Chapter 9

348 10 0
                                    


Elma lalu beranjak dari kamar tidur nya, dan pergi untuk menemui tamu yang selama ini membuat El penasaran.

Jantung Elma berdetak tidak normal, El merasa takut dan penasaran secara bersamaan. Dan hari ini, Ia akan bertemu dengan pria itu.

"Ini abang ganteng yang kemarin nemenin kita main di dufan ka" ucap Anya antusias, saat Elma sudah berdiri dengan sempurna dihadapan pria itu.

Elma tidak berhenti berkedip melihat karya Tuhan yang maha sempurna di hadapan nya saat ini. Setiap lekukan wajah nya, mata, hidung, dan lekuk bibir yang sangat sempurna.

Ingatan Elma kembali berputar, setelah melihat pria didepan nya saat ini.

Pria yang berada dicafe, dengan wajah yang tidak enak. Pria yang menolong nya di makam Ayahnya saat Ia akan terjatuh.

"Kamu.." ucap Elma dengan wajah penuh tanya.

Pria dihadapan Elma saat ini berkedip ke arah Anya, mengisyaratkan untuk meninggalkan mereka berdua. Anya yang menyadari hal itu, meninggalkan mereka berdua dengan senyum menggoda.

"Aku sudah bilang kan? Kita pernah bertemu" ucap Pria itu.

Astaga Tuhan. Apalagi yang Engkau rencanakan sekarang?

Batin Elma.

"Ekh- i..iya ya? (Tertawa hambar)" ucap Elma, sambil mengusap pipi nya yang mulai memanas.

"Ekhmm. Apa kita akan berdiri disini terus?" Ucap pria itu, membuat Elma seketika salah tingkah.

"Ekh- iya. Silahkan masuk." Elma menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ehm..mau minum apa?"  Tanya Elma, pada Pria yang sekarang telah duduk di sofa ruang tamu. Dan dalam hitungan menit, adik adik Elma datang menyusul sofa di dekat pria itu duduk.

"Teh aja" ucap pria itu singkat. Lalu mulai berbincang bincang dengan adik adik Elma.

Didapur, Elma membuat kan satu teko sedang teh untuk pria itu, Elma dan adik adik nya dengan tangan yang bergetar. Mungkin Elma sedang gugup.

Elma juga menaruh sepiring cookies untuk mereka. Setelah selesai, Elma mulai berjalan perlahan membawa senampan besar berisi gelas, teh dan cookies. Masih dengan tangan bergetar nya.

Anya membantu El memindahkan gelas satu persatu dari nampan ke atas meja. Sementara El, menuangkan teh ke gelas itu satu persatu.

Saat giliran El akan menuangkan teh kegelas Pria itu. Dengan tidak sengaja, kontak mata terjadi antara pria itu dan El. Membuat Elma tidak bisa beralih dari tatapan mata pria itu.

Elma tidak sadar, kalau gelas pria itu sudah terisi teh dengan penuh dan akan segera tumpah. Sampai akhirnya pria itu menggenggam tangan El yang sedang memegang teko kaca itu dan itu membuat El tersadar dari lamunan nya.

"Gelas nya kepenuhan" ucap pria itu. Semburat merah muda mewarnai pipi Elma saat ini.

"Anya tolong ambilkan gelas yang baru" perintah El pada Anya yang akan segera beranjak dari Sofa. Namun ucapan pria itu menahan gerakan Anya.

"Tak perlu, kakak akan pakai gelas yang ini Anya." Ucap pria itu, lalu meminum teh yang sudah dibuatkan Elma. Masih dengan menatap Elma yang sudah salah tingkah saat ini.

Seketika oksigen didalam ruangan itu menghilang membuat Elma gerah dan sulit untuk bernafas. Ia lalu beranjak duduk ke sofa didepan pria itu, sambil mengibaskan rambutnya. Ruangan itu terasa sangat panas bagi El.

"Mama kalian dimana?" Tanya pria itu kepada adik adik Elma, untuk memecah rasa kaku diantara El dan Pria itu. Padahal, pria itu sudah tau kalau Mama El sedang diluar sekarang.

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang