14

739 75 0
                                    

Pagi ini, Taehyung bangun lebih pagi. Seokjin membangunkan Taehyung lebih pagi agar ada banyak waktu di meja makan nanti untuk membahas mengenai kegiatan hari ini dan dua hari kedepan.

Saat ini mereka berkumpul di meja makan. Seokjin menatap kedua lelakinya yang masih memasang wajah mengantuk padahal sudah berpakaian rapih.

Tak tinggal diam, Seokjin menyodorkan secangkir kopi pada Namjoon dan segelas susu coklat hangat untuk Taehyung.

Namjoon yang merasa akan berbicara banyak, segera menyeruput perlahan kopi hitam itu, agar sedikit mengurangi kantuknya.

"Taetae, dengar sini." Ucap Seokjin mengambil duduk diantara Taehyung dan Namjoon.

Taehyung menoleh pada Seokjin masih dengan bertopang dagu, matanya mengerjap kecil memaksa untuk tetap terbuka.

"Kau mendengar tidak ?," tanya Seokjin.

Namjoon di terlihat mengusap wajahnya beberapakali dan memaksa matanya tetap benar-benar terbuka begitu juga dengan telinganya, pergempuran semalam benar-benar membuatnya masih mengantuk.

Taehyung yang di beri pertanyaan oleh Seokjin mengangguk kecil dan menatap eommanya.

"Baiklah, eomma akan memberi tahu." ucap Seokjin.

"Hari ini, appa akan ke sekolah mu untuk mengurus surat kepindahan sekolah dan eomma meminta izin untuk membereskan kamar mu," ucap Seokjin sembari sesekali menggerakkan tangannya.

Taehyung tampak mengangguk-angguk paham.

"Nee, eomma." hanya itu jawaban Taehyung, dia masih belum mau menjawab panjang.

"Kau sungguh mendengarkan ku ?," tanya Seokjin memastikan.

Taehyung terduduk tegap dan mengangguk mantap.

"Appa akan datang di waktu hampir istirahat pertama. Nanti saat Bell istirahat berbunyi, taetae cari appa di ruang guru atau di ruang kepala sekolah, mengerti?," tanya Namjoon sedikit mencondongkan tubuhnya.

"Nee, Appa, Taetae mengerti." jawab Taehyung.

Lalu pagi itu mereka sarapan seperti hari biasanya, Seokjin menyiapkan bekal untuk Taehyung tak lupa kecupan manis di dahi anak lelakinya itu.

Namjoon tak mau kalah, dia mencium sekilas bibir Seokjin yang setelahnya langsung terbirit menyusul Taehyung, daripada terkena amukan Seokjin dengan wajah yang memerah malu. Bukan tak suka, Namjoon hanya takut lupa daratan.

***

Taehyung menatap ke luar jendela, memperhatikan kondisi gerbang sekolahnya yang mulai di masuki beberapa mobil, motor dan anak-anak yang berseragam rapih.

Sudah sejak lima menit Taehyung berdiam memandangi gerbang itu.

Namjoon tak berniat mengganggu Taehyung dari lamunannya. Namjoon membiarkan anaknya merekam dengan jelas lingkungan yang pernah di tempatinya. Namun jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lebih, Taehyung harus segera masuk dan Namjoon harus segera ke kantornya.

Tangannya menggenggam tangan Taehyung, membuat anak itu menoleh menatap sang Appa.

"Turun lah, kau harus merekam semuanya," ucap Namjoon tersenyum menatap Taehyung.

"Nee, Appa. Terimakasih, Appa sangat bekerja keras," ucap Taehyung dengan senyuman tulusnya.

Namjoon mengusak kecil kepala Taehyung, "Anything for you,"

Di kecupnya kening Taehyung sekilas.

"Pergi lah, jangan lupa temui Appa nanti," ucap Namjoon.

Ineffable [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang