Ruangan persegi itu sedang dalam suasana yang serius,dua orang yang sedang berhadapan dan memutar otak mereka untuk sebuah rencana.
"Gue nggak harus melibatkan Jacob dalam hal ini,gue nggak mau dia kenapa-kenapa karena rencana gue. Toh kalau dipikir lagi ngapain ?? Bram sama dia nggak ada masalah apapun Yuv,akan sangat kentara dibuat-buat jika gue pura-pura dating sama dia. Bram nggak akan sebodoh itu...." Jelas Cesta.
Yuvin tampak mengangguk saja.
"Mungkin aja itu bisa membantu lho,kalau menurut lho nggak relevan ya nggak papa. Kita bisa cari cara yang lainnya...." Jelas Yuvin.
Cesta menatap Yuvin.
"Gue ada rencana. Sama seperti yang lho katakan dengan mengembalikan keadaan sama seperti semula, menghajar Bram ke media. Kita harus bisa mencari celah masuk kedalam kuasanya...." Jelas Cesta.
Yuvin mengangkat sebelah alisnya.
"Ini adalah denah apartemen dimana Bram tinggal. Dia ada disini,untuk bisa mengawasi dia kita butuh seseorang yang memiliki akses masuk kesana. Tidak perlu setiap hari hanya sehari dan ini...." Ujar Cesta dan menunjukkan sebuah kotak kecil berwarna hitam.
Yuvin menganga sejenak.
"Gue pikir gue udah siap banget sama rencana gue kemarin,sampai Julian ngambek sama gue tapi ternyata nggak sebanding sama rencana lho yang udah kayak agent FBI nangkep teroris...." Jelas Yuvin dan melihat kotak kecil itu.
"Kita harus bisa meletakkan kotak itu disekitaran meja Bram dan merekam apa saja yang akan dia rencanakan. Kita bisa membuat planning setelah tahu dia akan bagaimana..." Jelas Cesta.
Yuvin mengangguk. Tapi sedetik kemudian dia kembali mengerut.
"Kemana satu lagi kotak ini ?? Bukankah harusnya dua ?? Untuk bisa menghubungkan....." Ucapan Yuvin terhenti kala dia mendengar suara seseorang disana.
'Iya nona ??'
Yuvin menatap Cesta ternganga. Cesta tersenyum miring dan menepuk kepala Yuvin dua kali.
"Kau sudah berhasil menempatkannya ??" Balas Cesta.
'Sudah nona saya permisi...'
Cesta kembali pada kursinya dan menatap Yuvin yang masih terkejut.
"Gue yang akan menghukum Bram, pake cara gue sendiri. Dia harus membayar semua yang sudah dia lakukan sama gue. Gue muak sama semua kesedihan gue Yuv dan gue pikir sudah saatnya gue bangkit dan baik-baik saja. Gue udah memutuskan...." Jelas Cesta.
Yuvin menyusul Cesta yang berdiri di balkon.
"Gue akan berdamai sama semuanya. Jacob benar,gue nggak akan pernah bisa bahagia kalau gue nggak bisa berdamai sama masa lalu gue. Termasuk bokap gue...." Jelas Cesta sesaat ketika dia melihat bagaimana Yuvin akan menanyakan sesuatu padanya.
"Kau akan kembali pada papa mu ??" Balas Yuvin.
Cesta menggeleng.
"Gue hanya akan memaafkannya tapi tidak dengan tinggal bersamanya. Dia nggak masalah untuk itu asalkan dia sudah dimaafkan..." Jelas Cesta dan menoleh pada Yuvin.
Pria bertahi lalat dibawah mata itu tersenyum akhirnya.
"Lalu bagaimana dengan Jacob ?? Kau tidak akan membalasnya ?? Dia membutuhkan jawaban menurutku..." Jelas Yuvin.
Cesta tersenyum miring.
"Lalu bagaimana denganmu ?? Kau tidak membutuhkan jawaban dariku ??" Balas Cesta.
Yuvin terkekeh.
"Gue nggak. Lama. Gue udah mengundurkan diri lama. Bersaing sama sahabat gue sendiri hanya akan membuat persahabatan kita hancur. Toh gue nggak sesuka itu sama lho..." Balas Yuvin enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flash (Completed)
FanficSiapa yang mengira jika bekerja dengan hal yang berkaitan dengan lampu,kamera dan gaya akan sesulit ini. 'Nggak ada dalam file ini bahwa kamu akan melepaskan pakaian kamu,buka kancingnya hanya sampai kancing ketiga' -Cesta Alghazali. 'Gue dapet uang...