12

751 73 1
                                    

Dari kemarin, Hari terasa begitu panjang bagi Taehyung. Setelah dua hari yang lalu dirinya hampir di lecehkan, kemarin Seokjin dan Namjoon mengetahui kejadian yang menimpa Taehyung.

Mereka berdua tampak sangat marah dan hendak menuntut Lucas ke pihak berwajib. Taehyung juga terkena Omelan Seokjin yang menunjukkan rasa sayangnya pada Taehyung.

Dan hari ini, Taehyung berharap harinya akan lebih baik. Ya, benar-benar baik sebelum Jungkook datang.

Taehyung menatap iris hitam Jungkook yang tampak berbinar. Wajahnya merah merona dengan senyum malu-malu yang terpajang di wajah tampan bermarga Jeon itu.

Datang ke sekolah di pagi hari lalu duduk di taman dengan cuaca yang sedikit mendung dan sapuan angin yang berhembus sedikit kencang membuat perasaannya menjadi tenang dan rileks bagi Taehyung. Dia menunggu hujan tiba, dia petichor.

Namun di tengah menunggu hujan tiba, Jungkook datang dengan wajah itu. Walaupun lebam masih terlihat tipis dan plester luka masih menempel, tak mengurangi wajah tampan sekaligus menggemaskan itu. 

"Aku sungguh malu, aku tak menyangka kalau eomma dan appa menyukai Jaehyun Hyung sebagai pacarku, malam itu aku di goda habis-habisan karna Jaehyun Hyung berkunjung, aku sangat-sangat malu, Hyung." Cerita Jungkook membuat Taehyung menarik senyumnya.

"Kenapa malu?, Bukankah itu bagus?, Artinya kalian direstui," jawab Taehyung mengalihkan pandangannya, menatap awan kelabu yang semakin gelap.

"Aku tahu, tapi aku malu jika terus di goda seperti semalam." Ungkap Jungkook masih dengan senyum malu-malunya.

"Aigooo... Kau ini benar-benar sedang kasmaran ya, sampai semua wajahmu merah hanya karna bercerita tentang semalam." Goda Taehyung dengan senyum jahilnya.

"Hyung, jangan menggoda Kookie jugaa~," kesal Jungkook melihat Taehyung terkekeh.

"Itu artinya, selangkah lagi kalian akan bertunangan, bukan?," Tanya Taehyung menatap dalam iris Jungkook.

Jungkook mendadak tergagap, matanya menatap sembarangan arah, sepertinya bingung ingin menjawab apa. Namun, Taehyung menebak kalau semalam selain menggoda Jungkook, mereka juga membahas pertunangan itu.

"Atau, sudah di rencanakan?," Tanya Taehyung tak tahan.

Jungkook melebarkan matanya menatap Taehyung. Di fikirannya, kenapa Namja di depannya tiba-tiba menjadi penebak yang bagus?.

"A-... Hehe, Semalam kami membahasnya." Ucap Jungkook lalu menyengir lebar memperlihatkan gigi kelincinya.

"Kau sangat cepat, Kookie. Hyung bahkan belum mendapatkan pacar, kau malah mendahului Hyung," kesal Taehyung mempoutkan bibirnya, tak lupa alisnya yang hampir bertabrakan.

"Eoh?, Hyung kau marah? Astaga, mau Kookie carikan? Atau Hyung ingin Kookie menundanya sampai Hyung dapat pacar?," Tanya Kookie mendekati Taehyung yang melengos.

"Ani," jawab Taehyung singkat dan tak menatap Taehyung.

"Lalu apa?, Hyung jangan maraaah~," rayu Jungkook mencolek-colek dagu Taehyung.

"Akan Kookie belikan strawberry banyak-banyak, dan Hyung berhenti merajuk pada Kookie, yaa??," Rayu Jungkook lagi.

"Hyuuuungg~~," sekarang Jungkook malah merengek memeluk tubuh Taehyung dari samping.

Tawa Taehyung pecah. Jungkook segera melepas pelukannya dan menatap Taehyung yang masih tertawa kencang.

Jungkook merasa, tawa Taehyung sedikit aneh. Seakan tawa hambar yang tersirat kesedihan di dalamnya. Namun ekspresi Taehyung seperti benar-benar tertawa puas, Taehyung sampai menitihkan air mata di ujungnya.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang