O7 :: ° The Contrite ࿐

3K 728 275
                                    

"KAK JIHOON ... HIKSSSSS ... NGGAK!! LO GAK BOLEH MATI ... J-JANGAN MATI ... HIKSSS ... BANGUN KAK!!" tangis Haruto seraya menepuk-nepuk pipi Jihoon berulangkali, siapatahu datang keajaiban.

Hatinya sakit, pemuda Jepang itu benar-benar menyesal telah menuduh Jihoon sembarangan. Dia tak mendengarkan penjelasan Jihoon terlebih dahulu, kini Haruto hanya bisa berandai-andai. Tak tega melihat Jihoon mati dengan kondisi mengenaskan.

Bahkan sebelum ia sempat meminta maaf.

Haruto tak kuasa menahan tangis. Air mata membanjiri kedua pipinya. Haruto bersimpuh, mencoba memeluk tubuh Jihoon yang telah 'hancur'. Organnya berceceran dimana-mana, Haruto melihat sendiri cara Junghwan mencongkel lalu menelan bola mata Jihoon. Masih terlalu di bawah umur untuk menyaksikannya.

Dia ... hanya tak sanggup.

Baru kali ini ia merasakan penyesalan yang amat sangat. Kenapa dia tidak menyelamatkan Jihoon sebelum Junghwan menyerangnya? Kenapa dia malah kabur?

Ah, pengecut!

Haruto kembali menangis ...

Di sisi lain, Haruto merasa lega. Setidaknya ia sudah membantu Jihoon melampiaskan kemarahannya pada Junghwan---membuat anak itu tak sadarkan diri. Kepala Junghwan bocor akibat hantaman keras dari guci yang ia lempar, tapi Haruto belum puas. Dia mau Junghwan meninggal sekarang juga, dan dengan cara yang kejam pula!

Haruto menyeka air matanya kasar. Membiarkan telapak tangan yang berlumur darah mengotori wajah tampannya. Sudah cukup bersikap dramatis!

Pembalasan dendam sudah dimulai ...

Pandangannya berkeliaran ke sekitar. Haruto menilik pisau daging yang terbengkalai di sebelah mayat Jihoon. Dia berdiri, berjalan sempoyongan menuju Junghwan yang terbaring satu meter dari tempatnya. Berjongkok lalu mengambil ancang-ancang untuk menikam perut anak kurang ajar itu.

CRAK!

Yap, Haruto terlanjur emosi. Tidak peduli bajunya berlumuran darah yang lengket nan bau. Dia harus segera mandi habis ini---agar tidak dicurigai.

Namun, emosinya semakin meningkat saat seseorang tiba-tiba masuk menghentikan aksinya. Itu Junkyu.

Junkyu terkejut setengah mati dengan mulut yang terbuka lebar. Ruangan yang sebelumnya rapi, bersih, kinclong, kini terlihat seperti kamar pembantaian. Dia langsung mual.

"Haruto ... gue gak nyangka ..." Junkyu menggeleng perlahan sambil memundurkan langkahnya. "TOLONGIN GUE!! ADA PEMBUNUH DISINI!!!" teriaknya histeris.

Oh yeah! Junkyu lupa kalau ia telah mengunci teman-temannya dari luar---kamar Hyunsuk. Sekarang Junkyu tidak tahu harus berbuat apa lagi, aduh bagaimana ini?!

Bergerak saja rasanya kaku, apalagi berlari ...

Haruto menghampiri Junkyu takut-takut. Dengan tangan yang bergetar, pisaunya ditodongkan ke depan sembari menggertak menyuruh Junkyu pergi sebelum ia kehilangan kesabaran.

Namun, Junkyu tetap tak mau berpindah tempat. Sadar kalau Haruto takut padanya, ia malah tersenyum lebar dan berkata, "mendingan lo kerjasama bareng gue, ya? Masih banyak yang hidup nih ..."

"K-kerjasama apa?"









































Percakapan tersebut sukses didengar oleh seseorang yang tengah mengintip dari luar jendela. Ia tersenyum. 'Nah bagus, bagus!'

-ˏˋ ❬ ⸙ ❛ ᴛʀᴇᴀꜱᴜʀᴇ ❜ ❭ ˊˎ-

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang