Bagian 5

11.1K 111 0
                                    

Sebelum lanjut baca, vote dulu yuk. Satu vote dari kakak-kakak sekalian mendukung banget buat aku heheh;)

.
.
.

Didalam mobil kini Galenia duduk dengan wajah masamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Didalam mobil kini Galenia duduk dengan wajah masamnya. Ia sungguh kesal pada Orlan yang seenaknya saja membawanya pergi, ia tak menyangka jika pengaruh Orlan bahkan bisa ikut campur dalam urusan pekerjaannya.

Drrrt

Orlan melirik Galenia sekilas sebelum mengangkat telfonnya. "Ada apa Farah?"

Galenia mendecih kesal saat tau siapa yang menelfon, selalu saja wanita itu. Ah ia jadi merasa berdosa dengan tante nya itu. Galenia memilih memejamkan matanya berusaha tidak menyimak pembicaraan Orlan dengan Farah.

"Memasak? Tumben sekali. Baiklah aku akan makan siang dirumah"

Perkataan Orlan sukses membuat mata Galenia yang awalnya terpejem kembali terbuka, setelah memastikan Orlan sudah memutuskan sambungan telefon ia langsung berbicara dengan lugas.

"Om anter aku ke apartemen" titah nya tanpa mau menatap Orlan.

Orlan meletakkan sebelah tangannya diatas paha mulus Galenia, "Ikut kerumah ya? Kita makan siang sama-sama" pinta Orlan sedikit memelas.

"Nggak. Aku gaminat buat ngeliat kalian mesra-mesraan" sinis Galenia sambil menjauhkan tangan Orlan dari pahanya namun gagal karena pria itu tetap kekeuh meletakkan tangan disana.

"Sayang, sekali ini aja oke? Om janji gabakalan mesra-mesraan kaya yang kamu pikirin." pinta Orlan lagi, kini tangannya sudah berpindah kerambut halus milik Galenia—mengusap pelan.

"Ngga mau om"

"Please?"

Galenia menarik nafas panjang lalu menatap Orlan lekat-lekat. Tak lama kemudian kepalanya mengangguk pasrah, tatapan memelas Orlan benar-benar ampuh jika digunakan padanya. "Jangan ingkar janji ya, kalau emang mau mesra-mesraan kalian ga usah didepan aku." ujarnya pelan.

Galenia sadar akan ucapannya barusan. Secara tak langsung ia sudah memberikan lampu hijau pada Orlan untuk bermain dibelakang nya bersama Farah. Namun apa daya, ia masih sadar diri akan siapa dirinya. Miris kan?

"Come here sweety." Orlan mengukung Galenia dalam pelukannya. Sesekali ia layangkan kecupan singkat dipucuk kepala perempuan itu. "Aku janji jika saatnya tiba, aku akan mengikat mu dalam ikatan yang suci" ujar Orlan.

Galenia hanya diam memejamkan matanya menikmati perlakuan lembut Orlan, soal perkataan laki-laki itu barusan Galenia tak ingin merespon. Karna ia sendiri belum yakin apakah pria itu serius atau tidak.

***

"Loh Galenia juga kesini?" kaget Farah saat membuka pintu malah menemukan suaminya kini tengah berdiri bersama keponakannya. "Kok ga bilang-bilang sih? Tau gini aku kan bisa masak banyak"  sambungnya lagi.

Galenia tersenyum kaku, "Maaf tan Gale ga bilang tadi, gapapa kan?" tanya nya. Galenia harap Farah akan dengan senang hati menyuruhnya pergi, namun sayang ternyata harapannya hanya sekedar harapan belaka. Nyatanya Farah malah memyambutnya dengan senang hati.

Galenia menatap punggung Farah yang berjalan didepannya dengan pandangan yang sulit diartikan, apa Farah masih menyambut nya dengan senang hati jika tau suaminya kini tengah memiliki affair dengan ponakannya ini?

"Duduk dulu ya Gale, tante siapin minum nya dulu. Kamu mau susu putih kan? Kaya biasa?"

Galenia mengangguk mengiyakan pertanyaan Farah lalu ia duduk dibangku pojok meja makan— bermaksud untuk memberi jarak antara dirinya dan Orlan. 

Namun semenit kemudian Galenia menatap Orlan tak suka, "Ngapain om disini? Sana gih dibangku deket tante Farah. Inget, istrinya om itu tante Farah. Bukan aku" kesal Galenia mengusir Orlan.

"Aku mau deket kamu Gale. Farah gabakalan larang kalau aku duduk disini, kamu gausah mikir terlalu jauh" ujar Orlan santai tak menghiraukan tatapan protes dari Galenia.

"Tap—"

Cupp

"Jangan ngomel terus, sayang"

Bersamaan dengan itu Farah baru saja kembali dari dapur sambil membawa gelas yang berisi susu putih kesukaan Galenia. Tak ada yang tahu selain dirinya jika kini jantung Galenia tengah berdentum kencang akibat ulah seseorang yang tak tahu diri.

Galenia menatap Orlan kesal, ia mencubit keras lengan pria itu dari bawah meja. Namun dasar Orlan yang berkulit badak, bukannya merasa sakit pria itu malah mengerlingkan matanya kearah Galenia saat Farah sibuk menyiapkan piringnya.

"Sayang, kamu mau pakai brokoli?" tanya Farah menatap Orlan. Galenia yang mendengar nya hanya mendengus kecil, tahan Gale, tahan. Ujarnya dalam hati.

Galenia hanya diam selama menyantap makananya, ia benar-benar tak menghiraukan pasutri yang berada di dekat nya ini berbincang mengenai rumah tangga mereka. Entah itu Farah yang menanyakan tentang pekerjaan Orlan, atau Orlan yang menanyakan aktifitas perempuan itu hari ini.

Harmonis sekali. Pikir Galenia.

"Oh iya Gale, kamu belum punya pasangan ya?" pertanyaan Farah yang mendadak itu sukses mengalihkan perhatian Galenia.

"Belum tan" jawab Galenia sekedarnya. Dapat ia lihat kini wajah Farah berbinar ketika mendengat jawabannya. "Bagusdeh, tante punya kenalan yang anaknya masih lajang, orangnya ganteng loh Gale, kamu mau tante kenalin sama dia nggak?"

Uhukkk

Melihat suaminya yang mendadak tersedak membuat Farah dengan sigap menyodorkan segelas air putih pada suaminya itu. "Sayang, kamu makannya pelan-pelan dong. Gimana sih" omel Farah.

Orlan dengan cepat menegak habis air putih nya lalu berbalik menatap Farah, "Sayang, kamu gaboleh gitu sama Galenia. Dia udah besar, pasti bisa nentuin pilihannya sendiri" dan itu udah pasti denganku. Sambung Orlan dalam hati. 

Entah kenapa perkataan Orlan barusan membuat Galenia menjadi salah paham, ia menganggap bahwa Orlan melarangnya untuk berhubungan dengan siapa-siapa sementara pria itu sendiri boleh menikmati service-service dari Farah. Ini tidak adil! Kesal Galenia.

Pprangg!

Galenia membanting sendok makannya kencang hingga membuat perhatian kedua pasutri itu beralih padanya, terlebih Farah yang kini menampilkan raut bersalahnya pada Galenia.

"Maaf tan, om. Aku pulang duluan, makasih makanannya. Permisi" Galenia bangkit dari duduknya lalu berjalan cepat keluar dari pekarangan rumah Orlan dan Farah.

***

Buat yang belom vote, vote dulu yuk.

To be continued^^

Ditulis
11/2/21
Coconutzeey©

I'm Yours, UncleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang