keluarga kerajaan dari Osaka sedang dalam perjalanan menuju Sriwijaya. Raja dan Ratu Osaka beserta putrinya akan segera tiba dalam beberapa hari lagi. Oleh karena itu ayahmu membuat keputusan untuk menghilangkan hukumanmu, mulai hari ini. Jadi kamu sudah bebas keluar kamar, Pangeran."

"Sungguh?"

Mavis jatuh dalam sukacita. Dia akhirnya bisa bebas keluar masuk tanpa mengendap-ngendap dari pengelihatan para penjaga.

Sebelumnya, ada banyak tempat di dalam kerajaan ini yang ingin Mavis kunjungi setelah dipindahkan ke dunia ini. Dia ingin pergi, tapi itu tidak memungkinkan karena status tahanan kamar yang dimiliki pemilik tubuh sebelumnya. Juga, banyak penjaga yang berpatroli di sekitarnya, sehingga sulit bagi dirinya untuk menyelinap pergi ke sana, itu akan sangat mustahil untuk tidak terlihat oleh para penjaga, kecuali jika dia punya jubah ajaib yang bisa membuat dirinya tak terlihat seperti di film-film. Namun, kini setelah mendengar kenyataan di sudah terbebas, itu berarti dia bisa pergi ke tempat-tempat itu.

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang