Hari senin adalah hari ulang tahun Ale. Vio sudah menyiapkan semuanya dengan baik bersama teman-temannya. Tiga minggu belakangan ini Ale tampak sibuk dikantornya dan berkumpul bersama teman-temannya di cafe.
Vio sangat kepo mengapa dirinya selalu tidak diperbolehkan keluar dari rumah, jujur ia bosan jika harus dirumah terus-terusan. Sampai pernah mereka bertengkar di suatu malam.
Flashback on
"Al, aku mau izin keluar sama Milka dan Sinta," ucap Vio.
"Nggak, aku udah bilang kan kalo kamu nggak boleh keluar?" ucap Ale dengan sorot mata tajam. Tak tau kenapa Ale menjadi seperti ini cenderung suka marah-marah sekarang.
"Aku cuma mau kumpul, Le," kata Vio.
"Nggak ya nggak!" sentak Ale membuat Vio sedikit terkejut.
"Kenapa aku selalu nggak dibolehin keluar hm? Aku ke kantor ngantar makanan buat kamu juga nggak boleh kenapa? Kasih aku alasan yang jelas," ucap Vio mencoba bersabar menghadapi suaminya yang menjadi keras kepala.
"Nggak," ucap Ale singkat dan melanjutkan memasang dasinya.
"Kamu kenapa jadi berubah gini sih, Le," ucap Vio pelan dengan kepala menunduk.
Ale tak menjawab melangkahkan kakinya keluar dari kamar tapi tangannya dicekal oleh Vio. "Bilang sama aku, aku ada salah sama kamu?" tanya Vio matanya berkaca-kaca.
Ale memalingkan kepalanya. "Lepas," ucap Ale. Ale menyentak tangan Vio lalu keluar dari kamar.
Hati Vio mencelos. Wanita itu memegangi dadanya yang terasa nyeri. "Berubah."
"Lo dirumah aja, dua hari gue lembur di kantor," ucap Ale.
Flashback off
Setelah semua dirasa sudah selesai Vio mengambil sling bag nya. Tak lama kemudian suara klakson membuat Vio langsung bangkit dari duduknya. Vio melangkahkan kaki keluar dari rumah.
Vio membuka pintu mobil teman-temannya tersenyum kearahnya. "Anak-anak nggak lo aja Vi?" tanya Rangga.
"Kan kita sepakatan nggak aja si kecil. Lagian ini malam-malam biarin mereka tidur," ucap Vio.
"Gladis gue ajak," ucap Milka sambil menunjuk bocah perempuan digendongnya. Gladis Ananta.
"Eh anak lo biar bobo sama Ken Lili aja, kasihan lo kalo kena angin malam," kata Vio. Milka hanya mengangguk. "Bentar gue telfon sari dulu," sambungnya.
"Halo ada apa, Nyah?" tanya Sari.
"Kamu kedepan gerbang sekarang," jawab Vio.
"Siap, Nyah!" Vio mematikan sambungan telfonnya tak lama kemudian Sari keluar dari rumah.
"Ini kamu jaga Gladis," ucap Vio.
"Oke, Nyah," ucap Sari mengambil alih Gladis lalu membawanya masuk kedalam rumah.
"Ayo berangkat," ucap Sinta diangguki mereka.
"Beneran suami lo nginep di kantor?" tanya Dani.
"Iya, udah dua hari dia nggak pulang-pulang," jawab Vio.
"Kue nya nggak ketinggalan, kan?" tanya Fauzan.
"Soal makanan aja lo gercep," ucap Vio sambil menoyor kening pria itu.
Fauzan menyengir. "Ya harus dong, hidup tanpa makanan itu nggak ada artinya," ucapnya sok bijak.
Mereka memutar bola matanya malas. "Serah lu jan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy VS Playgirl 2 [Hiatus]
Jugendliteratur[SEBELUM BACA, LEBIH BAIK BACA YANG PERTAMA DULU, BIAR PAHAM] • H A P P Y R E A D I N G ! • 𝑩𝒂𝒏𝒕𝒖 𝑨𝒍 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒗𝒐𝒕𝒆 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏🦋 Start: 21 Januari 2021.