Mature Content ⚠❗
Wilayah 21+ ⚠❗
___________________________
Galenia terjebak hubungan terlarang dengan suami tantenya sendiri!
Jatuh cinta dengan Orlan merupakan suatu hal yang mampu membuat Galenia bahagia dan tersakiti secara bersamaan. Perasaan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Orlan mengerjapkan matanya pelan untuk menyesuaikan pencahayaan yang masuk kedalam manik nya. Senyum Orlan mengembang ketika melihat apa yang ada tepat dihadapan matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia memajukan wajahnya dan mengecup permukaan kulit perut Galenia yang kini masih tertidur pulas. Sepertinya semalam perempuan itu benar-benar lelah akibat ulahnya. Orlan tahu jika Galenia memiliki kemungkinan hamil yang sangat kecil karna rahim nya yang tidak terlalu kuat layaknya perempuan biasa, jadi tak ada yang perlu ia khawatirkan jika selama mereka bergulat ia tak mengenakan pengaman sama sekali.
"Ennghhh" Galenia mengucek kedua matanya lalu perlahan merubah posisi nya menjadi duduk. Ia mengernyit bingung ketika menyadari jika ini bukan kamarnya.
"Morning, baby girl" sapa Orlan dengan senyum menawannya. Barulah Galenia ingat apa yang semalam terjadi, "Morning om" ujarnya serak.
"Om ngga-"
Drrrttt
Ucapan Galenia terputus ketika handphone milik Orlan berbunyi. Pria itu mengisyaratkan nya agar diam sebelum menggeser ikon hijau itu keatas. "Ada apa Farah?"
Deggg
Jantung Galenia berdebum ketika tahu jika yang menelfon itu adalah tantenya- istri Orlan. Ah akhirnya ia mengerti maksud Orlan tadi yang menyuruhnya diam. Takut ketahuan? Heh? Cibir Galenia dalam hati.
"Oh sorry Farah, semalam aku lembur. Aku lupa mengabarimu, aku minta maaf, okay?" ujar Orlan dengan nada yang dibuat sebersalah mungkin sambil sesekali melirik Galenia dari ujung matanya.
Batin Galenia berontak tak terima ketika mendengar kebohongan Orlan, lembur? Cih, maksdmu lembur bercinta denganku, biadab! Maki Galenia dalam hati.
Jujur saja, ia cemburu! Ia tak suka melihat Orlan menyembunyikan hubungannya pada Farah. Jika ia takut istrinya tahu, lalu mengapa ia melakukan hal ini dengannya?!
Setelah panggilan terputus, Orlan kembali meletakkan handphone nya kesembarang arah, lalu saat kembali menatap Galenia, pria itu terkejut dan langsung beringsut mendekat ketika melihat bola mata indah favorit nya kini sudah berlinang airmata.
"Pergi!" bentak Galenia keras lalu mendorong dada Orlan hingga pria itu terdorong mundur.
"Gale? Ada apa denganmu sayang? Kau kenapa?" tanya Orlan khawatir.
Lihat? Bahkan si bajingan ini masih bertanya mengapa ia menangis?! Apakah dia tidak punya otak?
"Pergilah om, temui tante Farah. Tinggalkan saja aku disini" ujar Galenia tanpa mau menatap kearah Orlan.
"Apa maksudmu Gale? Kau meminta ku meninggalkan mu?" geram Orlan berusaha menahan amarahnya.
"Iya! Lebih baik om langsung temui saja istri om. Aku tak ingin nantinya kalian berkelahi karena aku" Galenia mengusap kasar air mata nya yang baru saja terjatuh setelah mengucap kan kalimat itu.
"Gale, sampai kapanpun aku tak akan pernah meninggalkan mu. Perlu kau ketahui, honey. Tak ada seorang pun yang lebih penting untukku selain dirimu" Orlan perlahan mendekat dan menangkup Galenia dalam pelukannya.
Tangis Galenia langsung pecah ketika merasakan lengan hangat Orlan membungkus dirinya erat. Ia mencengkram erat punggung Orlan, "A-aku mencintai mu Om. Jauh sebelum tante Farah mengenal mu- hiks ta-tapi mengapa kau harus bersama dengan tante Farah?" isak Galenia mengeluarkan unek-unek nya yang selama ini ia tahan seorang diri.
Orlan tersentak mendengar pengakuan Galenia, ia melepas rengkuhannya lalu menatap bola mata Galenia yang kini masih berair dan tampak redup. "A-apa? Kau mencintai ku sejak lama, Gale?" tanya nya tak percaya.
Galenia mengangguk kaku, "Maaf, aku tahu ini salah. Aku tahu seharusnya aku tak men—"
Orlan langsung membungkam bibir Galenia sebelum perempuan itu menyelesaikan ucapan nya. Hatinya kini membucah bahagia ketika tahu Galenia mencintai nya jauh dari perkiraan nya. "Tunggu aku, Gale" bisiknya amat kecil.
***
"Oh gosh! Kemana aja lo semalaman Gale?! Lo tahu seberapa cemas nya gue?" suara menggelegar itu langsung memasuki gendang telinga Galenia ketika ia baru saja memasuki apartemen nya.
Galenia menatap Fera dengan rasa bersalah, bagaimana ia bisa lupa jika semalam ia pergi bersama temannya itu, tck. "Maaf Fer, semalam gue kena masalah. Emm tapi lo gak usah khawatir, masalahnya udah selesai kok" ujar Galenia cepat.
"Lo— what the– Leher lo kenapa merah-merah gitu Gale?" kaget Fera.
Galenia memejamkan matanya erat— merutuki kebodohannya. Bagaimana ia bisa lupa untuk menutupi karya yang dibuat oleh Orlan semalam?! Tanpa memperdulikan Fera, Galenia langsung berlari cepat menuju kamarnya.
"Eiitts, bro mau kabur kemana lo? Lo habis ngapain semalem? Ngaku!" Fera yang sudah bisa mencium gelagat mencurigakan Galenia langsung cepat menangkap tangan perempuan itu.
"Gu—gue digigit semu Fer" bohong Galenia, mana mungkin ia akan jujur pada teman nya yang satu ini? Bisa-bisa sebulan penuh Fera mengolokinya karna sudah kehilangan hal yang sebelumnya amat ia jaga.
Pasalnya perempuan itu selalu saja menyuruh Galenia untuk melepas gelar virgin yang meletak padanya, dan ia selalu angkuh menjawab dengan "My virgin just for my husband!"
"Lo gausah bohongin gue, mana mungkin digigit semut sebanyak itu. Kalo semut gede mah gue percaya" ejek Fera. "Sekarang jujur, lo abis ngapain semalem?" selidik nya lagi.
"Ih dibilangin digigit semut juga, tau ah lo mah. Minggir sana!" teriak Galenia panik lalu langsung mengambil langkah seribu meninggalkan Fera dibelakangnya.
Kini Fera dapat menduga satu hal yang mungkin saja benar terjadi. Bibirnya tersenyum miring lalu berjalan santai kearah kamar Galenia. Sepertinya hari ini akan menjadi hari terbahagia nya untuk mengejek si newbie itu. Pikirnya.
***
To be continued •~•
Sebenarnya aku kepingin nanyain pendapat si tentang cerita ini. Tapi aku ragu bakalan dapet rspon atau ngga heheh. Secara, pembaca nya masi dikit bingot...