Bagian 6

10.8K 97 0
                                    

Sebelum baca, budayakan vote dulu ya
Jangan sampai ga ninggalin jejak
Ntar kamu di ghosting mulu ngab •~•

.
.
.
.
.
.
.

Galenia berbaring kesal diranjang empuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Galenia berbaring kesal diranjang empuknya. Ia masih memikirkan ucapan Orlan tadi siang, tega-teganya pria itu bersikap egois. Walau ia memang tak akan pernah menjalin hubungan dengan pria manapun selain Orlan, hatinya tetap sakit mendengar Orlan yang bertindak seolah-olah yang boleh mendapatkan kebahagian hanya dirinya saja.

"Aku benci om Orlaaaan!" teriak Galenia kencang didalam kamarnya.

Ting toong

Ting tong

Ting tong

Bunyi bel yang berturu-turut itu membuat emosi Galenia semakin memuncak. "Siapa sih?!" teriak nya. Galenia mengikat rambutnya asal lalu langsung berjalan menuju pintu apartemennya.

"Bisa ng—" ucapan Galenia tergantung ketika melihat seseorang yang berdiri didepan pintunya. Dengan penuh kekesalan Galenia langsung kembali menutup pintunya.

"Baby, jangan ditutup"

Galenia melayangkan tatapan protesnya saat tangan Orlan menahan pintunya dengan kuat. "Minggir om!" geram Galenia.

Orlan bergeming ditempatnya, dengan sekali hentakan pintu Galenia terbuka lebar. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan— Orlan langsung masuk kedalam lalu kembali menutup pintunya.

"Om mau apa lagi hah?!" Galenia menatap Orlan melotot. Ia benar-benar sedang dalam mood yang buruk untuk berhadapan dengan Orlan saat ini.

"Sayang, kamu kenapa? Om ada salah sama kamu? Tolong jangan kaya gini, Gale." lirih Orlan lemas sambil memeluk Galenia. "Tolong jangan bikin aku cemas Gale. Jangan pergi" lanjutnya lagi.

Galenia mengernyit bingung melihat Orlan yang kini tambah kehilangan semangatnya. Ada apa dengan pria ini? Bukannya tadi siang baik-baik saja? Heran Galenia.

Melihat Galenia yang tetap tak bergeming membuat Orlan semakin mengeratkan pelukannya. Orlan membenamkan kepalanya dalam-dalam diceruk leher Galenia— menghirup aroma kesukaannya itu.

"Om Orlan kenapa?" tanya Galenia memecah keheningan setelah lima menit.

Orlan menggelengkan kepalanya dalam ceruk leher Galenia, "Jangan bikin aku khawatir Gale." ulang nya lagi yang sukses membuat Galenia benar-benar heran.

I'm Yours, UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang