2

1K 105 1
                                    

"Namjoon-ah, bagaimana ini?," Tanya Seokjin.

Sekarang dia sudah di ruangan Namjoon, untung saja Namjoon tak ada jadwal padat, hari ini normal. Jadi dia bisa mendengarkan keluh kesah istrinya yang bercerita tentang anak mereka yang tengah murung.

"Ayo kita bicarakan nanti, saat dirumah. Kita bertiga, aku pun sebenarnya terkejut kalau Taehyung benar-benar meminta menjadi Dominan." Ucap Namjoon memindahkan tangannya melingkari pinggang Seokjin yang duduk di salah satu pahanya.

"Tapi aku tidak mau taetae ku menjadi Dominan." Rengek Seokjin menghentakkan kakinya ke lantai.

"Kau tadi mengatakan pada Taehyung tidak melarangnya," ucap Namjoon mengingatkan.

"Aku akan membuatnya tambah sedih jika aku melarangnya, tapi aku tak mau joniee," rengek Seokjin lagi.

Namjoon mengeratkan pelukannya pada pinggang Seokjin dan menelusupkan wajahnya di punggung Seokjin untuk menghirup aroma tubuh istrinya itu.

"Ayo kita pulang sekarang, kita bicarakan di rumah. Pekerjaan ku bisa di handle," ucap Namjoon mengacak kecil rambut Seokjin lalu menutup laptopnya.

Seokjin pun berdiri ikut membantu Namjoon membenahi berkas-berkasnya agar segera pulang dan membahas masalah ini, dia tak ingin melihat taetae nya murung.

***

"Hyuuung!" Gedoran di pintu kamar Taehyung terdengar keras di iringi suara Jungkook yang memanggil si pemilik kamar.

Karna tak sabar, Jungkook pun membuka kamar Taehyung yang tak di kunci. Matanya langsung tertuju pada kasur dimana kini terdapat Taehyung yang tengah tertidur.

"Heol, aku lelah berteriak Hyung malah tertidur." Gumam Jungkook dengan wajah kesal, namun detik berikutnya wajahnya kembali cerah saat ingat tujuannya kemari.

"Hyung, banguuun Kookie ingin berceritaaa," ucap Jungkook mengguncang bahu Taehyung.

Dilihat-lihat, ternyata Taehyung belum mengganti pakaian seragamnya, sama seperti dirinya. Jungkook pergi kencan tanpa berganti baju lalu setelah itu dia langsung ke rumah Taehyung.

Taehyung mulai terbangun pun segera mendudukkan dirinya di depan Jungkook. Kesadarannya dengan cepat berkumpul saat Taehyung ingat kalau Jungkook berkencan.

Mata ngantuk Taehyung menatap mata binar Jungkook. Dalam hati Taehyung berharap kalau Jungkook tak mengatakan sudah menjadi submissive Sunbaenim nya itu.

"Hyung, Kookie baru pulang kencan, Hyung. Dengan Jaehyun Sunbaenim, Hyuuung. Astagaaa aku senang sekali, Hyung." Jungkook menggoyang-goyangkan lengan Taehyung yang di genggamannya.

"Aku tau, aku tau." Jawab Taehyung malas dengan suara seraknya.

"Tapi Hyung, aku itu..." Ucap Jungkook mengubah wajah nya jadi terlihat bingung dan gugup.

"Kenapa?, Kau kenapa?," Tanya Taehyung tak sabar.

Dia harap yang akan di katakan Jungkook adalah tentang perlakuan Jaehyun yang tak di sukai Namja di depannya ini. Bukan tentang hal lain.

"Umm--, ittu-..." Ekspresi Jungkook kini terlihat malu-malu dengan bibir yang berkedut menahan senyum.

Taehyung tau, pasti tebakannya salah. Taehyung mengerti, Taehyung peka, ekspresi Jungkook sudah mengatakannya.

"A-aku, sudah berpacaran dengan Jaehyun Hyung." Jawab Jungkook lalu mengambil guling Taehyung untuk menutupi wajahnya yang memerah sampai telinga.

Sementara Taehyung tersenyum kecut, hatinya kembali terasa sakit. Sangat sakit. Wajah Jungkook yang memerah seperti ini tak pernah di lihatnya. Apa sebesar itu rasa suka Jungkook pada Sunbaenim nya itu?. Apa Taehyung sudah kalah?. Ah, tidak. Benar, Taehyung kalah start.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang