Bab 55

2.7K 455 9
                                    

"aku tidak terlalu suka menunjukkan wajahku." -Ran

*********

Bau amis khas laut langsung memenuhi indra penciumannya saat sampai di tepi dermaga. Angin berhembus diiringi deburan ombak dari kejauhan, meskipun masih berada di tengah musim dingin suhu perairan wilayah barat jauh lebih hangat dibandingkan wilayah lain.

Berbagai jenis kapal menepi dan berlalu setiap harinya. Berbeda dengan dunianya yang sudah lebih modern, kapal-kapal itu masih memakai layar besar dan tenaga angin untuk bergerak. Konstruksi berbahan kayu sepenuhnya karena masih kolot berasumsi hanya kayu bisa mengambang di atas air.

Jika saja orang-orang disini tahu bahwa baja yang berat sekalipun dengan rancangan yang tepat bisa mengapung di air betapa efisien tempat ini nantinya.

Pelabuhan di pinggir kota wilayah barat letaknya cukup strategis. Bertempat di ujung benua membuat akses lebih leluasa dipergunakan. Membawa kapal berisi banyak kargo melintasi lautan jauh lebih efisien ketimbang kereta kuda di daratan.

Serikat dagang Shenling mengambil alih pelabuhan untuk kepentingan mereka sendiri. Kapal yang berisi komoditi perdagangan menjadi bebas pajak dan biaya lainnya. Mereka bahkan bisa menyelundupkan barang ilegal lebih leluasa.

Ran memperhatikan kapal yang baru saja menurunkan jangkar. Kapal kayu yang memiliki desain menyerupai galiung bertiang lima, dek kapal dibuat bertingkat dengan  ujung kapal yang lebih ramping untuk memudahkan bergerak menerjang ombak.

"itu kapal barangnya."

Miller adalah partner yang ditugaskan bersamanya. Laki-laki berusian 30 tahun berjanggut dan berkumis, dia memiliki mata bulat besar dengan alis yang tegas. Dari penampilannya, ia tampak seperti veteran yang sudah lama bekerja di tempat itu.

"ngomong-ngomong apa kau sampai perlu memakai topeng? Ini hanya pekerjaan ringan bukan misi pembunuhan."

"aku tidak terlalu suka menunjukkan wajahku." jawabnya datar.

Topeng putih yang polos dengan lubang di area mata, mirip seperti milik Alcyon. Ran tidak mau mengambil resiko seseorang mengenalinya saat ia tengah menyusup. Rambutnya yang telah berubah hitam digulung tinggi, senada dengan surainya pakaian gelap menutupi seluruh tubuhnya. Pedang Rapier terpasang rapi di pinggangnya.

Kapal barang yang mereka tunggu menepi di bagian paling ujung, dekat dengan karang landai. Miller bersama beberapa orang lainnya pergi untuk melihat lebih dekat, Ran masih bersandar di sebuah bangunan dekat pelabuhan.

Rombongan anak-anak dengan usia beragam menuruni kapal, ada beberapa orang tua membimbing dan mengatur mereka. Saat itu, Ran menyadari apa yang dimaksud dengan barang oleh orang-orang itu.

'anak-anak itu adalah budak yang akan dijual, mereka membuatnya seperti anak panti asuhan yang tengah bepergian memakai kapal transportasi.'

Memakai pakaian sederhana namun masih layak, bersama wanita dan pria yang tampak seperti pengasuh, penampakan yang rapi. Dengan kedok seperti itu, membawa anak-anak kecil tentu tidak akan menimbukan kecurigaan. Jika ia tidak mengetahui situasi sekarang, mungkin gadis itu juga akan tertipu oleh trik mereka.

Ran menajamkan penglihatannya, meskipun dengan penerangan remang. Gerakan yang patuh tanpa gelagat ketakutan dari anak-anak yang masih belia. Kecurigaannya semakin membesar saat melihat salah seorang petugas memarahi bahkan mendorong dengan kencang seorang anak, namun tidak meresponnya dengan normal. Seolah tidak memiliki emosi sama sekali.

Miller menoleh ke arah Ran yang berjalan ke arahnya " kukira kau hanya mau mengamati dari jauh, gadis kecil."

Ran menunjuk ke anak-anak itu "mereka..kenapa mereka bersikap seperti itu?"

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang