Bagian 4

12.3K 103 2
                                    

Galenia memasuki kantornya dengan muka tertekuk seolah baru saja tertimpa masalah berton-ton beratnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Galenia memasuki kantornya dengan muka tertekuk seolah baru saja tertimpa masalah berton-ton beratnya. Disusul dengan Fera yang setengah berlari mengejarnya dari belakang, entah apa yang terjadi pada perempuan itu sehingga wajahnya berseri-seri.

"Gale! Tungguin gue!"

Galenia mempercepat langkah kakinya tak memperdulikan Fera yang sibuk meneriaki namanya. Persetan dengan anak satu itu. Galenia langsung masuk dengan cepat kedalam lift lalu menekan tombol tutup pintu berkali-kali.

"Woi anjrit! Gale! Gilak lo ya, jangan di tu—"

Galenia tersenyum puas ketika pintu lift sudah tertutup. Biarkan saja Fera itu menunggu lift berikutnya atau jika tak ingin telat dia harus menggunakan tangga darurat. Galenia menatap pantulan dirinya dicermin dalam lift.

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ting

"Awali pekerjaan mu dengan senyuman" begitu tulisan yang muncul ketika lift baru saja terbuka.

Dengan sedikit terpaksa Galenia menyunggingkan senyum nya kearah sensor wajah lalu setelah berbunyi clear Galenia langsung bergegas menuju ruangannya.

"Gale, lo udah siapin bahan buat rapat nanti kan?" Cilla— teman kantor nya langsung bertanya dengan was-was takut perempuan itu lupa seperti minggu lalu.

Galenia memutar bola matanya jengah, "Gue gabakalan lupa sampe dua kali, lo kira gue mau di marah-marahin boss lagi?" ujarnya. Cilla terkekeh pelan, "Ya kali aja Gale, gue cuma ngingetin" ujarnya.

"Galenia Coutten!"

Teriakan membahana itu refleks membuat Galenia dan Cilla menutup kedua telinga nya dan menatap horror kearah Fera yang kini terlihat berantakan dengan rambut kusut nya, ditambah beberapa tetes keringat jatuh dari dahi perempuan itu.

"Lo pakai tangga?!" tanya Galenia kaget.

"Lo—hah hah— lo pikir?!" berang Fera dengan nafas tersengal sengal. "Tega banget sih lo Gale!" lanjutnya lagi.

Galenia terdiam— bingung harus menjawab apa. Lalu ia mengangkat kedua bahunya acuh "Salah sendiri ngapain bikin gue kesel" ujarnya cuek.

"Kalian kenapa sih, heran. Fer tadi lo udah absen ? Muka kusut gitu emang di acc sama sensor?" Cilla menatap Fera dengan penuh tanya.

I'm Yours, UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang