O8 :: ° Insidious ࿐

2.8K 719 345
                                    

"Kalian habis ngapain?" tanya Jaehyuk dengan tatapan mengintimidasi.

Haruto yang baru saja keluar bersama Junkyu dari kamar Junghwan pun langsung menjawab. "Kita habis ngecek ke dalem," ujarnya.

Junkyu memasang ekspresi sedihnya dan pura-pura menangis. "K-kenapa Junghwan jadi kayak gitu ... hiksss ..."

"Jadi gimana? Kak Jihoon berhasil nenangin Junghwan???" Jeongwoo khawatir, tapi dia harap semuanya akan baik-baik saja.

Setengah menit Junkyu dan Haruto hanya diam---tak menjawab.

"Jawab. Kak Junkyu!" Jaehyuk meremas kedua pundak Junkyu lalu mengguncangkannya. "Mereka gak kenapa-napa, 'kan?"

Kemudian ia lepaskan dan beralih memandang Haruto yang menunduk dengan tatapan sendu. "Kenapa muka kalian gak seneng? Gue gak mau ya, dapet kabar du-"

"MINGGIR! MENDING GUE LIAT LANGSUNG!!!" Jeongwoo masuk---menerabas mereka semua yang terus diam tanpa penjelasan. Haruto yang tampak ingin mengatakan sesuatu mangatupkan mulutnya kembali dan lebih memilih turut masuk ke dalam.

OMO!

Alangkah terkejutnya Jaehyuk, Asahi, dan Jeongwoo mendapati pemandangan yang mereka lihat. Beberapa parabot rusak, pecahan beling bertebaran, dan genangan darah yang membuat bau amis menyengat memenuhi indra penciuman mereka.

Dua anak laki-laki dalam kondisi tak bernyawa terkapar di lantai. Yang satu tanpa sepasang bola mata, tangannya hilang satu, tangan satu lagi jari-jarinya putus dan berceceran kemana-mana, juga perutnya yang robek memperlihatkan organ-organ dalam yang sudah tidak lengkap. Dan jangan lupakan bahwa badan dan kaki mayat tersebut terpisah.

Sedangkan mayat lainnya tewas dalam keadaan melotot, mulutnya robek, terdapat pecahan beling berukuran besar yang menancap di pipinya, kepalanya yang sudah tak berbentuk menyemburkan cairan kental berwarna merah yang sangat deras. Yang ini mayatnya Junghwan.

Asahi tak sanggup. Ia menghadap belakang lalu berjongkok sembari memuntahkan sisa-sisa makanan semalam yang sudah naik ke kerongkongannya, sedangkan Jeongwoo berlari keluar sembari menutup mulut dan ujung-ujungnya muntah di depan pintu.

Jaehyuk? Anak itu mencoba memberanikan diri walaupun seluruh anggota badannya telah melemas. Jaehyuk menghindari penglihatannya ke arah mayat teman-temannya itu. Haruto dan Junkyu lah tujuannya saat ini.

"Haruto ... kak Junkyu. Gue serius ya, cepet jawab siapa yang bunuh mereka?!!" Jaehyuk menahan amarah. Benar-benar tidak pernah menyangka teman-temannya akan meninggal secepat ini dengan cara yang tak lazim.

Haruto gemetar. Keringat dingin mulai bercucuran di dahinya. Bagaimana kalau Jaehyuk tahu kalau ia baru saja membunuh Junghwan? Tapi dia punya alasan sendiri, yaitu membalaskan kematian Jihoon.

Jaehyuk terus mendesaknya untuk berbicara. Semakin didesak pemuda Jepang itu seolah-olah menjadi bisu, karena pada dasarnya Haruto membunuh Junghwan atas ketidaksengajaan.

Iya ... nggak sengaja tapi niat.

"Ayo jawab sebelum gue curiga sama kalian!" desaknya lagi.

"Mereka saling bunuh-bunuhan, Jae. Setelah Junghwan nyerang Jihoon, Jihoon nyerang balik sampe akhirnya mereka sama-sama sekarat. Pas gue kesini, mereka udah ..." Nada bicara Junkyu melemah. "Meninggal."

Jaehyuk memicingkan matanya. "Kalo lo baru dateng pas mereka tiada, kenapa lo bisa tau kalo mereka saling bunuh?"

"Haruto bilang. Dia udah ada disini sebelum gue." Junkyu melirik Haruto.

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang