Part 4

19.2K 2.2K 206
                                    



Mark menikmati makan siangnya dengan Jeno. Mereka pergi bersama setelah menyelesaikan kelas pagi. Setelah kembalinya Mark ke Korea, ikatan Mark-Jeno semakin kuat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan mereka terlihat seperti pasangan.

Karena kadang Mark memperlakukan Jeno dengan begitu manis, begitu juga sebaliknya. Tapi tetap saja keduanya adalah Dominan, Jaehyun akan sangat stres jika salah satu anaknya bukan Dominan.

"Bagaimana harimu kemarin?" tanya Mark

"Menyenangkan, aku pergi ke Hongdae dengan Eomma. Berakhir aku hampir muntah karena terlalu banyak makan" ucap Jeno dengan mulut penuh makanan, "Bagaimana denganmu?"

"Kau tau, aku dapat mobil" ucap Mark bangga

Mendengar itu, Jeno menjatuhkan sendoknya. Mulutnya terbuka, membuat makanan dalam mulutnya hampir jatuh. Namun dengan cepat Mark menutup mulut Jeno.

"Jorok, telat dulu makanannya" kesal Mark

"Daebak, Bagaimana kau bisa dapat mobil hanya dengan sekali jalan. Kau seperti sedang berkencan dengan Sugar Daddy, apapun yang kau inginkan akan terkabul"

"Yak" Mark merasa terzolimi oleh Jeno, dia ingin melempar sendoknya ke wajah Jeno namun dia tahan karena tidak ingin membuat keributan di cafe ini.

"Mobilmu kan sudah banyak Hyung, kenapa beli lagi?"

"Ini namanya bisnis Jeno, investasi masa muda"

Jeno memutar matanya malas, "Jangan sok"

Mark hanya tersenyum tipis, melanjutkan makannya dengan Jeno hingga tiba-tiba seseorang datang dan duduk bersama mereka berdua

"Mark Hyung"

Mark dan Jeno kompak menoleh ke sumber suara, Jeno sedikit terkejut saat tau orang itu adalah Jaemin. Jeno yang tadi makan seperti orang kelaparan kini berubah, dia memakan makanannya secara perlahan dan teratur. Tentu saja biar terlihat menawan di depan Jaemin

"Ada apa Jaemin-ah?" tanya Mark yang masih sibuk makan

Jaemin melirik Jeno yang masih diam, sebenarnya Jaemin tidak tau kenapa dia bisa mendekati Mark. Tadi dia tidak sengaja lewat depan cafe dan melihat Mark. Kakinya seperti terkontrol sendiri. tiba-tiba saja dia duduk bersama dengan Mark dan Jeno.

"Tidak ada, hanya bosan" balas Jaemin cuek

Kini Jaemin sibuk dengan ponselnya, terkadang dia diam-diam memperhatihan Jeno yang terlihat diam.

Jeno merasa tidak nyaman dengan kehadiran Jaemin. Rasanya begitu canggung, berada di antara Mark dan kekasihnya.

Jeno rasanya ingin cepat-cepat pergi, namun dia belum menemukan alasan yang tepat untuk pergi dari kedua orang ini. tidak mungkin dia tiba-tiba pergi begitu saja, Mark akan curiga nanti.

"Kau tidak latihan hari ini. Turnamen bukannya minggu depan?"

Jaemin menghembuskan napas kasar, tanganya merapikan sedikit piring didepan Mark yang terlihat berantakan, dan kegiatan Jaemin tidak lepas dari mata Jeno

"Tidak ada gairah untuk berlatih. Aku lelah" ucap Jaemin cemberut

Mark terlihat biasa saja dengan tingkah menggemaskan Jaemin, berbeda dengan Jeno yang mendadak bulshing. Bahkan jantung Jeno rasanya berdetak 2x lipat saat ini.

"Kau ingin menonton, sore ini aku senggang. Aku bisa menemanimu. Setidaknya kau harus kembali bersemangat" balas Mark

Jaemin langsung tersenyum pada Mark, begitu juga dengan Mark. Namun tidak untuk Jeno, dia merasa sedih. Entah karena harus berpisah dengan Mark atau melihat Jaemin bersama dengan Mark.

Jung Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang