"So..?". Tatapan Sehun mengintimidasi.
Luhan mengacak rambutnya dengan raut wajah bingung. Tidak mudah berada di posisinya.
"Sehun-ah kau pasti paham kalau hubungan kita salah, kan..?". Luhan kehilangan kemampuan mengolah kata untuk menenangkan lelakinya.
"Setelah hubungan kita berjalan nyaris 6 tahun kau dengan gampangnya mengakatan kalimat bodoh itu..?". Wajah marah Sehun kian kentara.
"Ayo udahin aja, hm..? Aku sangat merasa bersalah pada Irene..".
"Alasan klise, Irene sudah tau hubungan kita dan sejauh ini dia tidak pernah protes..".
"Justru karna Irene tau aku kehilangan muka saat berpapasan dengan Irene..".
"Itu resiko, sayang. Kau hanya perlu mengabaikannya..". Mengelus kedua pundak Luhan sembari memberi kecupan singkat di bibir.
Luhan menggeleng. "Aku gak bisa nanggung resiko itu lagi. Hubungan kita harus selesai, tolong kembali ke isterimu, Sehun-ah..". Pinta Luhan dengan sorot memohon.
"Hubungan kita gak akan pernah berakhir sampai kapanpun. Jika kau tetap ingin mengatakan omong kosong memuakkan tentang perpisahan, lebih baik tutup mulutmu, Xi Luhan..!".
Luhan mengepalkan tangan. Detak jantungnya kencang karena merasa terintimidasi oleh Sehun.
Aura gelap lelaki di depannya mengental seriring berputarnya detik jarum jam.
"Aku capek gini terus. Ibu sudah mendesakku agar cepat menikah. Jadi, jalan ini____".
"Jika begitu ayo menikah..". Sehun memotong cepat dengan nada yang memburu. "Aku akan menikahimu dalam dua pekan ke depan..".
"Kau gila..! Aku tidak mau..". Luhan langsung menolak, dan hal tersebut semakin membakar kemarahan Sehun.
Sehun menengadahkan wajahnya sembari membuang nafas.
Rasa lelahnya setelah bercumbu dengan pekerjaan kantor menjelma menjadi amarah ketika mendengar ucapan Luhan saat ini.
"Lalu maunya apa..? Pisah..? Lalu kau akan menikah dengan kekasihmu Jongin yang pekerjaannya tidak tetap itu..? Kau yakin Ibumu akan restu..?".
"I-ibu udah kasik restu..". Jawabnya dengan suara kecil. "Makanya aku perlu dan harus mengakhiri hubungan kita..".
Ubun-ubun Sehun rasanya mau terbakar mendengarnya.
"Lalu kau akan menjalani hidup seperti apa jika menikah dengan lelaki tidak berguna itu..?".
"Setidaknya Jongin memberi kepastian dengan berkali-kali melamarku untuk menikah..".
"Sepertinya kau sudah berubah menjadi bodoh karena gegabah menerima lelaki Kim itu..". Sehun mendengus, lalu jarinya menyangga dagu Luhan agar menatap lekat matanya.
"Mungkin kau lupa berapa kali aku melamarmu untuk menikah..".
Mata Luhan sedikit berembun. Ia benar-benar sangat payah jika berdebat dengan Sehun.
"Ini berbeda, Sehun-ah..".
"Apa yang berbeda..? Tunggu, apa kau hanya mencari-cari celah untuk lepas dariku..?".
"Bukan begitu, aku tidak bisa menyanggupi lamaran lelaki yang sudah beristeri, Sehun-ah..".
"Hei cantik..". Wajah Sehun mendekat pada wajah Luhan. "Irene dan keluarganya berada di bawah kendaliku, jadi mau aku menikahi seratus wanita pun, Irene tidak akan pernah punya hak untuk menolak..".
Embun di mata Luhan berkembang menjadi anak-pinak. Sehun dengan kekuatan uang dan kuasanya sangat menakutkan.
"Sehun-ah..". Suaranya nyaris bergetar.
"Hm..? Tolong jangan mengatakan sesuatu yang dapat menambah amarahku..".
Luhan menelan ludah. "A-aku.. maksudku__ kau coba perhatikan Irene. Dia wanita yang sangat baik, Sehun-ah. Aku tidak bisa melukainya dengan menerima lamaranmu..".
"Ahh.. kau takut melukai Irene rupanya..". Senyum miring Sehun menyingsing. "Lantas selama nyaris 6 tahun ini, tubuh telanjangmu berada tepat di bawah kuasa tubuh suami dari wanita yang kau takut lukai, cantik..".
Air mata Luhan menetes.
"Aku b-butuh uang yang sangat banyak kala itu..".
Luhan adalah teman dekat, bahkan mungkin bisa dikatakan sahabat Sehun dari semenjak sekolah menengah atas. Selama itu, Luhan murni berteman dengan sehun tanpa melibatkan perasaan, berbeda dengan lelaki yang sedari lahir sudah digelimangi kilauan harta tersebut.
Hingga suatu hari, Ayahnya menghembuskan nafas terakhir dengan meninggalkan banyak hutang.
Luhan begitu nestapa kala itu, hingga Sehun mendatanginya kembali setelah dua tahun lebih hilang kontak. Menawarinya nominal luar biasa untuk menyeret Luhan dari kubangan hutang milik sang Ayah, dengan syarat Luhan harus bersedia menjadi kekasih dan menyerahkan tubuh kapanpun Sehun mau.
Luhan luar biasa terkejut kala itu, tapi waktu tidak memberinya kesempatan untuk menolak tawaran Sehun. Sehingga berakhirlah ia berhubungan kembali ďengan Sehun, ia menutup rapat matanya tatkala tahu bahwa Sehun sudah beristeri. Saat itu, melunasi hutang Ayahnya adalah prioritas.
Kebersamaan mereka dalam jangka waktu yang lama juga turut menyeret perasaan Luhan. Ia sadar ia salah karena telah lancang menaruh cinta pada suami Irene, wanita sangat baik yang ia kenal dulu di sekolah menengah yang sama.
"Jadi kau tidak melibatkan perasaan..? Kau mendesah di bawahku hanya karena kewajiban..? Kau serius tidak mencintaiku..?".
Luhan menggeleng. "Kau yang paling mengerti bagaimana perasaanku, Sehun-ah..".
"Luhan..". Sehun memijit kepalanya. "Aku sedang lelah, jadi anggap saja pembicaraan kita tadi tidak pernah ada..". Sehun ingin memutus begitu saja.
"Tidak..! Apa yang ku sampaikan tadi tidak bisa ku tarik kembali Sehun-ah. Jadi tolong per_____".
"Benar-benar tidak bisa ditarik lagi..?". Sehun maju mendekat guna menghimpit Luhan sehingga wanita bermarga Xi tersebut mundur ke belakang.
"S-sehun-ah j-jangan seperti ini..". Dan tubuhnya saat ini terjatuh dan terlentang di atas ranjang.
Dan dalam satu tarikan cukup kuat dari tangan Sehun membuat dress putihnya terbelah menjadi dua. Bra dan celana dalamnya terpampang jelas di hadapan mata lapar Sehun.
"Aku akan memenuhi tubuhmu dengan calon anak kita malam ini..".
Luhan mundur ke belakang hendak turun dan kabur dari Sehun. Namun tarikan tangan Sehun pada kakinya begitu gesit sehingga ia kembali terlentang dengan beberapa sisi yang dikunci oleh Sehun.
"Kau tidak akan selamat, nona Xi..". Gumamnya dengan suara dalam.
Bersamaan dengan suara Luhan yang meminta tolong.
To be continue
.
.
.Udah 2 tahun book ini aku anggurin 🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Admirer (HunHan GS)
FanfictionKumpulan drabble dan cerita pendek oleh Koyanuna. wish you is going to love them 😘