Terimakasih sudah bersedia menunggu lama ... Updatenya singkat, mohon maklum. Mendekati tamat ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Turunlah kita sudah sampai," gunaman lembut Park Haejin mengusik Lalisa.
Wanita itu entah sejak kapan bersender sembari memejamkan mata dengan cukup lelap, dibalik punggung tegap pria Park itu dalam perjalanan kembali dari tempat dimana keduanya menghabiskan waktu sepanjang siang tadi.
Kedua mata bulat wanita berponi itu terbuka perlahan sebelum menuruni sepeda setenang mungkin. Kakinya memijak tanah dengan anggun sembari meredakan hawa kantuk yang menyelimuti dirinya.
Momen yang terlihat sangat indah bagi Park Haejin dari lirikan matanya.
Lengkungan pada bibir Park Haejin tertarik sejenak sebelum menuruni sepeda yang dikendarainya, dan memarkirkan sepeda tersebut dengan asal didepan pintu vila yang ditempati oleh mereka.
Sementara Lalisa terus menatap lekat aktifitas pria itu dengan mata sayunya, hingga pria itu kembali berdiri dihadapannya.
Ekspresi pria itu sangat datar, namun kelembutan terlihat jelas pada kedua matanya. Dan sukar bagi Lalisa untuk mengabaikannya.
Tangan kekar Park Haejin terulur menyentuh juntaian rambut Lalisa yang jatuh disisi wajahnya, dengan tatapan yang sangat lekat pada wajah boneka wanita yang sejak setahun sebelumnya secara resmi menyandang marganya.
"Aku telah memesan makanan pada layanan penginapan, karna sudah cukup sore untuk menunggumu menyiapkan makan malam," gunaman tenang dari suara, yang tanpa sadar telah menjadi kebutuhan dalam kehidupan Lalisa Manoban entah sejak kapan.
Menyadari apa yang dikatakan pria itu, fokus Lalisa lantas terkumpul dan berpusat padanya.