𝗦𝗽𝗲𝗰𝗶𝗮𝗹 𝗖𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 𝟭

11.4K 1.2K 160
                                    

Jisung sekarang sudah berumur 27 tahun, ia berstatus sebagai suami dari Park Chenle.

Perusahaan Zhong dan Park disatukan atas persetujuan Suho dan Chanyeol. Jisung mengubah nama perusahaan menjadi Zark, entahlah ia mendapat ide dari mana.

Jisung tengah mengurus dokumen dokumen bersama Jaemin yang melamar menjadi sekretarisnya. Siapa yang menyangka bahwa Jaemin mempunyai hubungan dengan Jeno.

"Ini kak, punyaku udah selesai" Jisung menyerahkan dokumennya, Jaemin keluar setelah pamit pada bosnya.

Tok tok tok

"Tok tok, apa daddy ada didalam?" suara anak kecil terdengar dari luar ruangan. Jisung tertawa mendengar perkataan sang anak.

"Daddy didalam, Hana!" teriak Jisung membalas sang anak. Iya, Jisung dan Chenle setuju menamai anak perempuan mereka dengan nama Hana.

Pintu terbuka dan menampilkan Hana yang menggandeng tangan Chenle. Hana langsung berlari menuju Jisung dan memintanya menggendong dirinya.

"Hana, jangan lari lari nak" tegur Chenle pada sang putri yang sudah berada pada gendongan Jisung.

"Iya pa, maafin Hana" sesal Hana. Mereka semua tertawa bersama, anak berusia 5 tahun berhasil membuat hidup Chenle dan Jisung lebih berwarna.

"Hana mau ngapain?" Jisung bertanya pada anaknya sambil menggendong Hana.

"Hana mau dibawa daddy keliling kantor!" ujar Hana dengan semangat pada sang ayah. Jisung terdiam karena teringat perkataan Hana adiknya beberapa tahun lalu.

"Hana mau dibawa kakak keliling panti!"

"Daddy kenapa?" Hana bertanya pada Jisung yang tak bergerak. Jisung segera menoleh pada putrinya.

"E-eh, daddy ngak kenapa napa" Jisung membawa sang anak keliling kantor tanpa peduli bawahannya yang memperhatikan dirinya.

Chenle sadar akan tingkah aneh Jisung, ia pasti teringat Hana. "Hana, kita semua kangen" batin Chenle.

***

"Daddy dongengin Hana sebelum tidur ya?" pinta Hana pada Jisung tengah mengelus surai panjangnya.

"Lagi? Minta papamu aja, dia lebih pintar ngedongeng" tolak Jisung, karena ia tak tahu harus bercerita apa.

Chenle yang sudah selesai mandi mulai mengeringkan rambutnya. Ia kemudian merebahkan tubuhnya disamping Hana.

"Dongeng? Yaudah papa ceritain" Chenle mulai mendudukan dirinya dan mengelus kepala Hana. Sedangkan Jisung ikut menyimak perkataan Chenle.

"Suatu hari lahir seorang pangeran, ia hidup sebatang kara. Datanglah peri yang bersedia menemani sang pangeran. Mereka menghabiskan waktu bersama sama untuk waktu yang lama, hingga akhirnya sang pangeran bertemu dengan pasangannya dan hidup bahagia" Chenle bercerita sambil menahan tangisannya.

"Sang peri menghilang, karena tugasnya selesai. Meninggalkan sang pangeran dan pasangannya yang terluka akan kepergiannya. Beberapa tahun kemudian, peri itu terlahir kembali sebagai anak sang pangeran, tamat deh" Chenle selesai berdongeng.

"Daddy sama papa kenapa menangis?" tanya Hana ketika melihat kedua orangtuanya menangis. Terutama Jisung, ia sudah menyembunyikan wajahnya.

Chenle menghapus air matanya dan sang suami. "Peri itu adalah kamu, Hana" ujar Chenle dengan senyuman.

"Hana jadi peri? Cantik dong?" tanya anak berumur 5 tahun itu. Chenle mengangguk pada pertanyaan Hana.

Beberapa menit kemudian Hana tertidur, sedangkan Jisung masih belum bisa menghentikkan tangisannya. Chenle membujuk Jisung untuk berhenti menangis.

"Hana anak kita benar benar mirip dengan Hana. Suaranya, tampangnya bahkan tingkah lakunya" Jisung meremat piyama Chenle, ia mulai tenang meski masih sesenggukan.

"Justru karena itu kita harus bersyukur. Hana mau kembali lagi ke kehidupan kita sebagai putri kita" Chenle mengecup puncak kepala Jisung.

"Udah ya? Tidur, besok kita piknik bareng Hana" Chenle merebahkan tubuhnya dan mendusal pada dada bidang Jisung. Yang dulu selalu Hana lakukan ketika masih hidup.

Jisung hanya mengangguk dengan mata sembabnya. Ia memeluk Chenle dengan erat.

***

Besoknya mereka telah sampai pada sebuah taman, taman yang sama dengan taman yang ada di mimpi Jisung. Posisinya sama dengan kedua orangtuanya, Jisung memeluk Chenle dan Hana dari belakang.

"Jadi keinget ibu sama ayah" lirih Jisung. Chenle yang mendengarnya mendongakkan kepalanya pada sang dominan.

"Dulu pas aku masih belum sadar, sempet mimpi piknik sama orangtua aku. Posisinya juga sama haha" ujar Jisung. Chenle yang mendengar itu langsung menyenderkan punggungnya pada Jisung.

Hana berlari entah kemana, meninggalkan Chenle dan Jisung. "Hana mau kemana? Jangan lari lari nak, nanti jatuh!" teriak Chenle pada Hana yang berlari menjauh.

"Hana mau menangkap kupu kupu pa!" teriak Hana membalas pertanyaan sang ibu.

Sruk!

Benar kata Chenle, Hana terjatuh dan lututnya berdarah karena lecet. Jisung dan Chenle yang melihat putri mereka terjatuh langsung berlari menghampiri Hana.

"Papa bilang juga apa!" marah Chenle pada Hana. Sedangkan anak kecil itu sudah mulai menangis.

"Sudah sudah, Hana sini daddy bersihin dulu ya darahnya" ujar Jisung menengahi. Setelah selesai mengobati Hana, mereka pulang kerumah dan membuat kue bersama sama.

 Setelah selesai mengobati Hana, mereka pulang kerumah dan membuat kue bersama sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝙆𝙞𝙙𝙣𝙖𝙥𝙥𝙚𝙙-𝘾𝙝𝙚𝙣𝙟𝙞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang