12 :: ° Red Eyes Tiger ࿐

2.2K 560 176
                                    

"Kak Asahi! Tunggu!"

Jeongwoo berlari terpincang-pincang menyusul Asahi yang berada lima meter di depannya, dia meringis menahan sakit yang ia buat sendiri. Pasalnya, Jeongwoo berjalan menyusuri hutan ini tanpa alas kaki mengakibatkan kakinya tertancap kepingan kayu. Soalnya sepatunya hilang, gak tau kenapa bisa hilang tanya aja sama Jeongwoo.

Ya, Asahi dan Jeongwoo terpisah dari Jaehyuk, Yedam, juga Haruto. Dan Asahi yang sudah putus asa hendak memisahkan diri---lebih tepatnya tak mau merepotkan.

Asahi menoleh mendapati Jeongwoo yang berjalan dengan susah payah. Tanpa basa-basi, anak itu segera mengaitkan tangannya pada pundak Jeongwoo.

"Lo kenapa?" tanya Asahi. Khawatir.

"Harimau! Ada harimau!" Ia menunjuk ke arah semak-semak. Lantas pandangan Asahi bergulir ke arah tunjuk Jeongwoo.

"Dimana?" tanya Asahi lagi, masih memfokusan netranya pada objek yang Jeongwoo maksud.

"Di sana!!" Jeongwoo menunjuk-nunjuk lokasi tersebut dengan ekspresi panik. Wajahnya memucat.

Jeongwoo terus merengek menyuruh pergi, tapi Asahi menolak. Asahi menenangkan anak itu dengan meyakinkan bahwa ia bisa melawan harimau tersebut.

Eh, Jangan pernah meragukannya atau kepercayaan dirinya akan hilang!

"Ayo pergi dari sini!!" Jeongwoo menarik-narik baju Asahi memintanya untuk segera berlari. Asahi yang terus diam justru memajukan langkahnya untuk memeriksa keberadaan harimau yang 'katanya' di balik semak-semak itu. Melepaskan Jeongwoo yang hanya ditemani rasa takutnya.

"Jangan!!!" teriak Jeongwoo panik, kini langkah kakinya tergerak untuk mundur---mau tak mau menjauhi Asahi yang terlanjur larut dalam rasa penasarannya. "Maaf kak," ujarnya sebelum memutuskan untuk melarikan diri.

Dengan usaha yang maksimal, meskipun ia pincang, ia tetap mencoba untuk berlari sejauh mungkin. Melupakan temannya yang sedang dalam bahaya itu. Jeongwoo hanya menaruh keyakinan dalam dirinya bahwa Asahi pasti bisa. Mana mungkin dia berani ambil resiko bila tak punya nyali.

Napas Jeongwoo mulai tak beraturan. Beberapa kali ia menengok ke belakang seolah memang sedang dikejar-kejar. Duri-duri yang menembus telapak kakinya terabaikan begitu saja oleh karena rasa takut yang lebih besar.

Jeongwoo berhenti sejenak. Beberapa meter jauh dari pandangannya, ia belum menemukan apa-apa yang menurutnya berbahaya. Lantas anak itu menyandarkan diri ke pohon sembari menetralkan pernapasannya yang tercungap-cungap. Pakaiannya basah kuyup seperti habis mandi keringat.

"Kak Asahi baik-baik aja kan?" gumamnya menepis segala kekhawatiran yang ada. Dia ditugaskan Hyunsuk agar menjaga Asahi, tapi malah dia yang harus dijaga.

Di satu sisi Jeongwoo merasa aman karena---mungkin---jauh dari jangkauan bahaya. Namun di sisi lain dia menyalahkan dirinya sendiri atas keteledoran terhadap tanggung jawabnya. Berharap disana Asahi bisa memakluminya.

PSSSSSSSSTTT ...

Tubuhnya membeku. Belum lihat wujudnya saja dia sudah tahu oknum yang membuat suara seperti itu. Jeongwoo menahan napasnya kala menyadari sesuatu yang menjuntai menyentuh pucuk kepalanya. Dia mendongak dan setelahnya terkejut dengan apa yang ia lihat.

Dia harus lari. Lagi.

Jeongwoo hendak bergerak, namun meminimalisir pergerakan agar tak menimbulkan suara. Perlahan tubuhnya terhindar dari permukaan pohon.

BRUKK!


Bermaksud untuk berlari, Jeongwoo malah tersandung akar pohon besar hingga membuatnya tersungkur di atas permukaan tanah. Dia hanya merutuki dirinya sendiri yang sangat ceroboh tanpa tahu bahwa ular raksasa seketika terbangun ulah kecerobohannya itu.

 ⸙͎۪۫ MY TREASURE ✔︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang