Flash 3 : As A Sign Of Gratitude

612 113 8
                                    

Cesta menuruni ranjang Jacob dan memutuskan turun kebawah,dia akan melakukan sesuatu mungkin sebagai ucapan terimakasih. Jika malam itu Jacob tidak datang menolong Cesta mungkin dia akan benar-benar berakhir diranjang pria tua itu dengan tubuh telanjang.

Setelah mencapai tangga terakhir,pemandangan pertama yang menyambut netra Cesta adalah tubuh jangkung Jacob yang tertidur pulas di sofa ruang tamunya. Rasa bersalah Cesta melebih,melihat bagaimana pria itu tertidur begitu tenang hanya berbantalkan pinggiran sofa.

Cesta memutuskan kembali naik dan mengambil satu bantal dan selimutnya. Menuruni tangga dan menyampirkan selimut itu pada tubuh Jacob dan menahan kepala Jacob dan meletakkan bantal kecil itu dipertengahan kursi dan kepala Jacob.

"Setelah ini tolong jangan pernah berusaha deket lagi sama gue..." Balas Cesta.

Memasuki dapur Jacob dan membuka beberapa kabinet. Cesta mendecak, sangat mencerminkan model papan atas yang tidak akan pernah melakukan aktivitas dirumah kecuali tidur.

"Mie instan dan kopi. Wow...." Hina Cesta kesal.

Membuka kulkas dan kembali dibuat ternganga kala didalamnya ada banyak bahan makanan yang sama sekali tidak diolah. Ada sosis yang masanya akan habis 2 hari lagi,sayuran yang beberapa daunnya layu.

"Kenapa belanja jika tidak pernah memasak,dasar boros.." Kesal Cesta.

Mengeluarkan beberapa bahan yang bisa diolah,sosis,sayur yang masih sedikit segar,bumbu dapur,telur dan daging giling beku.

Cesta mengikat rambutnya keatas dan melipat pakaiannya. Memasang apron hitam ditubuhnya dan mulai mengeksekusi bahan makanan milik Jacob yang sudah nyaris mengenaskan.

***

Jacob mengernyit pelan kala mencium aroma sesuatu yang sedikit menggugah selera. Jacob langsung terbangun dan menoleh kekanan dan kekiri,dia merasa sendiri lalu kenapa dia mencium aroma masakan.

"Kau bangun ??"

Jacob menoleh cepat dan menganga sejenak kala mendapati wanita bercepol asal itu disana. Tanpa sadar Jacob menelan ludanya kasar,entah hanya perasaan Jacob saja atau bagimana. Cesta terlihat sangat sexy dan begitu cantik dengan pakaian rumahan kebesaran dan cepolan kasar rambutnya yang menampilkan leher jenjangnya.

"Ngapain lho lihatin gue gitu ?? Terpesona sama gue ??" Seloroh Cesta kasar.

Jacob menggeleng pelan. Dia pasti gila karena memikirkan sesuatu tidak senonoh mengenai Cesta. Astaga. Otaknya kotor sekarang,jika Yuvin tahu pria jangkung itu akan memukul Jacob habis-habisan. Sangat mencerminkan seseorang yang menghargai wanita.

"Gue pikir lho lapar. Nggak mau makan ??" Balas Cesta menyentak lamunan Jacob.

Pria berlesung pipi itu mengkucir rambutnya yang jatuh mengenai dahinya dan menghampiri Cesta dimeja makan.

"Kau bisa memasak ?? Gue pikir cuma handal dalam kamera aja..." Balas Jacob dan duduk didepan Cesta.

Cesta tersenyum miring.

"Gue bukan lho yang hanya handal dalam berpose didepan kamera. Makan aja,gue mau mandi duluan. Oh iya pakaian gue kemarin ??" Ujar Cesta menatap Jacob yang mulai menyantap beberapa makanan buatan Cesta.

"Gue laundry,pakai aja pakaian gue.." Balas Jacob santai.

Cesta mendecak.

"Terus pakaian dalam gue gimana tolol ?? Masa iya nggak pake..." Balas Cesta cepat.

Jacob reflek melihat kearah dada Cesta yang langsung ditampar Cesta pelan.

"Maksud lho apa ??" Balas Cesta tidak terima kala Jacob melihat kearah dadanya.

Flash (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang