Great Charmer

1.1K 139 51
                                    

Warning..! 🔞
Proceed with cautions!
HUNHAN: Mature, Short Story (1.8K+ words)


Seluruh kota tengah diguyur hujan salju, membuat seluruh penduduk memilih menghangatkan diri di dalam rumah dengan bergelung di dalam selimut yang tebal atau duduk di tungku perapian. Atau mungkin segelas coklat panas salah satu menjadi pilihan orang normal untuk menghalau udara dingin yang serasa menguak paksa pori-pori kulit mereka.

 
Tidak dengan Luhan, meski udara cukup dingin tapi ia memilih membersihkan tubuhnya dengan berdiam di bawah shower yang mengalirkan air hangat pada tubuhnya. Oke satu hal, Luhan mencintai kebersihan. Jadi, setelah membuka mata seusai merakit mimpi semalaman penuh, mandi adalah kewajiban yang tak boleh dilewatkan sedingin apapun cuacanya.

 
Tapi jika udara tengah sangat dingin, Luhan memangkas durasi mandinya menjadi lebih cepat karena ia juga tidak mau membuat tubuhnya membeku.

 
Keluar dari kamar mandi yang terletak di dalam kamarnya sembari mengusak tengkuknya yang masih basah. Ia memilih tidak keramas hari ini, malas saja membasahi rambut ketika udara begitu dingin.

 
Tubuh sintalnya hanya dibalut sepotong handuk putik sebatas pangkal pahanya. Luhan mematut wajah dan tubuhnya ketika melintasi cermin hias yang berukuran setinggi tubuhnya.
 

Woah.. Luhan tidak pernah bosan memuji kecantikan yang terpahat sesuai porsi pada tubuhnya.

 
Wajah terlampau cantik. Kulit seputih susu dan selembut beludru. Buah dada besar yang bahkan hanya disentuh ujung hari saja mampu membuat kaum Adam menahan nafas karena terpantik gairah. Jangan lupakan, bokong padatnya yang menjadi nilai tambah sehingga tidak heran ia dijuluki jelmaan boneka barbie. Oh.. Luhan lupa jika ia juga memiliki kaki jenjang super mulus yang menjadi salah satu faktor yang membuat kepercayaan dirinya menjulang tinggi. Pantas saja, kekasihnya yang bermarga Park selalu protektif, posesif dan begitu menggilai serta memujanya. Luhan tidak heran karena Tuhan melahirkannya dalam wujud fisik yang sempurna.

 
Acara pemujaan pada dirinya sendiri terganggu setelah telinganya menangkap suara bel apartemennya berbunyi. Luhan mengernyit bingung, makhluk bumi seperti apa yang bertamu sepagi ini dengan udara dingin yang ekstrim?

 
Melepas handuknya hingga membuat tubuhnya telanjang penuh. Luhan menguak lemari lalu mengambil satu jubah simpel untuk membalut tububh sintalnya, menemui sang tamu yang berkali-kali sudah memencet bel dengan gerakan tak sabar.
 

Siapa sih makhluk tidak sopan itu? Luhan akan menendang betisnya jika tujuan tamu tersebut tidak penting dan telah menganggu pagi hari tenangnya.
 

Luhan mendekati pintu dengan decakan, menyalakan intercom lalu wajah rekan kerjanya terpampang di layat datar tersebut dengan rengutan kesal. Lebih tepatnya sih orang yang memiliki saham terbesar kedua di perusahaan yang didirikan keluarga Xi.
 

Luhan membuka pintu dan membiarkan tamu paginya masuk.
 

“Kau mengganti sandi apartemenmu..?”. Tanya yamu tersebut dengan alis yang nyaris bertaut.

 
Luhan mengedikkan bahu acuh. “Ya, begitulah. Sebagai antisipasi agar kau tidak sembarang memasuki apartemenku lagi lalu nekat memasukkan kejantananmu ketika aku masih tidur..”. Luhan  melerai langkah hendak kembali menuju kamar namun lengannya ditarik hingga ia kembali menghadap tamu yang masih terlihat kesal tersebut.

 
“Apa ini..? Kau tidak menyukai tindakanku..?”. Nada suaranya kentara melayangkan protes.
 
“Wanita manapun tidak akan suka jika diperkosa, Oh Sehun..!”. Jawab Luhan dengan nada tenangnya.

 
Sehun tergelak kecil, lalu menarik pinggang Luhan sehingga menempel erat pada tubuhnya. “Bagaimana bisa hal itu dinyatakan sebagai pemerkosaan ketika kau menyuruhku untuk memperdalam kejantananku di dalammu, Nona Xi..?”. Sehun menggesekkan bibirnya di bibir merah delima Luhan.

Imaginary Admirer (HunHan GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang