Cesta mengerut pelan kala membuka kedua netranya dan cahaya masuk kedalamnya. Cesta beberapa kali memejam dan membuka kedua matanya untuk membiasakan pemandangan didepannya,dia merasa asing akan tempat ini tapi entah kenapa dia merasa tenang seakan dia memang pernah kemari sebelumnya.
Cesta tersentak dan reflek memundurkan badannya kala dia mendapati seseorang tidur tengkurap disamping kanannya. Astaga,apa dia berhubungan kemarin malam ?? Apa dia mabuk ?? Cesta menggeleng cepat. Dia ingat benar,dia tidak mabuk dan malah menangis seperti orang gila dijalanan hujan malam itu.
Lalu kenapa dia bisa berakhir ditempat tidur dengan setelan pakaian yang berbeda dan seseorang disampingnya. Astaga,dia tidak mabuk tapi dia tidak ingat kejadian setelah dia menangis malam itu. Cesta melotot kala orang itu menoleh dan menghadap kearahnya.
"Jacob.." Lirih Cesta.
Dia langsung berdiri tegak,mengabaikan pusing yang mendera kepalanya. Kepalanya berat, mungkin dia demam karena kehujanan dan menangis terlalu keras semalam.
"Kenapa harus lho yang nemuin gue dalam keadaan menyedihkan ?? Gue malu.." Lirih Cesta.
Wanita itu memberikan selimut yang tadi dia gunakan pada Jacob dan bergegas turun kebawah pelan agar tidak mengganggu tidur Jacob. Cesta tersentak untuk kedua kalinya kala mendapati pemandangan ruang tamu Jacob.
"Cesta..." Panggil pria bertahi lalat dibawah mata itu.
Cesta mengumpat dalam hati,mulai sekarang dia akan menangis didalam kamarnya saja atau menghubungi Neon agar tidak merepotkan oranglain apalagi jika sampai membuat issue.
"Kalian disini ??" Balas Cesta kikuk.
Ucapan bodoh Cesta. Batinnya berteriak. Yuvin menatap Cesta lalu menatap kearah dimana kamar Jacob berada.
"Lho sama Jacob ada hubungan apa ?? Kalian kencan ??" Ujar Yuvin lancar.
Deg
Cesta merasakan atmosfer diantara mereka semua memanas. Sial,dia harus bilang apa ??
"Enggak,kita nggak ada hubungan apa-apa. Hanya sebatas rekan kerja. Kenapa ??" Balas Jacob yang baru saja turun dan berdiri dibelakang Cesta.
Yuvin mengerut.
"Lalu kalian tidur bersama ??" Balas Yuvin tidak mengerti.
Jacob menyentil dahi sahabatnya itu keras.
"Otak lho nggak usah kemana-mana. Gue sama Cesta cuma tidur dalam kamar yang sama tapi nggak ada apa-apa. Hanya tidur..." Balas Jacob.
Julian mendecak.
"Maksud lho hanya tidur tuh gimana ?? Terus itu pakaian Cesta juga gue kenal banget itu kaos lho. Kok bisa ??" Sergah Julian cepat.
Yuvin memincing menatap kaos berwarna putih longgar yang dikenakan Cesta beserta celana training abu-abu yang juga sama milik Jacob.
"Bukan gue yang gantiin,jangan aneh-aneh. Pembantu gue yang biasa gue sewa untuk membersihkan apartemen gue tiga hari sekali. Kebetulan dia belum pulang pas gue sampai dirumah sama Cesta,nanya aja sama Hans..." Balas Jacob dan menggedikkan dagunya kearah Hans.
Menager dari kedelapan pria itu mengangguk.
"Iya,dia nggak ngapa-ngapain Cesta. Cuma nungguin Cesta sampai dia bangun pagi ini,jangan khawatir udah gue pastiin model kita nggak akan terjebak skandal..." Balas Hans santai.
Yuvin bernafas lega dan menatap Cesta yang entah kenapa wajahnya sedikit memucat. Yuvin meletakkan punggung tangannya diatas dahi Cesta dan memeriksanya dengan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flash (Completed)
FanfictionSiapa yang mengira jika bekerja dengan hal yang berkaitan dengan lampu,kamera dan gaya akan sesulit ini. 'Nggak ada dalam file ini bahwa kamu akan melepaskan pakaian kamu,buka kancingnya hanya sampai kancing ketiga' -Cesta Alghazali. 'Gue dapet uang...