Part 8

17.1K 2K 147
                                    



Hari berlalu begitu cepat, begitu juga dengan minggu. Taeyong sudah mulai terbiasa dengan Jaehyun yang selalu ada di sekitarnya. Bahkan kini Jaehyun memindahkan beberapa barangnya kerumah.

Sejujurnya Taeyong menolak, hanya saja Jaehyun terus memaksa dan tidak memberikan kesempatan padanya untuk menolak atau protes dengan apa yang Jaehyun lakukan.

Walaupun kini mereka sudah tinggal 1 rumah, bahkan Jaehyun juga tidur di kamar Taeyong. namun Taeyong masih enggan untuk bersikap biasa, Taeyong masih sedikit menjaga jarak. Dia akan banyak bicara jika ada Mark-Jeno, setelah berdua dengan Jaehyun dia memilih untuk sedikit bicara.

Seperti saat ini, Taeyong yang sibuk mencari beberapa bahan untuk membuat kue sedikit tidak nyaman saat Jaehyun mengikuti di belakangnya. Beberapa orang melihat ke arah mereka, lebih tepatnya ke arah Jaehyun yang terlihat begitu manis dan menawan. Dan itu benar-benar membuat Taeyong muak.

"Tidak bisakah kau bersikap biasa saja Jae, aku tidak nyaman semua orang menatap ke arah kita" lirih Taeyong

"Apa? Aku hanya dia mengikutimu sayang. aku tidak melakukan apapun"

Taeyong yang kesal memilih mengambil keranjang yang ada di tangan Jaehyun, berbalik dan meninggalkan Jaehyun untuk ke arah kasir. Membayar semua belanjaan dan pulang kerumah.

Jaehyun tersenyum saat melihat bagaimana tingkah menggemaskan Taeyong. seperti remaja yang cemburu.

Tidak seperti Jaehyun yang bersikap agresif, Jeno nyatanya bersikap pengecut. Dia mulai lelah dengan rasa sukanya pada Jaemin. percuma saja dia menyukai Jaemin jika orang itu adalah kekasih kakaknya.

Saat ini Jeno-Mark dan Renjun sedang menikmati kopi di cafe depan kampus mereka. Tadinya hanya Mark dan Jeno, namun Renjun menyusul sekalian untuk makan siang.

"Hyung nanti sore temani aku memindahkan komputer ke rumah ya" ucap Jeno

"Kenapa tidak menyuruh orang, komputermu banyak dan besar. Aku tidak mau jadi pesuruhmu"

Renjun hanya menikmati makanannya, membiarkan kedua kakak-adik sedang mengobrol. Sesekali dia melirik ke arah Mark, dan baru Renjun sadari jika ternyata Mark lebih menawan dari Jeno.

"Sekalian bantu aku memasang ulang hyung. Kau kan tau aku tidak suka jika barangku di sentuh orang lain"

"Ya kalau begitu anggap aku orang lain untukmu"

Jeno hanya menatap Mark kesal, kadang kakaknya itu sama sekali tidak berguna untuk hidupnya. Bukannya membantu meringankan beban tapi yang ada dia hanya menambah beban pikiran dan beban hidupnya.

"Pelan-pelan, tidak akan ada yang mengambil makananmu" ucap Jeno secara tiba-tiba saat melihat Renjun makan seperti orang kelaparan

Dan Renjun hanya bisa menyengir mendengar ucapan Jeno, seperti sudah terbiasa. Mark yang ada didepan mereka juga ikut tersenyum saat melihat Jeno begitu perhatian pada Renjun. Jeno terlihat seperti pasangan yang begitu peduli.

Perhatian Mark dan Jeno pada Renjun teralihkan saat ada seseorang yang mengetuk kaca di samping mereka. Jeno menahan senyum ketika tau jika itu adalah Jaemin.

Dari luar cafe Jaemin memberi kode pada Mark untuk keluar. Jeno tetap tersenyum saat Mark meninggalkannya. Senyum paksa lebih tepatnya.

"Ada apa Jaem?" ucap Mark yang sudah ada di luar cafe.

Jaemin terlihat buruk, matanya sedikit berair. Mark tau jika seperti ini pasti ada yang salah. Dan tanpa pikir panjang Mark menarik Jaemin kedalam pelukannya. mengabaikan beberapa pasang mata dan tidak peduli jika Jeno-Renjun melihatnya.

Jung Family (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang