Chapter 43 : Penyambutan Mutid Akademi

77 16 0
                                    

Seluruh penjuru kerajaan Sriwijaya merayakan dengan meriah saat hari penerimaan murid akademi Lynford. Jalan-jalan dipenuhi sesak sejak pagi hari saat berebut untuk bisa masuk lebih cepat ke dalam benteng utama. Mereka para orang luar yang merupakan penduduk dari desa-desa terpencil mengantri dalam barisan pemeriksaan sebelum diperbolehkan masuk. Juga, hanya orang-orang tertentu yang mempunyai undangan dari akademi saja yang diperbolehkan. Seperti keluarga ataupun wali dari murid yang diterima oleh akademi Lynford.

Keramaian tidak hanya terlihat di sisi luar tembok, di dalamnya lebih meriah lagi! Segala atribut perayaan, pernak-pernik menghiasi kota yang awalnya biasa-biasa saja menjadi begitu hidup. Suara lagu perayaan khas akademi juga terdengar saat para penyihir menaiki sapu terbang terlihat, mereka dikirim oleh akademi berkeliling di langit dalam jumlah yang sangat besar. Itu para murid senior dari akademi.

Menggunakan kemampuan yang tidak Mavis ketahui mereka bernyanyi dan suaranya itu terdengar merdu ditelinga yang mendengar. Sebuah sihir yang mampu membuat suara mereka menjadi keras tapi tetap mempertahankan kualitasnya yang merdu. Ini pertama kalinya Mavis tau ada kemampuan unik seperi itu, Mavis terkagum-kagum dan tidak bisa untuk tidak berhenti memandangi langit.

"Tuan, Raja Ragnar berjalan mendekat." Mikaela yang berdiri di dekat Mavis dan memandangi sekelilingnya mendapati sosok tak asing yang pernah mereka temui beberapa hari yang lalu.

"Sedang apa?" kata Raja Ragnar.

"Hanya mengagumi mereka yang memiliki kemampuan," kata Mavis. Tak ingin bertindak tidak sopan dia segera melepas pandangannya dari langit dan menemui sosok besar di depannya.

"Yang Mulia." Mavis membungkuk untuk memberi hormat. "Bisnis apa yang dimiliki Yang Mulia sampai datang mencariku seorang diri?"

"Kau tau Nak, Ini tentang putriku satu-satunya yang akan dijodohkan denganmu. Aku sungguh minta maaf atas semua perilaku buruknya kepadamu."

"Yang Mulia, tolong jangan mengatakan hal seperti itu."

"Tidak, tidak, ini perlu aku katakan karena aku adalah ayahnya. Aku benar-benar tidak habis pikir mengapa anak yang biasanya berpikiran terbuka sepertinya, percaya hanya dengan rumor." Raja Ragnar menampilkan ekspresi rumit dan menarik napas dalam-dalam.

"Mungkin dia memiliki alasannya sendiri, Yang Mulia."

Mavis tersenyum segera.

Raja Ragnar melihat perlakuan Mavis yang tulus menjadi berat untuk mengatakan sesuatu. Akan tetapi karena dia tidak punya pilihan lain dan karena itu menyangkut keselamatan putrinya, dia harus mengatakannya.

"Putri Judh tadi malam mencoba melukai dirinya. Dia berniat menukar hidupnya untuk bisa membatalkan perjodohan ini," kata Raja Ragnar.

"Putri Judh pasti sangat tertekan dengan perjodohannya," kata Mavis. "Aku mengerti, Yang Mulia. Aku tidak mempermasalahkan jika perjodohan ini memang harus dibatalkan," kata Mavis.

"Maaf, aku tidak tau harus berkata apa lagi. Padahal aku sangat berharap padamu, akan tetapi di sisi lain Judh adalah putriku satu-satunya."

"Kau anak yang baik, Asta. Jika saja Judh setuju dengan perjodohan ini, aku akan sangat senang bisa mempunyai anak laki-laki sepertimu."

"Kau tau? Aku sudah lama bermimpi mempunyai seorang putra. Sungguh, aku sangat iri dengan Raja Cornelius, bisa mempunyai putra hebat sepertimu."

Raja Ragnar tersenyum dengan wajah kusam sebelum pergi meninggalkan Mavis. Sementara itu, Mavis masih berdiri di tempatnya yang sekarang sambil menunggu sambutannya dimulai.

Tak lama, dia melihat Raja Ragnar sudah bergabung di samping Raja Cornelius. Juga, tak jauh dari situ terlihat beberapa guru akademi berdiri rapi dengan penampilan yang elegan. Masing-masing dari mereka seorang yang kuat, dari berbagai keahlian, terlebih dengan wanita di sana yang menggunakan setelan gaun biru dan topi penyihir. Mikaela dan Bulan yang berada di dekat Mavis mengirimkan pesan kalau wanita itu adalah orang yang cukup kuat.

"Yang Mulia, sudah waktunya." Wanita itu berbicara dengan pelan dari belakang Raja Cornelius.

Acara penyanbutan pun berlangsung, Raja Cornelius membuka acara penyambutan murid Akademi Lynford dengan sangat meriah, "Selamat kepada murid-murid baru akademi ...."

Penyambutan murid itu berlangsung cukup cepat, dan setelah Raja Cornelius selesai memberikan salam penyambutan, kemudian sambutan berikutnya datang dari kepala akademi yang ternyata adalah wanita yang Mavis soroti sebelumnya. Dia adalah Alice, tak disangka-sangka dengan penampilannya yang terbilang muda sudah menjadi kepala akademi, begitu yang ada dipikiran Mavis. Padahal, tanpa Mavis ketahui umur Alice melebihi apa yang bisa dibayangkannya. Dia seorang ahli magis, bagaimanapun dalam hal menjaga penampilannya itu semudah menjentikkan jari.

I'M THE NECROMANCER KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang