Bab 75

974 240 11
                                    

"Tempat seperti ini menunjukkan usaha yang anda lakukan pada ilmu pengetahuan." -Ran.

*****************

Duke Keittenberg tampak resah sejak fajar baru menyingsing. Ia bangun pagi, mempersiapkan diri bahkan sarapan lebih dulu dari kedua putranya yang baru membuka mata. Pria tua itu tampak bolak balik di pintu depan mansion.

Richard yang penasaran akhirnya bertanya pada kakaknya "ada apa dengan ayah?"

Reynard yang tengah memotong steak di piringnya menjawab tenang.

"sang pengembara akan datang hari ini."

Richard menjawab dengan 'oh' kecil.

"biarkan saja. Sudah lama ayah tidak terlihat senang seperti ini."

"saya juga senang jika ayah senang." jawab Richard tersenyum kecil.

Mereka berdua melanjutkan sesi sarapan sebelum akhirnya Reynard melihat sekilas ayahnya, sebelum melenggang pergi meninggalkan meja makan.

'ayah pasti akan lebih terkejut saat mengetahui identitas sebenarnya sang pengembara.'

"Daniel, apa ruangan untuk pengujian sudah dibersihkan?"

Kepala pelayan mengangguk "saya sudah meminta para pelayan merapikan ruangan anda sejak dua hari lalu, tuan."

"bagaimana dengan persiapan makanan?"

"koki sudah menyiapkan bahan makanan  kualitas tinggi dan akan memasak hidangan terbaik sesuai permintaan tuan."

Meskipun sudah mendapat jawaban memuaskan dari Daniel, tapi Robinson tampak belum bisa duduk dengan tenang.

"bagaimana jika pengembara itu tidak puas? bagaimana jika dia tidak cukup tertarik?"

"saya yakin sang pengembara akan mengerti atas perhatian tuan."

Tak berselang lama sebuah kereta kuda bergerak mendekat ke arah mansion. Tidak sulit menebak menerka milik siapa kendaraan itu karena warnanya yang hitam bisa terlihat dari jauh.

Robinson bergegas keluar diikuti kepala pelayannya dari belakang.

Seseorang berpakaian zirah ringan dari kursi kusir lalu membuka pintu, tampak Duke muda Ravenell keluar dari kereta kudanya. Pria muda itu mengulurkan tangan pada seseorang bertopeng putih polos dengan setelan tunik bernuansa pastel dan biru senada dengan celananya. Rambutnya yang berwarna putih kebiruan tertutupi jubah selutut di belakangnya.

"anda pasti sang pengembara."

Robinson mengulurkan tangannya pada sosok bertopeng itu, mengabaikan Allendis yang secara etika harusnya ia sapa terlebih dahulu.

Mata biru dibalik topeng itu menatap uluran tangan Duke Keittenberg, kemudian menerimanya.

"saya tersanjung mendapat undangan dari anda Duke Keittenberg, anda bisa memanggil saya Ran."

"justru saya yang merasa terhormat. Saya sangat terkejut melihat cetak biru rancangan milik nona Ran, benar-benar menarik."

Allendis yang merasa tidak dipedulikan menyela pembicaraan.

"maaf Duke, karena nona Ran orang yang sibuk lebih baik kita langsung pergi melihat."

"oh, tentu. Maaf karena menahanmu, orang tua ini terlalu bersemangat."

Ran melirik sekilas ke arah Allendis, tapi pria beriris merah itu tampak acuh.

Mereka menuju sebuah tempat terpisah dari mansion di belakang pepohonan. Kontras dengan rumah utama, bangunan itu tampak lama dirambati tanaman dan jalan berbatu yang telah berlumut.

Azure I (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang