Lanjutan part 1 sebelumnya, request dari Tonekoko~
.
.
.
Sudah hampir dua minggu Banjou pura-pura menjadi pacar Sento, dan entah kenapa lama-kelamaan Sento merasa nyaman ada didekatnya, walaupun mereka lebih sering ribut. Dia berpikir jika Banjou tidak seperti para mantan pacarnya dulu yang sering melarangnya ini itu, apa mungkin itu karena mereka berdua cuma pura-pura pacaran?
Sento berharap Banjou sudah move on dari mantan pacarnya, Kasumi. Tapi rasanya itu tidak mungkin, karena setiap Sento melihat Banjou sendirian pasti ia selalu termenung, mungkin memikirkan Kasumi. Seperti saat ini, dia termenung dikelas.
"Oy, Banjou!" Sento menepuk pundak Banjou pelan, Banjou sendiri kaget lalu dengan cepat menoleh kearahnya. "Kenapa kau selalu mengejutkan ku!?" protes Banjou.
"Iseng. Kau sendiri, kenapa sering termenung?"
"Aku... Bodoh." ucap Banjou pelan.
"Bukannya kau memang bodoh?"
"Hei bukan itu!! Maksudnya, aku bodoh karena aku masih memikirkan orang yang bahkan tidak menyukai ku." ujar Banjou sembari memperlihatkan tatapan sedih.
Sento diam sejenak, berpikir apa yang harus ia katakan. "Kenapa masih kau pikirkan? Lagipula kau sudah punya pacar baru." ucapnya.
"Ha? Siapa?" tanya Banjou bingung.
"Astaga, aku tidak dianggap." Sento hanya pura-pura kaget.
"Kita kan cuma pura-pura." jawab Banjou. Sento memalingkan wajah, 'Sudah kuduga' batinnya.
"Hey, ayo ke kantin. Mereka sudah menunggu dari tadi." Sento berjalan keluar kelas duluan, lalu disusul dengan Banjou.
-skip-
Sepulang sekolah, Sento bertemu dengan Kasumi. Yah, untung saja Banjou sudah pulang duluan. "Ada apa, Kasumi?" tanya Sento.
"Bisa kita bicara di kafe dekat sekolah? Aku traktir kau." ujar Kasumi, Sento mengangguk lalu mengikutinya dari belakang.
Sesampainya disana, mereka memilih meja yang lumayan jauh dari pembeli lainnya. Kasumi pergi ke depan untuk memesan, sementara Sento duduk menunggu. Ia melirik tas Kasumi yang setengah terbuka karena mengambil hp nya tadi, samar-samar ia melihat kertas seperti... Tiket pesawat?
"Oke, aku sudah pesankan. Tinggal kita tunggu." Kasumi datang tiba-tiba.
"Apa yang ingin kau bicarakan? Sepertinya penting sekali." tanya Sento.
"Soal Banjou, sebenarnya aku masih mencintai dia." ucap Kasumi, Sento merasa sedikit sesak didada nya.
"Tapi aku terpaksa putus hubungan dengannya, karena aku harus pindah sekolah dan juga ayahku tidak terlalu menyukai Banjou." ujar Kasumi terlihat sedih.
"Ng.. Jadi?" Sento bingung mau merespon bagaimana.
"Jadi, aku minta tolong padamu. Bilang pada Banjou jika aku masih mencintai nya, tapi aku terpaksa berpisah dengannya." ujar Kasumi.
"Bagaimana bisa!? Banjou pasti akan berusaha kembali padamu jika seperti itu, dia akan berusaha keras." jawab Sento, Kasumi sedikit terkejut melihat reaksinya.
"Tidak, aku akan berangkat besok. Jadi kami tidak akan bertemu lagi, aku akan berusaha untuk tidak menghubungi nya. Tolong katakan itu padanya, Sento." ujar Kasumi memohon.
"Ehm... Baiklah." jawab Sento ragu, tapi Kasumi terlihat lega.
-skip-
Keesokan harinya, Sento mengajak Banjou ke lab sekolah. Rencananya dia mau mengajari Banjou tentang pelajaran fisika. Tentu saja Banjou mau, karena dengan begitu dia tidak perlu les.
Setelah beberapa jam...
"Kenapa ini susah sekali!?" Banjou mengacak-acak rambutnya.
"Aku kan sudah jelaskan padamu, caranya seperti ini!" jawab Sento ngegas:v
"Hei! Kau tau kan, aku bodoh!?"
"Maka dari itu, aku ingin mengubahmu menjadi pintar!"
Akhirnya rencana belajar itu berujung perdebatan. Selesai semua itu, mereka berniat langsung pulang. Mereka berjalan di koridor sekolah bersama.
Sento merasa Banjou tidak seperti biasanya yang suka melamun dan memperlihatkan ekspresi sedih, mungkin dia sudah move on dari Kasumi? Sento jadi ragu untuk menyampaikan pernyataan yang diminta Kasumi.
"Banjou." panggil Sento pelan, Banjou menoleh menunggu Sento bicara.
"Ah, itu..." Sento menggaruk tengkuk nya, ia bingung harus bilang apa.
"Apa? Cepatlah!" ujar Banjou.
"Hah~ Soal Kasumi..." Sento diam sejenak, raut wajah Banjou berubah menjadi tanpa ekspresi. "Ada apa?" tanya Banjou datar.
"Dia..." Sento diam, menelan ludah nya. "Kurasa dia memang tidak menyukai mu... Jadi, kupikir kau harus cari pengganti... Agar kau tidak terlalu terbebani dengan hal itu." kata-kata nya berubah, dia tidak memberi tau Banjou kebenaran nya.
'Maafkan aku Kasumi, maaf!' batin Sento.
"Ya, aku tau." jawab Banjou, ia berhenti. Mereka saat ini sudah ada didepan gerbang. "Dan kurasa aku sudah menemukan pengganti nya... Mungkin kau bisa." ucap Banjou, ia berjalan pergi meninggalkan Sento yang diam mematung.
"Eh? Aku?" Sento baru sadar setelah Banjou sudah berjalan jauh.
Saat ini Sento merasa senang dan bahagia karena akhirnya dia tau bahwa Banjou ternyata juga menyukai nya. Tapi selain itu, ia juga merasakan rasa bersalah karena dia berbohong kepada Banjou soal Kasumi, dan dia juga tidak menyampaikan pernyataan yang Kasumi minta. Yah, pada akhirnya Sento lebih memilih ego nya sendiri.
.
.
.
#Hello_Readers
Halo apa kabar? Sehat?
Maaf lama banget lanjutan nya, dan juga kalau pendek
Untuk request yg lain ditunggu ya, sabar aja. Susah mikir ide aku tuh, mana gampang ngeblank :')Yaudah gitu aja, dadah~
KAMU SEDANG MEMBACA
Tokusatsu Fanfiction (Boys Love) [Close Request!]
Short StoryHanya sekedar fanfiction tokusatsu (oneshot/twoshots) yang saya buat untuk kesenangan diri saya sendiri dan reader yang minat. Yang minat silahkan dibaca, yang tidak ya jangan dibaca,, karena saya tidak memaksa//hiyahiya:v Mau request couple/story...