11

838 85 1
                                    

Setelah kejadian di jam istirahat pertama tadi, Taehyung tak masuk ke kelasnya. Dia memilih pergi ke taman di sebelah lapangan voli yang jarang di pakai.

Sejak Jungkook berlari juga dia tak bertemu dengannya. Jimin, Eunwoo dan Hoseok kembali dengan nafas terengah dan menggeleng karna tak menemukan Jungkook. Cukup senang tapi Taehyung juga khawatir, kalau-kalau Jungkook yang nanti banyak terluka.

Taehyung meraba lehernya, tempat dimana Lucas hampir menyentuh itu dengan bibirnya. Rasa takut masih ada. Saat rahangnya di cengkram, sakitnya sampai ke hati. Melihat orang yang akan di lecehkan di tempat umum, namun mereka yang hanya melihat dengan iba tanpa mau menolong.

Ingin kembali menangis, namun Taehyung sudah lelah. Dia hanya ingin menikmati suasana sepi di tempat ini. Memejamkan mata, di terpa angin kecil, menghirup dalam dengan berat lalu menghembuskan nya, seolah melepas beban sejenak.

Sudah hampir dua jam dia hanya melakukan kegiatan itu. Satu jam lagi istirahat kedua di mulai. Untung saja Taehyung sempat teringat bekal dari Eommanya untuk makan siang, Taehyung membawanya, tak lupa botol mineral yang juga di bawa dari rumah. Dia tak ingin jika kembali ke kelas sebelum bertemu dengan Jungkook.

Lebih baik dia hanya diam di satu tempat dan membiarkan Jungkook yang menemuinya di tempat ini.

Benar saja, Taehyung di kejutkan saat kursi yang di dudukinya tiba-tiba sedikit berguncang. Jungkook disana, duduk di samping Taehyung dengan senyuman bodoh.

Itu senyuman terjelek menurut Taehyung. Karena luka di sudut bibir, tulang pipi yang sedikit membiru, pelipis dengan darah mengalir, luka di rahang dan biru di dagu. Semua darah di luka itu sudah mengering.

"Kau sangat jelek." Komentar Taehyung setelah meneliti luka itu satu persatu.

Jungkook terkekeh kecil namun detik berikutnya meringis karena teringat luka di sudut bibirnya.

Taehyung melepas dasinya, Tangannya meraih botol mineral dan menumpahkan isinya untuk membasahi dasi Taehyung.

Jungkook yang mengerti dengan kegiatan Taehyung, langsung merebahkan tubuhnya dengan kepala yang berada di paha Taehyung dan kaki yang menjutai di ujung kursi.

Taehyung tersenyum tipis melihat Jungkook yang sudah memejamkan matanya.

Dengan telaten, Taehyung membersihkan darah kering itu dengan pelan. Namun Jungkook masih tetap mendesis karna rasa perih pada lukanya.

"Kau tak marah, Hyung?," Tanya Jungkook saat Taehyung beralih pada luka di pelipisnya.

"Kau tahu?, Aku berdoa dalam hati agar Jimin hyung, Hoseok Hyung dan Eunwoo tak dapat mengejar mu." Jawab Taehyung setelah jeda sejenak.

Kekehan kecil terdengar dari mulut Jungkook.

"Kau benar-benar mengizinkan ku?," Tanya Jungkook membuka mata, memperhatikan Taehyung dari jarak sedekat ini.

"Ya, ku pikir sudah saatnya kau benar-benar memukul Lucas setelah kesekian kali aku menahan mu." Jawab Taehyung.

"Hyung," panggil Jungkook di sahuti deheman oleh Taehyung.

"Taehyung Hyung," panggil Jungkook lagi mendapati deheman lebih panjang dari Taehyung.

"Kim Taehyung," panggil Jungkook tak mendapati sahutan, hanya dengusan dari Taehyung yang membuat Jungkook tersenyum geli.

"Taetae, taeby, baby bear, baby tiger, taegwom, baby--"

"Diam lah kelinci besar!," Potong Taehyung.

Jungkook tertawa puas melihat wajah Taehyung yang kesal karna dirinya mengganggu fokus Taehyung.

Detik berikutnya, wajah Taehyung menjauh setelah selesai dengan kegiatannya membersihkan luka Jungkook.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang