𝟭𝟬

10.4K 1.3K 243
                                    

Plat mobil yang menculik Jisung telah berhasil dilacak. Lokasi nya berada disebuah kota mati yang sudah ditinggalkan bertahun tahun lalu.

Mereka semua bergegas menuju lokasi Jisung. Chenle awalnya dilarang ikut karena ia masih harus beristirahat. Tetapi Chenle memaksa untuk ikut, ia ingin meminta maaf secara langsung pada Jisung.

"AYAH CEPETAN YAH, NANA SAKIT PERUT!" teriak Jaemin disamping telinga Siwon. Siwon yang kesal pada sang anak langsung mencengkram wajahnya dengan tangan.

"Diem Na, telinga ayah pecah nanti" Siwon mengabaikan racauan sang anak. Sedangkan Jaemin sudah tidak kuat menahan sakit perutnya.

"AAAAAA NANA NGAK TAHAN!" Jaemin tak sengaja buang angin yang membuat semua orang ingin muntah.

"GILA LO BANG!" teriak Chenle lalu membuka jendela dan mengeluarkan kepalanya sedikit.

Bisa bayangkan kacaunya? Jaemin yang tak sengaja buang angin dan Chenle yang berteriak.

Jaehyun sudah kebal dengan kericuhan ini, ia langsung teringat kedua adiknya. "Duh, kangen Mark sama Jeno" ujar Jaehyun.

***

"Bos, ada polisi yang sedang menuju kesini!" seorang bodyguard berteriak ketika ia masuk ke basement.

"HAH? CEPETAN KABUR, TINGGALIN AJA DIA" Sin menunjuk Jisung lalu bergegas keluar dari rumah kosong yang ia gunakan.

Mereka meninggalkan Jisung yang kelaparan, dehidrasi, dan hanya mengenakan celana. Kesadaran Jisung sudah tidak ada lagi, pandangannya kosong.

"Chenle..." Jisung kembali menggumamkan nama sang pujaan hati. Kepalanya pusing, pandangannya berkunang kunang, ia tak kuat menahan sakit lagi.

Jisung kembali memuntahkan darah, sekujur tubuhnya terbanjiri oleh darahnya sendiri. Tubuhnya mati rasa, bahkan ia tak bisa menggerakkan jari tangan.

Suara mobil meninggalkan pekarangan terdengar olehnya. Ia tak lagi mempunyai semangat hidup, setidaknya ia berhasil memenuhi tugas nya.

Jisung mendongakan kepalanya keatas, "Ayah, ibu, sekarang aku sudah boleh bertemu kalian bukan?" tanya Jisung entah pada siapa.

Jisung kecil ditemukan dalam pelukan kedua orang tuanya. Mereka mengalami kecelakaan parah, hanya Jisung yang berhasil selamat.

Meski Jisung tak punya ingatan tentang kedua orang tua kandungnya, ia tahu mereka menyayangi dirinya. Karena mereka mengorbankan nyawa mereka demi sang buah hati.

Ironis bukan? Seorang anak yang selamat karena pengorbanan diri malah akan menemui ajalnya karena memilih mengorbankan diri?

"Jisung harap, kalian tak kecewa pada putra kalian yang tak berguna ini" Jisung mulai susah bernafas.

Jisung menangis, ia tak mau meninggal sendirian. Ia tak mau meninggal ketika tak ada orang disekitarnya.

Ia ingin menemani Hana tidur untuk yang terakhir kalinya, ia ingin memeluk semua orang yang ia sayangi terakhir kalinya.

Ia ingin merasakan pelukan Chenle untuk yang terakhir, setidaknya sebelum ia kembali ke pangkuan Tuhan.

***

𝙆𝙞𝙙𝙣𝙖𝙥𝙥𝙚𝙙-𝘾𝙝𝙚𝙣𝙟𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang