Chapter 13

360 7 2
                                    

"Makasih buat makan malam nya tante. Masakan tante enak" ucap Elma sambil tersenyum.

"Sama sama El. Sering sering main kemari ya nak. Tante gaada temen ngobrong disini"

"Kalau El ada waktu luang, El bakal main kemari kok tan. Kalau gitu, El sama adik-adik pamit pulang ya tante" pamit Elma. Anya,Desi,dan Max ikut menyalim Mama Ben.

"Ben antar mereka ya ma" ucap Ben.

"Iya Ben, hati hati ya" ucap Mama Ben, dan hanya dijawab senyum oleh Ben.

***

Selama diperjalanan pulang, tidak ada yang berbicara. Anya,Desi dan Max tertidur sementara El masih diam sambil memainkan ponsel nya.

Ben tidak menyukai suasana itu. Sesekali Dia melirik ke Elma yang hanya sibuk memainkan ponsel nya. Seakan mengabaikan dirinya.

"Ekhmmm" Ben berusaha memecah keheningan.

"Apa ekhm ekhm!" ketus El. Dia menyimpan ponsel nya kedalam tas nya, lalu melipat tangan nya kedada.

"Kenapa gitu jawabnya?" Jawab Ben yang masih fokus dengan kemudi nya.

"Maksud kamu apasih? Calon istri, menikah, tanggal...Gila kamu ya?!" Elma meluapkan emosi nya dengan suara kecil karna takut membangunkan adik adik nya.

"Ya gitu"  jawab Ben santai. El manganga dibuatnya.

"Hebat! Cuma ya gituuuu" Elma mengulang kalimat Ben lalu mengalihkan pandangan nya ke luar jendela mobil.

Ben tersenyum simpul melihat sikap Elma. Sejujurnya dia sangat suka membuat El marah, karna lucu menurutnya.

"Aku waras. Kalo aku gila, gamungkin bisa nemuin calon istri kaya kamu" ucap Ben. Sontak, El beralih ke arah Ben.

"Iya bukan lo yang gila. Tapi gue yang bisa gila!" Ketus El. Ben berusaha menahan tawa nya.

"(Menghela nafas) aku baru kehilangan orang yang aku sayangi ben. Ga logika tiba tiba aku nikah sama orang yang bahkan baru aku kenal." Jelas El. Kalimat itu spontan membuat Ben naik darah.


"Aku yakin kamu juga tau itu. Dan sampai saat ini, aku masih sayang sama ale-"

"Gausa nyebut nama dia!" Bentak Ben sambil menginjak rem mobil mendadak hingga terdengar bunyi decitan yang keras.

Sontak kejadian itu membangunkan adik adik El yang tadinya tidur. Bukan hanya adik adik nya, El juga bergidik ngeri. El lalu menatap adik adiknya yang bergantian menatap nya dengan Ben.

El menatap memberi kode kepada adik adik, seolah memberi tahu tidak apa apa.

Ben keluar dari mobil nya, dengan membanting pintu mobil dengan keras. Sampai El dan adik adik nya memejam mata sekilas.

"Kak, kak Ben kenapa.." lirih Anya.

"Gapapa, kalian tunggu sini ya" ucap El, lalu keluar menyusul Ben.

Elma berjalan pelan, menyusul Ben yang sedang meremas rambutnya. Terlihat seperti orang yang putus asa.

"B- Ben.." gumam El pelan, yang masih bisa didengar Ben dengan jelas. Namun Ben masih tidak merespon.

"Ben.. kamu ngebuat kita takut" El berbicara pelan sambil memainkan jarinya.

Spontan ucapan El menyadarkan Ben, bahwa dia bukan hanya bersama El melainkan adik adik nya El juga. Ben lupa akan hal itu, karna terbawa emosi.

Ben mengalihkan pandangan nya ke mobil, dan melihat ketiga adik El yang  menatap khawatir dari dalam mobil. Ben mengusap wajah nya gusar, Ia lupa mengendalikan emosi nya.

"Maaf. Ayo masuk" ucap Ben singkat, lalu pergi masuk kedalam mobil. El yang masih takut, mengikuti gerak Ben untuk masuk kedalam mobil.

"Sorry ya. Tadi kakak lagi ngelamun" ucap Ben.

Ben lalu menjalankan mobil nya kembali. Suasana didalam mobil semakin canggung. El masih merasakan kemarahan Ben disana. Tampak jelas dari cara Ben yang menyetir mobil dengan ugal ugalan.
Itu membuat El dan adik adik nya takut.

15 menit diperjalanan, akhirnya mereka sampai didepan rumah El. Ben memarkirkan mobil nya didepan pagar rumah El.

"Makasih ya kak" ucap adik adik El dan dengan cepat keluar dari mobil meninggalkan El dan Ben didalam. Ben tidak merespon ucapan adik El.

"Jangan turun" ketus Ben, menghentikan El yang baru saja membuka pintu mobil. Mendengar ucapan Ben, El menutup pintu mobil itu kembali.

Ben lalu menatap El dengan tatapan menakutkan. Tentu El takut melihatnya.

"Ingat ini baik baik. Mulai sekarang gaada lagi nama Alex keluar dari mulut lo" tampak nya Ben sangat marah. Tidak ada logat 'kamu' ataupun 'aku'. El semakin tidak suka, diatur begini.

"Lo siapa! Ngatur ngatur hidup gue. Bener bener ga waras lo" bentak El, lalu membuka pintu mobil. Namun, baru saja kaki El keluar...

"Kalau gamau adik lo kenapa-napa" ancaman Ben menghentikan pergerakan El.

"Berani lo nyentuh adik gue, lo bak-"

"Gue ga main main" potong Ben. El semakin takut dibuatnya. Ben tidak melihat El, Ia hanya fokus kedepan.

"Keluar" suruh Ben. El masih diam dan tidak bergerak.

"Mau lo apa sih" ucap Elma.

"Gue mau lo jadi pacar gue"

Deg!

Kalimat itu spontan membuat El tidak berkutik. El menggeleng kan kepala nya melihat keberanian Ben saat ini.

"Gue ga-"

"Gaada penolakan. Keluar" potong Ben lagi. El tak tau harus menjawab apa. Seakan menurut akan perintah Ben, El lalu keluar dari dalam mobil. Dengan cepat Ben menginjak pedal gas nya dan mobil Ben melesat cepat meninggal kan Elma yang masih mematung disana.

Cobaan apalagi ini Tuhan?

Batin El.

El menarik nafas perlahan, lalu masuk kedalam rumah nya. Mencoba menerima kenyataan yang pahit yang akan dia jalani untuk kedepan nya.

Hai semua!
Udah lama aku ga up yaa.
Sorry banget, karena aku sibuk akhir akhir ini.
Semoga kalian suka cerita nya yaa.
Jangan lupa kasih vote dan komen yang banyak yaa.
Love you.

Follow Instagram aku, untuk tau tentang keseharian aku yaa.
@eunikeputri_07

OBSESSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang