Saat aku update berarti aku sudah ada waktu. Dan bukan hanya waktu, tapi juga mood dan ide. Jadi mohon dimaklumi. Ini gue sudah update 3 part yah 3 hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedua mata Park Haejin terbuka, mendapati dirinya telah terbaring dengan nyaman di atas ranjangnya yang hangat dengan selimut yang menutup hingga ke dada. Seingatnya dia masih membaca buku hingga entah jam berapa sambil bersender dikepala ranjang, sembari menunggu kepulangan Lalisa. Dipalingkannya wajahnya ke samping, dan perasaan lega memenuhi dadanya mendapati sosok ramping yang tertidur disisi lain ranjangnya dengan piyama putih gading berbahan sutra.
Meski sejujurnya ada sedikit kecewa, karna belakangan Park Haejin benar-benar semakin merasa jika Lisa mengabaikannya. Okay pernikahan mereka bukan dimulai dengan sebuah keromantisan, tapi meski begitu Park Haejin tahu tepatnya kapan Lisa bersikap tidak perduli dan kapan wanita muda itu memprioritaskannya meski selalu dikamuflase dengan segala umpatan dan sikap kasarnya.
Pria matang itu bergerak menggeser posisinya berbaring, dan mengulurkan tangannya merengkuh tubuh ramping wanita 23 tahun itu ke dalam pelukannya yang hangat. Hidung mencungnya membenam masuk dalam surai legam wanita muda itu, menyesap aroma shampo yang selalu sama sejak hari pertama mereka memaduh kasih dalam kecelakaan yang kini disebutnya sebagai kecelakaan paling indah yang mengantarkan mereka ke dalam pernikahan ini.
Semua hal tentang Lalisa kini benar-benar memenuhi seluruh aspek hidupnya dan bahkan mungkin telah menjadi pusat kehidupannya entah sejak kapan. Matanya memejam, dan perlahan menjemput tidur lelapnya yang indah. Lalisa memang seperti obat penenang untuknya.